예쁘지 뭐야?

83 5 4
                                    

Cantik itu seperti apa? apa dia yang kurus? yang putih? tinggi? atau pintar? ahhh~ jika memang begitu mungkin benar aku adalah seekor babi disini.

SMA Deosanghye, sekolah dengan predikat seluruh siswa/i nya cantik dan tampan. pengecualian untukku.

Namaku Mi Raemin, aku adalah pecundang besar disini. ahh~ ketika siswi lain dengan bangganya memamerkan lekuk tubuh indah mereka.. aku mana bisa.

153cm dengan berat 54kg, termasuk siswi polos yang ga kena make up, tapi setidaknya aku bersyukur menjadi agak pintar, cukup bangga bisa menempati 10 besar.

aku cukup terasingkan disini. aishhh kadang aku ga habis pikir bagaimana jalan pikiran eomma, bagaimana bisa eomma memasukan aku ke sekolah ini(?) hanya membuat anaknya semakin menyadari kekurangan yang ia miliki.

"hyaa dweji, minggir! sudah tau badanmu besar, menghalangi jalan saja. berdirilah disana" seru kim naeri. ketua geng brengsek pemimpin dance yang songongnya minta ampun.

kalian tau apa itu dweji? dweji itu babi, ya seperti itulah mereka memanggilku.. Dweji.

"aa.. nde, mian" aishh rasanya aku ingin teriak tapi hanya itu yang dapat aku keluarkan dari mulut sialan ini.

segerombolan wanita cantik itu akhirnya pergi menyisakanku disini, koridor dekat lapangan yang berhadapan dengan gerbang sekolah.

'ah itu dia' seruku dalam hati.

~~~

17.20 p.m
berkutat dengan buku seolah membuat badanku lelah. sejujurnya aku disini, diperpustakaan utama dekat taman kota bukan hanya untuk bertemu buku-buku. tapi aku ingin menghabiskan waktu bersamanya, sipin..-

*drrr drrr drrr*
*eomma*

-tar..
o! eomma menelfon rupanya.

"yeoboseyo?"

"ah raemin-ah, odiya?"

"perpustakaan utama eomma"

"kapan pulang?"

"sebentar lagi, tunggulah dirumah ne"

"hooh, jangan pulang terlalu malam"

"nde eomma"

'o? dia kemana?' monolog ku sembari mencari seseorang yang sedari pulang sekolah aku ikuti.

sudah hampir 3 th aku melakukan ini, mengikutinya, orang yang aku sukai sejak masuk kesekolah menyebalkan ini. ahh yaa kalian bisa panggil aku paparazi atau stalker. aku cukup handal akan hal itu.

/flashback On/

"dweji-ah, kerjakan tugas ini aku lelah" kim naeri.

"itu kan punyamu, kenapa harus aku yang mengerjakan?" jawabku terbata.

"kan sudah aku bilang aku lelah! cepat kerjakan pecundang!!" kim naeri melemparkan bukunya di depan muka ku. rasanya aku cukup malu. ingin menangis saja.

saat aku ingin mengambil buku naeri. tiba-tiba...

"raemin-ah..-"

dia datang, satu-satunya orang yang memanggilku dengan namaku.

namja putih, dengan postur badan yang bagus, rambut hitam legam yang rapih, dan sebuah kacamata bertengker dipangkal hidungnya yang mancung. terkesan tampan dan pintar.

Moment [SVT FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang