Kalau ada tulisan 'BinHwan Version' itu berarti remake dari ff saya yang terdahulu, okeeee!
Sebenernya ini bisa One Shot sih, tapi saya pengen bikin jadi two shot, mwehehe.
Disclaimer : Seluruh tulisan ini milik saya. Saya hanya meminjam nama-nama orang yang saya cintai ini semata-mata demi kelangsungan cerita.
Happy Reading ^^
.
.
"Ah... maafkan saya, saya tidak sengaja."
Aku memandang bajuku yang sedikit kotor karena terkena sedikit tumpahan kopi yang di bawa oleh salah satu pekerja di tempatku bekerja.
Aku hanya menatap pria setengah baya yang tengah membungkuk di depanku –meminta maaf- dengan datar.
Aku menepuk pelan pundaknya dan melangkah pergi menuju ruang praktekku. Orang yang menabrakku tadi hanya bisa terdiam melihatku berlalu begitu saja.
.
.
Aku melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi ruanganku untuk sedikit membersihkan noda kopi tadi dengan air. Untung saja nodanya tidak banyak dan mudah di bersihkan. Ku pandang pantulanku di cermin, sedikit merapikan rambutku dan berlalu keluar dari kamar mandi.
.
.
Kalian tahu salju? Ya... salju! Aku adalah salju. Bukan dengan makna butiran putih, lembut dan dingin yang muncul di kala musimnya datang. Tapi, aku adalah salju, salju yang dingin dan tak bisa terjamah. Aku adalah salju yang sudah menjadi sebuah bongkahan es keras yang tak dapat dikalahkan. Aku adalah salju yang bisa membawa badai ke hati seseorang. Aku adalah salju dengan segala kepongahan yang aku miliki.
Kata orang, salju akan berakhir jika musim semi tiba. Dengan kata lain, aku harus mencari musim semi untuk mencairkan bongkahan es saljuku. Musim semi yang hangat, yang mampu merobohkan semua benteng keangkuhanku. Tapi, aku harus mencarinya dimana? Bertanya pada orang dan aku di cap gila oleh mereka? Tidak, terima kasih.
Ah... ada lagi, aku tak pernah tersenyum, em... atau bisa dikatakan aku sudah lupa bagaimana cara tersenyum. Terakhir kali aku tersenyum mungkin beberapa tahun yang lalu. Tepatnya saat nyawa Eomma-ku belum terenggut oleh kecelakaan sialan itu. Sebelum Appa-ku menikah lagi dengan yeoja yang lebih pantas menjadi adikku. Dan sebelum adik perempuanku mengalami trauma dan dibawa pamanku untuk menjalani proses penyembuhan yang mengharuskan dia kehilangan sebagian memorinya, dia tidak mengingatku sebagai kakaknya. Yang aku ingat, itu sudah lama terjadi, dan aku tak ingin terlalu mengingatnya.
Oh ya, aku belum memperkenalkan namaku pada kalian. Namaku Kim Hanbin. Umurku 24 tahun. Aku seorang Dokter muda yang bertugas di sebuah klinik yang melayani sebuah keluarga yang kaya raya. Ada salah satu anak mereka yang butuh perawatan intensif, namanya Jung Chanwoo, dan aku yang bertugas untuk memantaunya, meskipun keluarga yang lain juga boleh memeriksakan keadaannya disini. Dengan kata lain, katakan saja aku adalah dokter pribadi dari mereka.
"Uisanim... partner kerja anda yang baru akan datang hari ini, dia baru saja lulus kuliahnya dan masih dari keluarga ini. Mohon bimbingan anda." Seorang pekerja dari keluarga yang ku tempati menemuiku. Aku menganggukkan kepala pelan dan pekerja itu langsung undur diri dari ruanganku.
Partner kerja baru?. Ah ya... bukankah Kim Donghyuk baru saja berhenti membantuku disini karena dia akan menikah dengan kekasih kelincinya dan akan menetap di Amerika. Seperti apa dia? Yeoja atau Namja? Apa dia cerewet atau malah sangat pendiam? Dia dari keluarga yang kaya seperti ini, apakah dia sosok yang manja? Hei... Kim Hanbin... sejak kapan kau peduli dengan orang lain?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salju Dan Musim Semi! (BinHwan Version)
FanfictionDengan perasaan orang bisa membuat orang lain jadi terasa lebih indah. Tapi bagiku, dia adalah musim semi. Kalau aku bagai salju, yang membeku dalam ke angkuhan akibat hidup yang harus kujalani. Tapi, dia adalah, musim semi yang segar dan jernih. Ti...