Found You

1.6K 135 45
                                    

"Jim... a-aku hamil." Ucap Taehyung setelah sekian menit terdiam.

"Apa kau bilang? Hamil? Jangan bercanda." Jimin membalas perkataan Taehyung dengan nada tak percaya.

"Aku tidak bercanda, usianya sekarang sudah tiga minggu... aku mohon to-"

"Tidak, tidak. Itu bukan anakku." Tunjuk jimin kearah perut Taehyung, " –aku yakin kau hanya menjebakku. Mana mungkin aku menghamilimu, itu pasti anak laki-laki lain." Bantah Jimin.

"Wa-waktu itu kita mabuk dan juga aku hanya melakukannya denganmu." Taehyung mengucapkannya dengan air mata yang terus mengalir.

"Tidak itu bukan anakku. Aku tahu kau hanya ingin menjeratku dengan akal-akalanmu ini."

"Jim..." Taehyung memandang tak percaya kearah Jimin.

"Aku tahu kau mencintaiku, makanya kau lakukan ini."

"Ti-tidak aku benar-benar hamil anak-"

"Itu bukan anakku, dan aku hanya ingin Yoongi hyung seorang yang mengandung anakku. Tak orang lain ataupun dirimu. Jadi, walaupun itu anakku. Gugurkan, karena aku tak akan pernah mengakuinya Jika itu bukan dari Yoongi. Janinmu itu sebuah kesalahan,Tae."

"Apa maksudmu?" Taehyung semakin tak percaya dengan apa yang telah diucapkan oleh Jimin, " –mengugurkan janin tak berdosa ini?"

"Ya, gugurkan janin sialan tersebut dan jangan ganggu hidupku."ucap Jimin kalap.

"K-kau... dengar tuan Park yang terhormat. Aku memang tergila-gila padamu, tapi ingat satu hal. Aku tak akan pernah melakukan cara sekotor itu untuk menjeratmu dan juga-" Taehyung meremas kertas hasil pemeriksaan kehamilannya, " –jangan menyebut janin dalam perutku dengan kata-kata hina tersebut. Sesuai keinginanmu aku akan pergi dari hidupmu sejauh mungkin. Tapi aku tak akan menggugurkan janin suci ini, tak masalah kalau kau tak mengakuinya sebagai anakku cukup dengan aku saja."

Jimin terdiam mendengar ucapan Taehyung, untuk pertamakalinya Jimin mendapati Taehyung marah di tambah air mata yang terus mengalir membasahi pipinya.

"Satu lagi, aku tak menyesal mengandung janin ini. Yang aku sesalkan adalah kenapa aku harus jatuh cinta denganmu tuan Park."

Jimin memejamkan matanya erat, mencoba meredakan letupan-letupan kecil yang begitu menyakitkan dihatinya. Taehyung tak pernah seperti ini sekejam apapun perkataan yang Jimin lontarkan.

"Semoga kau bahagia bersama kekasihmu." Taehyung berlalu pergi dari ruang kerja tersebut, meninggalkan seorang Park Jimin yang menatap cicin emas putih yang berputar kecil diatas meja di ruang kerjanya.

Cincin tunangan yang sejak tiga tahun lalu tersemat di jari manis seorang Kim Taehyung kini tergeletak begitu saja tanpa pemilik diatas meja kaca berwarna hitam milik Jimin.

Ya, Park Jimin dan Kim Taehyung sudah bertunangan selama lebih dari tiga tahun. Namun hanya Taehyung seorang yang terus bertahan dengan sikap dingin dan acuh Jimin. Bahkan sejak hari pertama pertunangan mereka tiga tahun lalu, Jimin tak pernah memakai barang sedetikpun cincin serupa milik Taehyung di jari manisnya.

Bagi Jimin hanya Yoongi yang pantas mendapatkan cincin tersebut, taka da oprang lain apalagi Taehyung. Pria berparas manis dan cantik yang selalu mengekorinya sejak masa kuliah tersebut.

Bagi Jimin, Taehyung tak ubahnya seorang iblis yang berhasil menipu kedua orang tuanya dengan akal busuknya. Menjadi pendonor darah untuk adik ayahnya yang sedang menjalani operasi ginjal dan meminta balasan dengan menjadi tunangannya.

"Merepotkan." Jimin mengambil cicin berwarna putih tersebut kemudian memasukannya kedalam kantong celananya.

*****

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang