Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Netraku tak berkedip. Hidungku kembang kempis membaui.
"Mas..." Aku memanggil suamiku lirih.
Tidak terdengar jawaban apapun. Aku menegang. Bulu kudukku berdiri. Keringat dingin perlahan membasahi tangan dan kepalaku.
"Aaaaaaaa" spontan aku menjerit ketika kegelapan melanda.
Tiba tiba listrik padam. Tubuhku semakin menegang.
"Maaaassss" kembali aku berteriak memanggil suamiku.
Aku terisak. Aroma itu semakin tajam di hidungku. Aroma melati. Harumnya tidak kusuka. Sama sekali tidak kusuka.
Aku membatu. Langkahku tertahan. Seperti ada sesuatu yang menahanku untuk melangkah. Jantungku berdegup kencang.
Krieeeetttt.
Aku mendengar pintu terbuka oleh angin. Ah aku bahkan tidak mengerti. Itu angin atau apa. Terdengar langkah terseret. Aku semakin terisak. Aku semakin membatu. Makhluk itu mendekatiku. Aku memejamkan mata ketakutan. Tubuhku menggigil.
Makhluk itu menyentuhku dengan tangannya yang besar, dingin dan basah. Aku menenggelamkan wajahku dengan kedua tangan. Tangisanku semakin keras.
"Dek" suara yang kukenal memanggil.
"Kamu kenapa? Takut ya?" Suamiku memegang tanganku.
Setelah kusadari bahwa itu suamiku, aku menghambur ke pelukannya.
"Hei, kenapa?"
"Ada aroma melati, mas. Aku takut" aku semakin terisak.
"Oh, aku tadi beli parfum melati. Belum sempat kupakai sudah jatuh, botolnya pecah, parfumnya kemana mana. Padahal sudah ku lap lo, dek"
Badanku menegang. Ingin rasanya kugaruk suamiku pakai beling
KAMU SEDANG MEMBACA
AROMA KGELAPAN
Short Storyapa yang akan kau lakukan di gelapnya malam dengan aroma yang kau takuti