23

3.8K 313 30
                                    

Gue ngetuk pintu tiga kali dan gak ada jawaban dari Bunda, sampe akhirnya gue masuk pelan dan nemuin Bunda duduk di tepi kasur sambil nunduk.

"Bunda.." wajah Bunda terangkat, "Asha?"

Gue jalan ngedeket ke arah Bunda trus ikut duduk di samping kasur, "Asha kok gak bilang mau pulang" kata Bunda lembut sambil ngusap rambut gue.

"Papa kenapa Bun" Bunda senyum tipis, "Asha, ikhlasin papa yaa" gue geleng.

"Ada yang Bunda sembunyiin dari Asha kan?" raut wajah Bunda berubah, "ngga ada sayang"

"Bohong"

Bunda hembusin nafas berat, "Papa keracunan"

"Belum ketemu pelakunnya?" Bunda natep kedua mata gue, "udah, tapi kalo Bunda beritau kamu gaboleh dendam ya sama dia"

"Mana bisa?"

"Bisa. Pak Varen"

"LOH? ITUKAN SEKERTARIS PAPA!" Bunda ngangguk.

Bisa bisannya orang rendahan kek dia ngebunuh bapak gue.

"Inget, jangan dendam, ikhlasin papa, biar kepolisian yang urus"

"Oke"

--

Setelah papa di kebumikan, gue izin keluar trus telfon orang 'suruhan' buat tangkep si Varen.

"Tua bangka sialan"

Gak perlu waktu lama orang suruhan gue udah bawa Varen di hadapan gue.

Badan dia di iket, kepalanya di tutupin pake kain putih dan baju lusuh yang bener bener berantakan kek abis di gebukin. Ya emang sih.

"Buka penutup kepalannya" titah gue.

Abis di Buka kedua mata itu langsung bertemu sama mata gue, "Asha?!"

"Bagus ya lo berani main main sama keluarga Joanna"

Varen ngelirik kanan kiri belakang, wajahnya babak belur ditambah noda darah mimisan yang belum kering ngebuat rasa puas tersendiri di gue.

"Lo gak jawab? Mau mati?" Gue ambil sebilah pisau buah dari meja, "jawab atau mati?" kata gue sambil arahin pisau itu ke leher dia.

Dari jarak sedeket ini gue bisa rasain detak jantung Varen yang berdetak cepet, dia pasti ketakutan banget, kasian.

"Kenapa lo bunuh papa gue?"

Gada jawaban dari dia.

Gue pelan nge gores pisau dari arah belakang memutar kedepan, tapi gasampe kena nadi nya aman gak mati.

Varen merintih kesakitan, tapi dia masih diem gak berkutit, "jadi lo mau mati? okeyy" gue berdiri dan serahin itu pisau ke bawahan gue.

"Habisi dia, bakar mayatnya, buang abu nya ke samud-"

"TUNGGU!" potong Varen.

Gue nengok ke dia, "aku, aku hannya menjalankan perintah"

"Aku berani bersumpah, aku hanya menjalankan perintah"

"Siapa yang nyuruh lo?"

"Yodar Joanna"

**

PULANG DAN PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang