Prolog

650 50 0
                                    

"Aku di mana?" keluh pria yang baru saja bangun saat menyadari kalau saat itu dia tidak berada di dorm-nya.

Dormnya tentu saja tidak seluas kamar yang didominasi dengan warna hitam,  rak buku menjadi penghias utama kamar itu. Pria berkulit putih itu mencoba membangunkan dirinya tapi entah kenapa setiap dia menggerakkan kakinya,  ada yang sakit di bagian bokongnya. Dia membaringkan badannya, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk menahan sakit yang tidak tau karena apa. Padahal semalam dia hanya datang ke pesta pertunangan Namtan, berkumpul dengan geng setresnya,  lalu itu?  Pria itu seketika menelan ludahnya saat apa yang terjadi tadi malam.

"Oh Tuhan apa lagi ini? " dia mengacak rambutnya frustasi setelahnya dia menguatkan diri untuk bangkit.  Memungut pakaian lalu menggunakannya dengan cepat. Setelahnya dia keluar kamar yang ternyata kamar itu di lantai dua,  dengan cepat dia menuruni anak tangga.

"kok buru-buru, den?" pria itu berhenti,  dia berbalik sambil nyengir kuda.  Lalu dia akan pergi lagi,  namun di tahan oleh wanita tua yang sedang mengepel tadi.

"tadi,  tuan Singto berpesan kalau aden ganteng ini harus sarapan sebelum pergi! "

"dia bilang saya ganteng? " tanya Pria itu sedikit shock. Si pelayan itu menggeleng dan menyeret pria tadi ke dapur. Pria itu tidak bisa menolak, lebih tepat perutnya tidak bisa menolak.

Susu cokelat,  nasi goreng,  ayam goreng dan roti beserta pasangannya "selai" . Pria itu mulai bingun mau makan yang mana,  jika ini rumahnya dengan segera dia akan menghabiskan semuanya tanpa sisa.  Cuma ini bukan di rumahnya dia tidak mungkin makan semuanya yang ada di kira tidak di kasih makan satu abad.

"makan saja semuanya,  semua di hidangkan memang untuk tuan. " seolah membaca pikirannya, pelayan itu menyuruh pria tadi untuk memakan semuanya. Pria itu duduk, membalik piring lalu menyendok nasi goreng memindahkan nasi goreng ke piringnya cukup banyak. Sendok pertama keningnya berkerut, rasanya gurih,  dan enak tidak ada rasa pedasnya.  Pria itu dengan sopan meminta saus pedas pada pelayan yang masih berdiri disampingnya atau memang sudah di tugaskan berdiri  di sampingnya. "Tuan muda kami tidak suka pedas,  makanya tidak pedas. " pria itu mengangguk, Tuan muda yang aneh pikirnya. Makan tanpa pedas itu bak siang tanpa mentari.

"namaku Krist,  kalau phi? " tanya pria berkulit putih susu itu.  Pelayan tadi kaget karena pemuda di hadapannya memanggil dirinya dengan sebutan phi. "Yui.. "jawabnya pelan namun masih hisa didengar,  Krist mengangguk mengerti.

Setelah menghabiskan dua piring nasi goreng dan dua helai roti dengan selai cokelat dan strawberry,  Krist pamit pulang. Jika dia berlama-lama di rumah itu dia bisa benar-benar khilaf melahap semua makanan.  Yui sempat menahan Krist agar tidak pergi, tapi Krist teramat lincah dalam bergerak.

Di dalam taxi dia mengirim pesan line cacian pada sahabatan bang**tnya Off Jumpol.  Isi pesan itu tidak perlu di jabarkan, akan sangat mengerikan jika di jabarkan takut kalian  tidak kuat cukup Off saja.  Intinya  Krist mencaci Off karena sudah membuat dia mabuk  dan menelantarkannya di depan toilet wanita hingga dia di temukan seorang pria bukan wanita.  Jadi,  wajar jika Krist mengeluarkan semua umpatan untuk sahabatnya itu? Wajar dong?  Wajar ajalah?

Tanpa dosa Off hanya membaca chat daro Krist membuat Krist kian jengkel.

........

Hai Hai
Ini first story aku di Wattpad
Maaf kalau kaku dan bla bla bla
😂😂

Mohon saran dan kritiknya
Jangan lupa tinggalin Vote dan comment. Supaya semangat nulisnya 5555+

Khapung kha 🙏

Singtuan Meet PinkMilk [ Peraya / Singto X Krist ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang