Opening

31 4 0
                                    


Warning
Typo berserakan gaes...

Semoga kalian senang dan terhibur dengan hasil karya kami. Terus nggk bosen"nya buat mantengin ini cerita.

Happy reading...❤❤❤

Jimin's View

Angin berhembus ringan menerpa kulit dan menerbangakan rambutku tak beraturan. Aku menghirup udara disekelilingku dengan pelan. Menikmati segarnya angin pagi.
Sayang aku tidak bisa melihat indahnya sang surya pagi menampakan diri. Hanya suara kicauan burung pagi dan suara beberapa mobil yang berlalu lalang didepan jalan apartemenku.

Aku bisa merasakan betapa menyedihkannya aku sekarang. Berdiri seorang diri di balkon apartemen dengan mata yang tidak bisa melihat lagi.
Aku kehilangan pengelihatanku, karna seseorang yang aku cintai setelah ibuku. Dia orang yang selalu ada didekatku. Karna, sebuah kecelakaan kecil. Dia harus kehilangan kedua matanya. Aku tidak tega melihatnya hidup dalam kegelapan selamanya.

Akhirnya aku putuskan untuk mendonorkan mataku untuknya. Agar dia bisa melihat lagi, aku rela menggantikan posisinya. Aku juga sudah bersumpah, jika aku meninggalkannya aku akan mati. Dan aku tidak ingin itu terjadi, atau aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.
Selama aku masih menyimpan hati dan sejuta rasa cinta padanya. Sampai, dia mengatakan dia bosan terhadapku, atau pergi meninggalkanku untuk pria lain. Akan aku biarkan dia pergi, dan aku akan mati bersama rasa sakit dihatiku.

Terdengar dari luar, seseorang menekan satu persatu tombol password di pintu. Aku menoleh kesumber suara itu. Berjalan dengan pelan menggunakan tongkat sebagai pemanduku.
Rasanya aku ingin marah dengan keadaanku yang seperti ini. Tapi itu hanya sebuah penyesalan belaka, aku sudah berani mengambil resiko untuk diriku kedepannya. Tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya kalau aku tetap meneruskannya.

Harusnya aku biarkan dia seperti itu sambil membantunya mencari pendonor lain. Namun rasa cinta mengalahkan segalanya, tanpa pikir panjang aku langsung menemui dokter dan mengatakan ingin mendonorkan kornea mataku untuknya.

Sekarang aku sudah tidak bisa melindunginya seperti dulu sewaktu kita masih duduk dibangku SMA. Malah sebaliknya aku rasakan, aku bagai seekor keledai yang kelelahan untuk mencari air di tengah gurun pasir. Dan tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu nasib bujur atau perlahan mati kehausan.

"Jimin-ah, kau sudah makan? "terdengar suara itu sudah masuk kedalaman apartemenku dan sekarang berjalan mendekat kearahku.

Kenapa suaranya terdengar sama, seperti sebelum-sebelumnya dia sering mengunjungiku. Tidak ada nada suaranya yang berubah, berarti dia tetap bahagia bersamaku. Terdengar dari nada bicara, aku tau, aku tidak bisa melihat raut wajahnya yang bahagia sekarang dan wajah cantiknya lagi. Tapi hatiku bisa merasakan ketulusannya, dan pendengarku menjadi dua fungsi mendengar sekaligus melihat.

Sejak aku tidak bisa melihat lagi, batin dan hatiku terikat kuat, sangat peka terhadap reaksi luar. Jadi lebih peka dari pengelihatanku, biasanya aku gunakan batinku untuk merasakan ketulusan gadisku.

Aku bersyukur batinku tidak pernah membohongiku, karna gadisku tidak pernah bosan terhadapku.
Aku hanya menggeleng, berdiri didepannya menunggu dia berjalan menghampiriku dan menuntunku ke sofa, untuk duduk bersamanya sambil menikmati semangkuk makanan yang hangat dan enak disantap saat musim dingin seperti ini.

Dia menggegam pergelangan tanganku sembari menuntunku ke sofa. Tangannya terasa dingin, apa dia tidak mengenakan sarung tangan saat berpergian keluar rumah.

Kemudian, mendudukanku disofa dengan hati-hati."Jimin-ah, tunggu sebentar aku akan menyiapkan makanan untukmu. Aku membawa mandu seperti biasanya. Tapi, hanya satu porsi. Karna aku tadi bangun kesiangan jadi aku kehabisan mandu. Syukurnya ahjumma penjual mandu menyisakan satu untukku. " dia bergerak merapikan mangkuk didepanku.
Lalu menuangkan mandu tadi kedalaman mangkukku. "Jiwon-ah, kau tidak ikut makan. Aku bisa membagi setengah manduku untukmu. Apa kau keluar tidak menggunakan sarung tangan lagi?" Jiwon menggeleng sambil tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Airplane pt.2 [BTS FF PJM & WannaOne HMH][Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang