Clarisa Ravelyn

46 5 0
                                    

LAURA berdiri sambil berkacak pinggang di ambang pintu menatap horor kearah seseorang di depannya. Karena kesal, penyebabnya sangat sepele yaitu Laura sudah keseribu kalinya mungkin dia memanggil nama orang itu tetapi tidak ada satupun sahutan dari seseorang yang kini sedang tidur tengkurap sambil bersenandung riang matanya tak lepas dari ponselnya dan telinganya yang tersumpal earphone putih bermerek.

"Risa!!" Laura sudah berteriak kencang di dekatnya tapi Clarisa masih tak bergeming.

Laura sebal dan menarik sebelah earphone miliknya. "Risa gue panggil, lo?!"

"E-h k-kenapa kak Laura?"

"Cepetan beliin gue rotbak di warung mang Dayat"

"Di rumah Jihan aja ya kak, kejauhan kalo di mang Dayat"

"Gue maunya di sana? Tinggal jalan ke flyover terus prapatan deket. Buru jalan ga usah ngeluh" Setelah itu Laura memberikan uang rupiah berwarna hijau kepada Clarisa.

Clarisa mengangguk.

Clarisa keluar rumah dengan langkah lesu sambil bersenandung yang malah terdengar seperti alunan lagu anak-anak "Dasar nenek lampir~ suka nyuruh-nyuruh~ awas lo nanti~ giginya tinggal dua~"

Sesampainya di fly over kondisi jalanan sangat padat pengendara Clarisa menatap ada hal ganjal bukan karena lalu lintasnya tapi karena seorang laki-laki yang sedang berdiri di atas flyover sana. Clarisa melotot saat melihat laki-laki itu yang sepertinya ingin melompat dari sana. Clarisa tidak mengerti dengan pemikiran remaja sekarang yang dengan mudahnya menyelesaikan masalah dengan cara bunuh diri sungguh pemikiran bodoh menurutnya.

"Weii turun!!! Turun bahaya!!" Clarisa mencoba teriak yang malah membuatnya menjadi pusat perhatian oleh pejalan kaki dan pengendara lainnya.

"Eeh lo turun jangan loncat bahaya!!!"
"Lah mana denger ya dari sini.. wei bahaya jangan bunuh diri!!" Percuma saja Clarisa berteriak suaranya tidak akan terdengar dari atas sana karena keadaan di bawah terlalu bising dengan suara klakson kendaraan.

Clarisa berlari melewati tangga dekat pasar untuk cepat ke atas fly over. Dia berharap masih ada waktu untuk menyelamatkan orang itu, dengan sisa tenaga Clarisa terus berlari nafasnya tersenggal kehabisan oksigen karena berlari terlalu kencang. Akhirnya Clarisa sudah berada tepat di samping laki-laki itu dia berjalan dengan pelan mendekat lalu mencoba meraih tangan kanannya.

"Lo nggak sayang nyawa ya?.. Lo bukan kucing, yang punya nyawa banyak.. Buat apa lo nyia-nyiain nyawa gini cuma karena masalah lo" Clarisa berhasil menarik lengan laki-laki itu. Clarisa masih ngos-ngosan dengan keringat bercucuran di pelipis.

Orang di depannya memandangnya dengan tatapan tajam. Clarisa merengut ngeri kenapa laki-laki itu malah melotot marah kepadanya bukannya balasan terima kasih yang di terimanya. Laki-laki itu tidak mengatakan apapun dan berlalu begitu saja.

"Dasar orang aneh" celetuk Clarissa.

Tanpa sadar Clarisa sudah pergi terlalu jauh dari kedai rotbak. Jika lama sampai ke rumah pasti ia akan terkena omelan 'si nenek lampir' sebutan untuk kakaknya Laura. Clarisa segera lari kembali ke tujuan awalnya.

----o0o----

Keesokkan harinya Clarisa mendengus kesal saat perjalanannya menuju SMA Rajawali di Jakarta, saat itu angkot yang di tumpanginya ngetem terlalu lama padahal angkot sudah terisi penuh yang di dominasi anak sekolah yang ingin berangkat. Jam pukul 06.55 menyatakan bel waktu masuk sekitar lima menit lagi sungguh Clarisa sangat menyesal bangun kesiangan di hari pertamanya sekolah. Mungkinkah ia akan di cap anak yang tidak teladan di sekolah barunya, oh tidak itu terdengar mengerikan di telinganya.

"Pak, buruan kek. Telat nih" gerutu salah satu penumpang yang berseragam sama seperti Clarisa.

"Sebentar lagi neng di tunggu dua orang lagi ya baru jalan" pak sopir berseru.

"Yaallah pak saya sudah telat ngajar nih kalo nggak jalan-jalan, ah tahu gitu saya mending pesan ojek online saja" Protes ibu-ibu yang menenteng tas dan map, yang kelihatan dari seragam cokelat susu yang di kenakannya ia adalah seorang guru pegawai negeri.

"Iya pak lima menit lagi gerbang sekolah saya di tutup. jalan kek pak!" celetuk Clarisa.

"Eh i-iya nih saya berangkat" akhirnya dengan terpaksa pak sopir menancap gasnya.

****

A/n :
Hey guys yuhu im back ini cerita masih anget banget wkwk. Kalo udah baca kasih tahu ya kalo ada typo
Btw, sesudah baca budayakan
VOTEMENT YA
Kasih saran atau begitu begini apalah terserah kalian, pokoknya jangan lupa okey😉

Salam hangat,
dari Clarisa😚

Magic On A LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang