Aku tak akan pernah menyangka jika aku akan bertemu denganmu.
***
[Y/N] sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah saat sekelompok preman di gang kecil yang sedang dia lewati menghampirinya.
"Wah, lihatlah. Ada gadis cantik yang lewat disini,"
"Bagaimana kalau kamu mengobrol dengan kami dulu, nona?"
[Y/N] tak mengindahkan para preman itu. "Maaf, aku harus segera pulang, aku tak ada waktu untuk mengurusi kalian,"
Tapi jalannya dihalangi oleh salah satu dari geng preman itu. "Hei, jangan begitu dong. Kita hanya mengobrol sebentar kok,"
[Y/N] tak tinggal diam. Salah satu kakinya segera menendang preman yang ada di hadapannya sampai tak berdaya.
Kemudian satu preman lainnya hendak meninju [Y/N] dan berhasil dihindarinya.
'Aku harus cepat pergi dari sini. Mereka terlalu tangguh,' batin [Y/N], dirinya berusaha melarikan diri dari para preman itu.
Tapi saat akan kabur, masih banyak preman yang menghalanginya. 'Duh, merepotkan saja,'
Beruntunglah [Y/N] menguasai teknik-teknik beladiri. Beberapa preman itu berhasil dihajar olehnya.
Tapi tetap saja, para preman lainnya masih lebih kuat darinya. [Y/N] sempat dihajar oleh salah satu dari preman itu dan mendapatkan luka lebam.
Tanpa dia sangka, ada seorang pria yang menolongnya. Pria berambut merah itu berhasil melumpuhkan para preman disana.
"Nee, kau tidak apa-apa?" tanya si rambut merah sambil menghampiri [Y/N]. "Aku tidak apa-apa, kok," jawab [Y/N].
Si rambut merah segera membawa [Y/N] kabur dari tempat itu. Sayangnya masih ada dua orang preman yang sudah pulih saat dihajar si rambut merah.
"Jangan coba kabur!" seru mereka. Salah satunya menunjukkan cutter pada mereka berdua.
[Y/N] yang telah pulih setelah dihajar preman tadi segera menendang salah satu dari mereka sampai tak berdaya. Sayangnya pipi [Y/N] harus menjadi target dari cutter yang dipegang preman yang satunya.
Si rambut merah tak tinggal diam. Dilumpuhkannya juga preman yang memegang cutter tadi.
"Cepat kita lari," tukas si rambut merah sambil menarik tangan [Y/N], mengajaknya lari juga. "Gunakan ini untuk menutup lukamu," katanya lagi sambil memberikan sapu tangannya pada [Y/N].
Akhirnya mereka berhasil lari dari kejaran para preman itu. Mereka berhenti sejenak di sebuah taman untuk mengobati luka [Y/N]. Si rambut merah berusaha menghentikan pendarahan [Y/N] dengan menggunakan tissue. Kemudian dia memberikan antibiotik sebelum menutup luka [Y/N] menggunakan plester.
"Terimakasih sudah menolongku," kata [Y/N]. "Tidak masalah kok. Lagipula seharusnya kamu tidak lewat di jalan itu," balas si rambut merah. "Sebetulnya aku lewat gang itu karena itu adalah jalan pintas menuju rumahku," kata [Y/N] lagi.
"Oh iya, kamu murid di Kunugigaoka Gakuen juga ya?" tanya [Y/N] sambil memperhatikan seragam yang dipakai si rambut merah. "Melihat seragamku saja kamu sudah tahu kan?" jawabnya.
"Aku Akabane Karma, kelas E," si rambut merah memperkenalkan diri.
"[L/N] [Y/N] dari kelas A," [Y/N] gantian memperkenalkan diri.
"Senang bertemu denganmu," kata [Y/N] lagi.
"Nee, [Y/N], kupikir kamu orangnya sama aja dengan si Asano. Ternyata aku salah," tukas Karma yang membuat [Y/N] terkekeh.
Ya, murid-murid kelas A (termasuk Asano) memang suka sekali memandang rendah kelas E. Dan Karma salah besar melihat [Y/N] sebagai murid yang sama dengan mereka yang suka merendahkan murid kelas E. Kalau Karma sih, pasti sudah melumpuhkan mereka satu persatu.
"Akabane-kun, aku harus pulang," tukas [Y/N]. "Biar kuantar. Takutnya ada kejadian seperti tadi lagi," kata Karma. [Y/N] hanya mengiyakan keinginan Karma untuk mengantarnya.
"Oh iya, ambil ini untukmu," tukas Karma sambil memberikan sekotak susu strawberry pada [Y/N]. Dengan senang hati [Y/N] menerimanya, kebetulan susu strawberry adalah kesukaannya.
Sepanjang perjalanan, Karma membicarakan soal kemampuan beladiri [Y/N] yang dilihatnya saat [Y/N] melumpuhkan para preman tadi.
"Yah, aku mempelajari beladiri memang untuk keadaan seperti itu," jawab [Y/N].
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di rumah [Y/N].
"Kamu tidak mau mampir dulu?" tanya [Y/N].
"Enggak deh, aku harus pulang sekarang," jawab Karma.
"Yah, sampai jumpa lain waktu ya, Akabane-kun!" seru [Y/N] sebelum masuk ke rumahnya.
"Panggil aku Karma saja!" balas Karma sebelum berjalan pulang.
"Baiklah. Sampai jumpa lain waktu, Karma-kun!" seru [Y/N] sebelum masuk ke rumahnya.
"Tadaima," sapa [Y/N] saat masuk ke rumahnya.
"Hokaeri, [Y/N]-chan," balas ibu [Y/N]. Kemudian ibu [Y/N] melihat ada luka lebam dan plester di wajah [Y/N].
"Ada apa dengan wajahmu, [Y/N]? Kamu luka dimana?" tanya ibu [Y/N].
"Tadi aku dikeroyok preman saat mau pulang. Tapi ada orang yang menolongku," jawab [Y/N] yang berusaha menenangkan ibunya.
"Oh iya, [Y/N]-chan, tadi Kaa-san melihat ada orang di depan rumah. Itu temanmu ya?" tanya ibu [Y/N].
"Begitulah, dan dia cowok yang menolongku saat ketemu preman di gang, dan dia juga yang mengobati lukaku," jawab [Y/N].
***
From Author
Ini cuma sidestory aja, biar pada tau gimana readers kenal sama Karma.Karma : Uwaah, ternyata readers jago beladiri juga!
Isogai : Nee, Suzura-san, ini kok malah kebanyakan flashback ke masa SMP?
Suzura : Iyaa, flashback itu nanti bakal mengungkap beberapa chapter kedepan :)
Isogai : Begitu rupanya!
Suzura : Sampai jumpa di chapter berikutnya ya!
Isogai : Jangan lupa vote dan comment! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me [dalam tahap remake]
Teen Fiction[L/N] [Y/N] dilamar oleh Isogai! Akankah lamarannya diterima oleh [Y/N]? Isogai X Reader (slight Itona X Reader) Marry Me by Suzura-san Ansatsu Kyoushitsu milik Yusei Matsui