Married With(out) Love
Part 1
Ridaaa
_______
Menikah tanpa didasari cinta? Ya Tuhan, jahat sekali. Mungkin menikah karena alasan dijodohkan memang 'cukup' bagus namun, bagaimana dengan menikah hanya karena untuk memenuhi kebutuhan si pria?
[Sinopsis Doang ]
Vote dan komen ya..
Kalau ada typo maaf ya hehe ;d
***
(Nama kamu) POV—
Ku sandarkan kepalaku pada meja belajar kamar ini seraya menutup mata, mencoba melupakan sedikit masalah yang menimpa kehidupanku ini, Bagaimana bisa aku mendapatkan uang untuk membayar biaya sekolah dan berbagai kehidupanku yang lain. Orang Tua ku saja sudah meninggal karena kecelakaan, Tragis bukan? Hidup sendirian disebuah kost'an biasa dengan ketersediaan khusus bahkan sangat minim.
Ayolah, (namakamu) berfikir cepat. Aku tak bisa jika harus berlarut-larut dalam renungan kosong tanpa hasil sama sekali, aku tak bisa diam dan selalu seperti ini. Sebentar lagi aku akan kelas 3 SMA banyak hal yang harus ditebus maupun dibeli. Aku tak mempunyai keahlian khusus, bahkan aku pernah melamar untuk bekerja di sebuah cafe namun, tak diterima hanya karena aku masih SMA. Aneh bukan? Aku melihat pegawai yang lain masih muda dan malah ada yang seumuran dengan ku, seharusnya jika mereka tak ingin menambah pegawai buat apa memasang iklan.
Gedoran pintu kost ini begitu menggema digendang telinga ku, aku sudah tahu pasti ini Ibu Kost yang ingin menagih, kapan aku bisa membayar kost ini, untung saja ibu kost ini cukup baik, sudah 3 bulan lebih ia memberi ku waktu, aku tak begitu yakin jika 3 hari lagi yang bertepatan 4 bulan aku belum membayar, ia pasti akan mengusir secara halus, Mungkin.
"(namakamu), kamu udah punya uang?" tanya nya dengan nada halus, wanita paruh baya ini memang sangat baik tak jarang ia memberikan ku makanan bahkan ia pernah membayar uang sekolah ku... Aku tak tau, kapan aku bisa membalas semua kebaikannya.
"Maaf bu, tapi aku baru saja ditolak saat ingin melamar pekerjaan. Aku berjanji akan membayar uang kost 3 hari lagi,"
Ia tersenyum manis, "Iya, kau sudah ku anggap sebagai anak ku (namakamu), dulu aku pernah mengajak mu untuk tinggal bersamaku dan kau akan kujadikan anak ku, namun kau menolaknya.."
"Maafkan aku,"
"Iya, cepat tidurlah. Besok kau sekolah bukan? Belajar yang benar ya" pesannya, aku mengangguk dan tersenyum manis, sungguh jikalau ia seorang ibu kost galak seperti yang ditelevisi mungkin sudah dari dulu aku sudah diusir paksa, aku menyayangi nya bagai aku menyayangi orang tua ku sendiri.
Selepasnya Ibu Kost pergi aku langsung masuk lagi dan mengunci pintu, berjalan gontai menuju kamar. Entahlah, pikiran ku sangat kacau. 1 Bulan biaya kost ini adalah 350.000 aku sudah menunggak 3 bulan hampir, 4 bulan bahkan... Belum lagi Biaya sekolah yang semakin lama semakin naik, beasiswa sedikit meringankan penderitaan ku, namun itu tak seberapa beasiswa itu hanya mencakup buku paket dan uang 150.000
Entah sampai kapan aku bisa bertahan dalam kondisi seperti ini, untung saja ada 2 sahabatku yang selalu ada untukku bahkan tak jarang keduanya meminjamkan ku uang, walau mereka sadar aku tak akan mudah untuk membayar hutang ku itu. Nama kedua sahabatku adalah Steffie dan Bella. Keduanya selalu ada untukku, Bella yang jarang diperhatikan orang tuanya, sedangkan Steffie yang .. Emm... Mungkin ini sedikit tak senonoh untuk diungkapkan, karena Steffie sudah tak gadis lagi, ia menjualnya karena kondisinya ya kurang lebih seperti ku, Hei! Jangan kira kalau aku sudah tak gadis lagi. Aku masih gadis, bagaimana pun keadaan ku aku tetap menjaga kehormatanku... Dalam kondisi apapun itu.