Prolog

67 16 2
                                    

Seorang gadis berusia enam belas tahun tengah memerhatikan tubuhnya dengan aneh pasal nya gadis itu memakai seragam putih abu yang kebesaran baginya, dan juga kaca mata tipis namun tidak berlensa yang menghiasi kedua bola mata nya dan juga hidungnya.

  Dengan sedikit polesan bedak di wajah nya menambah kesan cantik dan mungil nya gadis ini dan tak lupa ia juga menata rambutnya dengan rapi dan ia biarkan tergerai begitu saja.

   Namun di balik kesan kemungilan gadis ini  banyak tersimpan sifat maupun sikap buruk yang ia punya, contoh nya sekarang ini ia tengah menjalankan sebuah misi pembalasan dendam terhadap lelaki yang telah membunuh sahabat terbaik nya.

"Dek ayo turun ke bawah kita sarapan" teriak seorang wanita paruh baya yang berada di lantai bawah dan membuat gadis yang tengah berdiri di depan cermin tersenyum.

"Time for the  game Van, kita lihat sehebat apa lu bertahan" ucap gadis itu dengan seringai liciknya yang terukir di bibir pinknya. Perempuan itu pun mengambil tas dan turun ke ruang makan.

Gadis itu pun duduk di ruang makan dan mengambil roti yang telah di isi selai oleh ibunya.
"Kamu yakin mau pindah ke sekolah itu?" Tanya seorang perempuan yang berstatus sebagai ibu gadis itu.

"Yakin mah, Rere bakal jaga diri di sana mamah ga usah khawatir" jawab gadis itu sambil memakan roti nya.

Ibu nya pun tidak bisa memaksa kehendak anak nya namun sayangnya ibunya tidak tahu tujuan awal anak nya pindah, dia tahu bahwa anak nya bosan bersekolah di sekolahan yang lama, kasihan sekali kalau ibunya tahu pasti tidak di izinkan untuk pindah sekolah.

Dua orang lelaki pun turun dari tangga dia adalah papah gadis itu dan juga Abang nya.
"Bagus ye ga bangunin Abang" ucap Abang nya kesal karena gadis itu tidak membangunkan Abang nya.

"Ih kan Rere ga tau bang, Rere pikir Abang udah bangun" bantah gadis tersebut sambil meminum susu.

Mereka sarapan bersama dan setelah selesai sarapan gadis itu meminta diantarkan oleh Abang nya.

"Dek lu beneran mau bales dendam sama si Revan?" Tanya Abang nya yang tengah menyetir.

"Iya bang gua pengen tau dia masih inget gua apa ga." Jawab gadis itu sambil memperhatikan jalan.

"Jaga diri baik-baik tenang kok gua di sana udah nyiapin mata-mata kalo lu kenapa Napa jadi dia bakal kasih tau ke gua" ucap Abang nya dengan wajah kekhawatiran nya atas adik nya yang sekarang ini notabene nya nerd dan akan mengalami yang namanya bullying entah itu dari kakak kelas atau dari adik kelas.

"Iya bang santai aja gua juga udah pikirin baik buruk nya gua pindah di sana" ujar gadis itu dengan santai.

TBC!!!
Penasaran kan? Sama saia juga:v jangan lupa vote and comment yo wajib pokoknya! Kalo ada kata-kata atau bahasa yang salah kirim di kolom komentar okey? Author butuh saran, kritikan serta pujian dari para readers;v
Ok see you next chapter.

I Love My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang