1.hari pertama

5 1 0
                                    

💎8 tahun kemudian💎

Tin tin "pril gue nggak mau telat ya hari pertama gue nih"

"Bawel lu tong bentaran kuncir gue kurang 1 nih" saut april dari balkon.

Sang empu kendaraanpun memutuskan turun dari mobilnya dan masuk kerumah tetangga alias rumah ke duanya. Lumayan untuk mengisi perut kosongnya tiap bagi.

Tanpa babibu ia masuk menuju ruang makan keluarga Brian. Menyapa dan duduk di sebelah pemilik rumah.

"Pagi pah, masih pagi udah ganteng aja sih pah mau nyaingin Tian ya?"

"Eh Tian bisa aja kamu, sini ikut sarapan kita" ucap tuan Brian.

"Mah,pah April berangkat ya ntar si ayan ngambek lagi uadah siang" pamit April sambil minum susu yang di pegang mamanya .

"Ayan siapa pah?" Tanya Tian sok polos

Seketika wajah April berubah kaget.

"Mama kok nggak bilang! Ada ayan di sini?" cicit april kala mamanya yang berada di dekatnya sedang memegang gelas susu .

"Orang gue bilang Tian kan mah?! Bukan ayan kan pah!, lo salah denger kali makanya sering-sering tu kuping di bersihin"
April bicara sambil kode ke mama papanya agar Tian tak tahu jika April memanggilnya Ayan."ayok ntar telat loh hari pertama nih sekolah baru!, kan lo yang bilang kan?" ucapnya sok manis memegang pergelangan tangan Tian menariknya berdiri untuk keluar rumah.

Sekitar 20 menit waktu dari rumah mereka ke sekolah April di tempuh dengan aman dan nyaman, tanpa halangan. Dan juga penuh dengan nuansa cerita April yang excited bertemu kakak osis yang ganteng dan cakep. "Ayok yan buka kuncinya, gue nggak sabar nih" matanya tertuju pada gerbang yang masih terbuka lebar dan banyak anak yang berlalu lalang di dalamnya.
"Bentaran deh, lo nggak mau pamitan ama gue?"

"Buat?"

"Ya pamitan aja kayak lo ama bokap lo gitu contohnya"
Aprilpun mengalihkan pandangannya ke Tian dan memasang muka welcome dan mengedipkan sebelah matanya.

"Tutup mata deh, gue kan malu"
"Harus banget ya pril tutup mata? Biasanya ama papa Brian nggak pake tutup mata segala deh, cium ya cium aja gitu?"
"Kan lo spesial gitu yan"

Tian akhirnya pasrah, menutup matanya mengikuti instruksi April. Ets, jangan salah mana mungkin April mau mau aja nyium Tian gitu aja walaupun emang sahabat tapi April dengan otak cerdiknya menempelkan jari telunjuknya di pipi Tian dan menabok sang empu.

"Hahaha, sadar pak kita masih kecil nggak ada cium cium segala, bye sahabat kecilku" pamit April yang sudah membuka pintu untuk keluar.

"Ntar jemput jangan?" Tawar Tian  dan di angguki lawan bicaranya.

Setelah melihat April masuk gerbang barulah tian melajukan kendaraannya. Menuju sekolahnya sendiri SMA Pembangunan. Ya memang beda sekolah di SMA kali ini mereka memilih berbeda dengan alasan "kita dari orok juga udah sama-sama kalo SMA beda kan juga nggak ngaruh apa-apa" yaps tepatnya itu alasan April saja. SMA  NUSA yang di pilih April cuman beda 10 menit dari Tian walaupun agak jauh dari Tian.

Tian memarkirkan mobilnya di deretan mobil-mobil lainya. Walaupun tian termasuk baru di sekolahnya tapi aura famosnya sudah di dapatnya sejak MOS minggu lalu. Banyak seangkatan dan juga kakel yang nimbruk ikut tergila-gila.
Baru keluar dari mobil saja sudah banyak sapaan yang di terimanya.

Pasti pada nyanya ya, KOK Mosnya beda Tian udah minggu lalu April baru sekarang? Ya suka suka saya yang buat cerita kan saya. Salam dua jari untuk readers 😘.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

code tak terlihatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang