Prolog

2 0 0
                                    


Orang-orang berpikir aku adalah seorang wanita yang berpikir secara dewasa, rendah hati, taat agama, selalu berpikir positif, ceria, percaya diri, dan dapat diandalkan. Yah itulah yang mereka lihat, tapi mereka tidak tau apa yang aku rasakan. Sebenarnya aku bukanlah orang yang bertolak belakang dengan semua itu, mungkin bisa dibilang itu hanyalah sebagian diriku, sebagian diriku yang ingin mereka lihat. Sosok yang sempurna yang mereka lihat, membuatku mengurung sebagian diriku yang lain, termasuk jati diriku. Selama bertahun-tahun aku menjadi seperti yang mereka inginkan, tapi ternyata aku mulai lelah dan jati diriku terus memberontak menginginkan kebebasan.

Ketika aku mulai menunjukkan siapa diriku yang sebenarnya, orang-orang mulai menganggap aku rendah dan pelan-pelan mereka menjauhiku dengan alasan "kamu sudah berubah, kamu bukan kamu yang kami kenal". Aku sedih dan kecewa dengan mereka, tapi apa yang dapat aku lakukan? Aku sudah lelah menjadi orang lain, aku tidak mau kembali lagi. Akhirnya yang dapat aku lakukan hanyalah berjalan tak tentu arah mencari orang yang mau menerima jati diriku. Sampai aku menemukannya.

Perlu kalian ingat, ini adalah awal ceritaku, apakah kalian berpikir aku menemukan pangeran seperti yang ada pada dongeng sebelum tidur? Ini realita teman, hidup tak seindah dan semulus itu. Yah, pertamanya aku juga berpikir demikian. Aku berpikir "akhirnya, aku menemukan pangeran berkuda putihku. Aku akan membuat ending yang bahagia". Tanpa pikir panjang aku menyerahkan hartaku yang paling berharga yang selalu aku simpan dengan baik kepadanya. Tak bisa kupungkiri, aku sangat bahagia saat itu dan merasa inilah kebebasan yang aku inginkan. Namun, kebahagiaan ini tidak berlangsung lama. Pangeranku pergi meninggalkan aku dengan bekas luka yang tidak akan pernah hilang. Hatiku hancur dibuatnya. Aku mulai menyalahkan jati diri dan kembali mengurungnya bersama cinta, harapan, dan kepercayaan. Aku mulai kembali hidup dalam kepalsuan, menjadi sosok yang sempurna, dan terus memainkan peran yang mereka inginkan. Sedangkan jati diriku hanya bisa menatap nanar burung yang terbang bebas di angkasa. Harapan mulai membayangkan menjadi burung itu. Sedangkan kepercayaan hanya bisa menanti cinta terbangun dari tidur panjangnya sambil berusaha mengembalikan hati yang hancur ke bentuk semula.

Kalian pikir hidupku sangat menyedihkan? Yah, aku tahu, tapi ada yang harus kalian ketahui, aku sekarang berada di sebuah lubang dan tidak bisa keluar dari sini. Bagaimana aku bisa disini? Tentu saja karena aku mengikuti perintah orang-orang sekitarku. Mereka mengatakan aku akan menjadi lebih baik lagi jika aku merenungkan perbuatanku di lubang ini, tapi yang aku rasakan malah sebaliknya. Jati diriku terus memberontak, sementara aku hanya bisa diam tanpa melakukan apa pun sampai orang-orang itu mengeluarkanku dari lubang ini.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 18, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

STILL MEWhere stories live. Discover now