Raisela POV
Kamar hotel
Hari ini adalah hari kedua kami liburan. Dimana, kami berencana pergi ke pantai."Eh kak Dre sama kak Rai berenang gak?" Tanya Lesya
"Gak kayaknya. Paling cuma main-main air doang" jawab Dresia
"Aku juga kayaknya" jawabku
"Yaudah deh, Lesya juga males berenang di pantai" ucap Lesya
"Eh Rai hp lo bunyi tuh" ucap Dresia padaku
Aku pun mengambil hp yang ku letakkan di nakas.
Aston❤
Calling....Halo!?
Kamu udah siap?
Udah kok
Yaudah kita ke lobby sama-sama
Ok
Sambungan telepon pun terputus.
"Ayo Aston udah nunggu" ucapku
"Ayo" ucap Dresia dan Lesya
Kami pun menghampiri Aston di kamar hotelnya.
Tok...tokk....
Pintu pun di buka oleh Alex.
"Selamat pagi, nona-nona. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Alex
"Ada tolong panggilkan teman anda. Untuk segera keluar karena kita mau pergi" jawab Dresia
"Oh ok sabar. Mereka sedang berdandan tampan. Walau lebih tampan saya" ucap Alex
"Eh, baru selesai telepon. Udah di sini aja. Aku kira kamu masih lama" ucap Aston yang baru saja muncul
"Udah gak usah lama. Ayo katanya mau ke lobby bareng" ucapku
"Iya, tuh Vanoz buat masalah. Masa dia cuci celananya, terus mau di jemur di balkon. Kan malu" ucap Aston
"Weeeeiii jangan buka kartu gue dong" ucap Vanoz yang berteriak dari dalam kamar
"Iihh emang gak punya celana lagi?" Tanya Lesya
"Ada tapi katanya celana yang itu kemarin kena es krim. Jadi, langsung di cuci sama dia" jawab Alex
"Dasar jorok!" Ucap Lesya
"Udah yuk. Kita ke lobby" ucapku yang di balas anggukan oleh semua
Kami bersama pun berlalu menuju ke lobby hotel.
Lobby
Ternyata semua sudah menunggu di sana."Udah lama?" Tanya Aston pada mama Sunny
"Lumayan" jawab mama Sunny
"Yaudah kita berangkat" ucap om Satria
"Tunggu masih ngambil mobil" ucap tante Valen
"Jalan aja sih" ucap Vanoz
"Eh iya ide bagus, tumben otaknya jalan. Habis di apaain?" Tanya om Alex
"Tadi malam dapat jatah bulanan" jawab Vanoz dengan tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRA [Ebook]
Ficção Adolescente❌Raisela Librana Pranandi, seorang gadis yang tidak percaya pria termasuk cinta. Baginya cinta hanya ilusi semata yang menyakitkan, seperti halnya yang papanya lakukan pada mamanya. Satu-satunya kepercayaannya terhadap pria dan cinta telah pergi men...