Chapter 1

20 1 5
                                    




Di tengah-tengah keramaian pasar, seperti biasanya Minho, Suji, dan Seolhee membuat keributan disana, berlari menerobos para penduduk yang tengah melakukan transaksi jual beli dengan para pedagang. Mereka hanya mampu menggelengkan kepala kesal, sungkan dan takut untuk menegur mereka karena ketiganya merupakan putra dan putri orang penting di Kerajaan. Suji adalah putri dari Raja Lee Jin dan Ratu Im Hana, dengan kata lain ia adalah seorang Putri, Minho adalah putra dari Jenderal Choi Bo Hyung dan Seolhee adalah seorang putri dari selir Raja yaitu Kim Jinri. Ketiganya sudah berteman semenjak mereka masih kanak-kanak, Minho adalah yang paling tertua di antara ketiganya, dan Seolhee adalah yang paling termuda.

Kaki mereka berhenti berlari ketika mereka sampai disebuah gubuk tak terpakai yang berada di tengah-tengah padang rerumputan, disamping gubuk itu terdapat pohon besar yang umurnya cukup tua, sejak ketiganya masih kecil, pohon itu sudah berdiri disana.

"Tadi adalah kegiatan yang sangat menyenangkan." Ucap Minho seraya tertawa kecil, ketiganya masuk ke dalam gubuk itu, ternyata keadaan di dalam gubuk itu cukup terawat, terdapat kursi kayu panjang, lemari kecil, serta meja kecil.

"Aku rasa mereka sudah sangat marah melihat perilaku kita." Sahut Suji. Keduanya saling tersenyum ketika mata mereka saling terpaut.

Seolhee yang duduk di kursi kayu panjang hanya tersenyum tipis melihat keduanya, namun pandangan matanya terlihat tak menyukai momen antara Minho dan Suji, hal yang sudah berkali-kali ia lihat selama tujuh belas tahun hidupnya. Hatinya merasa muak dan marah, namun ia tak dapat melakukan apapun, ia tak dapat membenci keduanya, baginya Minho dan Suji adalah kehidupannya, Minho adalah pria yang sangat ia sukai dan Suji, walaupun gadis itu bukan kakak kandungnya, namun ia sangat menyayanginya dan menganggapnya sebagai kakak kandungnya sendiri.

Ia sangat paham bila mereka berdua memiliki perasaan yang sama, dan dua hari ini sikap Minho kepada Suji semakin mesra. Walaupun keduanya menutupi hubungan mereka darinya, namun semuanya terlihat jelas oleh matanya.

"Kalaupun mereka marah, mereka takkan berani menegur kita bukan? Terlebih kau adalah seorang Putri, benar bukan Seolhee-ya?" Suara Minho membuyarkan lamunan Seolhee, gadis cantik itu hanya mengangguk kecil seraya tersenyum.

"Seolhee-ya, mengapa kau selalu membenarkan perkataannya? Minho bukanlah pria baik." Sahut Suji.

"Hei! Selama ini kau juga jahil kepada mereka, kau juga bukan wanita baik-baik!" Seru Minho tak terima.

Keduanya akhirnya berdebat, biasanya hal itu akan membuat Seolhee tertawa namun kali ia hanya terdiam, pemandangan di hadapannya terlihat menyakitkan hatinya dan ketika Minho mengejar Suji yang berlari keluar, perasaan sakit itu semakin menganga lebar.

Seolhee memilih untuk membaringkan tubuhnya di kursi panjang, lalu menutup kedua telinganya, agar ia tak mendengar suara tawa mereka, ia membenci suara tawa itu.

Hidupnya hari demi hari terasa sangat menyulitkan baginya, selain karena hubungan Minho dan Suji yang semakin jelas, di dalam Istana ia juga merasa diasingkan, hanya Ibunya yang menyayanginya, sedangkan Ayahnya hanya menyayangi Suji serta putranya yang akan menjadi penerus tahtanya, para penduduk hanya akan menghormatinya bila ada Suji disampingnya, ketika ia hanya sendiri, mereka hanya akan menatapnya dengan tatapan mencemoh. Ia hanya putri dari seorang selir, Seolhee sama sekali tak dianggap, semua orang hanya berpusat pada Suji, Putri yang sangat cantik, cerdas dan ramah.

Setetes airmata mengalir turun dari matanya yang terpejam.

Dan Minho, pria itu juga hanya menatap Suji. Menatapnya dengan tatapan yang selalu ia ingin dapatkan dari Minho. Seolhee selama ini berusaha untuk menghapus Minho dari hati maupun benaknya, namun itu tak semudah yang ia pikirkan, semakin hari ia semakin mencintai pria itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 19, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hidden TimeWhere stories live. Discover now