1.Be My Husband

46 2 2
                                    

"Andjela,Mama tidak tahu lagi harus berapa kali mengatakan ini padamu-"Ucap Mariana untuk kesekian kalinya pada anak gadis satu-satunya.Sementara yang diajak bicara hanya duduk bersila diatas sofa sambil memangku toples berisi pringles kesukaannya.

"Jangan katakan lagi Mama,aku masih muda tahu!aku masih ingin bersenang-senang."bukan Andjela namanya jika dia hanya diam jika ibunya mulai menyudutkannya tentang sesuatu hal yang amat ia benci.Ia melirik ibunya yang saat ini tengah berdiri dengan memijat kepalanya.

"Ya!bersenang-senanglah terus. Lalu,kamu akan mengerti ketika umurmu sudah menginjak 40 tahun.Astaga tuhan!Berikan aku cucu Andjela!"kini Mariana mondar-mandir gelisah sambil satu tangan masih setia memijat kepalanya.Andjela menatap Mariana dengan kesal. Ya ampun,tidak bisakah ibunya yang cantik ini tenang sebentar saja?toh Andjela tidak akan melajang seumur hidupnya.Andjela pasti menikah.Tapi tidak sekarang, mungkin nanti saat ia menemukan seseorang yang tepat dan ibunya hanya terlalu berlebihan mengenai masalah ini.

"Apa?berlebihan katamu?!Coba kau lihat teman kuliahmu.Mereka bahkan ada yang sudah memiliki 4 anak!4 anak Andjela..Astaga aku melahirkan putri macam apa"Mariana bersungut-sungut meninggalkan ruangan sambil berceloteh tidak jelas.Andjela hanya melongoh mendengar kata-kata terakhir yang diucapkan ibunya.

"ASTAGA MAMA!"

Ia jadi ingin tertawa.Mariana tentu saja tidak serius.Ibunya hanya terlalu kesal padanya.

Astaga,Andjela bahkan tidak sadar bahwa ternyata dia mengucapkan kata terakhirnya mengenai ibunya yang berlebihan dengan keras-keras.

"AKU TIDAK MAU TAHU!BAWA CALON MENANTUKU KEMARI BESOK BAGAIMANAPUN CARANYA!ATAU AKU TIDAK AKAN MENGAKUI ANDJELA SEBAGAI PUTRIKU LAGI! CIH!"Andjela mengacak rambutnya frustasi.Bagaimana bisa ia menemukan calon suami dalam waktu satu malam.Walaupun ini terdengar tidak baik,tetapi ibunya sungguh gila.

Apa ia harus mengenalkan Arthur?Big no!Mariana jelas tahu dengan jelas siapa pria itu dan hebatnya sampai mati pun ibunya tidak akan sudi merestui Andjela menikah dengan pria penuh tatto itu.
Tapi Arthur tampan!Pikir Andjela.Arthur adalah seorang Disk Jockey yang sudah  8 bulan ini suka merayu Andjela.Arthur tampan ditambah tatto-tatto ditubuhnya yang menambah kesan hot dan macho.Andjela memang menyukainya,tapi tidak terbesit sedikitpun dalam benaknya menjadikan Arthur sebagai tujuan akhir hidupnya.Arthur pria nakal dan Andjela tidak mau mengambil risiko.

Bunyi bel terdengar dari luar rumah Andjela ketika ia tengah sibuk berpikir.Andjela berdiri dengan malas.Siapa orang tidak tahu diri yang bertamu malam-malam begini.

"Omg Njel.Lo kok masih belom siap-siap sih?Ih ayo cepetan"Siapa lagi  jika bukan Thalia-temannya yang aduhai tidak punya kata malu dalam kamusnya.

"Apaan sih?emang lo mau ajak gue kemana malem-malem gini?males ah gue.Gue nggak mau ya besok dimarahin bos lagi gara-gara lo"Tiba-tiba saja Thalia mengeluarkan ekspresi terkejut yang di lebih-lebihkan.Mata gadis itu melotot lebar hingga Andjela khawatir akan lepas kapan saja.

"B aja kali itu muka.Lo kayak habis kepergok ngintipin OB ganteng dikamar mandi tau nggak"ucap Andjela sambil berjalan kearah kamar tidurnya.

"Astaga sahabat gue mendadak pikun.Apa ini efek gara-gara dia nggak mau nikah-nikah padahal umur semakin menua?"

Plok!

Thalia mengusap kepalanya yang barusan menjadi objek sasaran kekesalan Andjela.

"Aduh Njel.Jangan mukul kepala gue terus kenapa.Kalo lo emang belom pikun beneran,mendingan sekarang siap-siap.Arthur bentar lagi main Bego!"Kini giliran Andjela yang menepuk kepalanya sendiri.Ya ampun,gara-gara pusing meladeni Ibunya yang ngebet ingin segera punya cucu Andjela jadi lupa semuanya.Hari ini ia harus ke Rosse's Vui.Ia sudah berjanji pada Arthur.

"Oh god!gue sampe lupa ada janji sama Arthur.Tungguin!Gue siap-siap dulu"

***

Suasana Rosse's Vui tampak padat seperti biasanya.Seperti kelab-kelab malam pada umumnya,tempat ini dipenuhi dengan gemerlap lampu disco dan musik keras yang memekakan telinga.

Ale sedikit mendengus ketika merasakan asap rokok memenuhi rongga hidungnya.Ia tentu saja bukan pria naif yang tidak pernah pergi ke club sebelumnya.Ia sering pergi ke klub malam bersama teman-temannya saat masih kuliah dulu.Ia juga sering membawa pergi beberapa wanita saat merasa stress. Tetapi rokok,bahkan bisa dihitung jari berapa kali dalam seumur hidupnya ia menghirup nikotin itu.

"Berikan aku sebotol Whiskey"ucap Ale pada bartender didepannya yang tengah sibuk meracik minuman.

"Ini tuan,kurasa kau banyak pikiran"Bartender itu terlihat seperti seorang yang selalu ingin tau.Ale benci orang asing yang suka ikut campur masalahnya.

"Tutup mulutmu dan lakukan saja pekerjaanmu.Jangan ikut campur masalah orang lain.Memangnya siapa dirimu?"Pria berkulit hitam itu terlihat marah,Ale bisa melihanya dari caranya memegang gelas yang terlalu erat hingga jarinya memutih.
Ketika ia baru saja meneguk gelas pertama minumannya,tiba-tiba musik yang menggema dengan keras berubah menjadi agak ringan ketika suara seorang wanita diatas panggung yang mengumumkan bahwa akan ada tampilan istimewa dari Disk Jockey andalan mereka.Tidak lama kemudian,musik bergema kembali mengisi sudut-sudut Rosse's Vui. Jam sudah hampir menunjukkan tengah malam dan Ale baru saja akan meminta botol keduanya ketika ia melihat siluet tubuh yang tengah meronta dalam pelukan intim seseorang di sisi ruangan yang agak gelap karena minim pencahayaan.Ale hendak pergi karena ia pikir itu hanya hanya halusinasinya karena sudah menghabiskan 1 botol whiskey.Namun ia segera menghentikan langkah ketika mendengar geraman dan makian yang berasal dari tempat tadi.

"Sial"umpatnya sebelum berbalik arah.

"No bung,kau tidak dengar tadi dia bilang apa?dia tidak mau kau sentuh"Ucap Ale dengan tenang sambil menatap kearah gadis yang tidak berdaya dengan dress hitamnya yang sobek di bagian dada.

"Cih,memangnya kau mau apa bocah ingusan?"Ale menyunggingkan senyum.Pria botak ini boleh juga jadi sasaran emosinya hari ini. Pria itu berjalan perlahan mendekati Ale dan saat tiba didepannya,ia mencengkeram kerah kemejanya.Sedikit heran ketika ketenangan Ale tetap tidak terusik.

"Aku?Aku tidak mau apa-apa.Cukup lepaskan dia,atau kau akan kehilangan pekerjaanmu dalam hitungan detik"Meski gelap,Ale tahu wajah itu memucat dan cengkeraman tangan pada kerahnya agak melonggar.

"So-sorry,aku tadi hanya ingin bermain-main saja dengannya"ucap pria botak itu lalu dengan secepat kilat berlalu dari hadapan Ale.
Ale tersenyum bangga,ia tidak perlu mengeluarkan tenaga berlebih ternyata.Lalu pandangannya terarah pada gadis yang tengah meringkuk diatas kursi.Ale menghela nafas berat,ia tidak mungkin meninggalkan gadis ini sendirian dalam kondisi tidak berdaya seperti ini,ia pria yang punya hati.

"Ck,menyusahkan saja"ujar Ale lalu menggendong gadis itu berniat membawanya ke apartemennya.Saat di mobil,Ale memperhatikan gadis itu.Wajahnya cantik dengan tulang pipi yang tinggi.Gadis ini entah kenapa tampak menggemaskan di mata Ale.Pipinya yang kemerahan karena efek alkohol,membuatnya tampak begitu cantik dan seksi.
Ale menurunkan tatapannya pada bagian gaun yang sobek lalu memalingkan wajahnya. Tidak,ia bukan pria brengsek yang meniduri wanita ketika dalam keadaan tidak sadar.Ketika hendak menjalankan mobil,Ale dikejutkan dengan sebuah tangan lembut yang meraih sebelah sisi wajahnya.

Lalu semua terjadi begitu cepat.Gadis yang tidak ia tahu namanya ini,menciumnya.Dan Ale terkejut karena rasanya.

Manis.

Dan lebih terkejut lagi ketika suara itu mengalun indah di telinganya.

"Be my husband,please"

***

Uwoow Andjela ngegas😆

God KisserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang