"Jadi, kau memohon perlindungan dari kami?"
Kata pria berambut kuning yang bernama Kunikida sambil membenarkan kacamatanya. Aku hanya bisa mengangguk pelan, mengiyakan.
Kini, aku berada di kantor Detektif Bersenjata semenjak kira-kira setengah jam yang lalu. Duduk di tengah para anggota detektif dan bercerita dengan penuh kebohongan.
Aku datang kemari sebagai client yang dilanda ketakutan karena tidak sengaja meng-hack data Port Mafia dan terancam dibunuh oleh anggota mafia itu.
"Ini rumit, berhadapan langsung dengan Port Mafia sangat membahayakan. Lalu, apa tujuanmu meretas data mafia itu?"
"Aku hanya penasaran akan mafia ini, dan tak kusangka akan berakhir seperti ini. Mungkin inilah kesalahan ku sebagai ahli teknologi."
Aku menunduk seolah-olah menyesal akan perbuatanku. Tapi yang kukatakan tidak sepenuhnya bohong. Aku memang pintar dalam teknologi. Aku bisa meretas situs manapun, sekuat apapun pengamanannya. Itulah alasan kenapa aku tetap bertahan di Port Mafia.
"Menyedihkan sekali, pasti kau ketakutan yah? Menjadi sasaran mafia?" ucap Atsushi sambil menundukan kepalanya.
"Bukannya Atsushi-kun juga pernah menjadi target mafia?" kata Tanizaki pada Atsushi.
"A-Ah... Iya juga yah." Atsushi mengerjapkan matanya dengan polos.
Mataku kini hanya terpaku pada pintu keluar. Tujuanku kemari hanya untuk seorang pria yang beberapa saat yang lalu di ikat dan dilempar keluar ruangan karena menggodaku.
Ya, Dazai Osamu. Pria aneh -tapi tampan- yang langsung menarik dan mencium tanganku itu saat aku datang kemari, langsung terkena pukulan dari Kunikida berakhir dilempar keluar ruangan dalam keadaan terikat.
Krrrkk
Pintu itu terbuka.
"Oya~ Bagaimana kalau aku yang turun dan memberi perlindungan pada gadis cantik ini, Kunikida-kun~"
Ah, target yang ku tunggu akhirnya tiba. Pria dengan perawakan tinggi itu datang sambil memutar mutar tali tambang di tangannya, dengan santai dan ekspresi wajah main main.
Jika kalian bertanya kenapa aku mengincar Dazai, salahkan ketua Port Mafia, Mori-san, yang memberi perintah seenaknya padaku. Tujuan dari misi ini adalah "membunuh Dazai Osamu". Entah apa yang ada dipikiran dokter gila itu. Aku bahkan bukan pemilik kemampuan, apalagi eksekutif. Aku hanyalah gadis yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Ini seharusnya bukan pekerjaanku. Tapi, apa salahnya mencoba membunuh mantan eksekutif termuda port mafia ini, bukan?
"Dazai! Bukankah seharusnya kau terikat? Bagaimana kau-- ah! Lupakan. Kau bilang kau mau menjaga client kita? Kau hanya akan mengajaknya bunuh diri bukan? Jangan harap!"
Terlihat Kunikida berteriak dan marah. Ya, bagaimana tidak. Dia yang memiliki idealisme yang tinggi pasti tak mau membuat client nya risih.
"Heee~ Jangan jahat seperti itu, Kunikida-kun~ Aku benar-benar ingin memberi perlindungan pada gadis ini."
Dengan nada main mainnya Dazai mendekatiku dan duduk di lengan kursi yang sedang aku duduki.
"Berikan pekerjaan ini padanya, Kunikida. Lagi pula, tidak ada siapapun di sini yang akan kuat menghadapi Port Mafia secara langsung."
Ranpo mulai memberi pendapatnya sambil melahap semua cemilan di tangannya seperti anak kecil. Tentu saja Kunikida tidak bisa menolak permintaan dari Ranpo.
"--!! Ba-baiklah. Jika Ranpo-san sudah bilang seperti itu mau bagaimana lagi. Kalau begitu, Dazai, ku serahkan pekerjaan ini padamu."
- Langkah pertama, sukses -
KAMU SEDANG MEMBACA
Membunuh Dazai Osamu? (Dazai x Reader)
Fanfiction-Warning! mature content- Mendapat tugas berat seperti itu seharusnya bukan tugasku. entah apa yang dipikirkan tuan Mori ketika aku ditugaskan untuk membunuh Dazai Osamu, mantan eksekutif termuda port mafia. tapi, aku harus menjalankannya. itu bukti...