Prologue

85 7 4
                                    


Gadis itu berlari kencang menuju kantornya.

Hari ini adalah hari kelima ia bekerja di Korea. Akan menjadi masalah jika ia telat berangkat kerja, apalagi di negeri Ginseng ini orang-orang sangat menghargai waktu.

Matanya membelalak dan mulutnya membulat ketika melihat jam di tangannya.

07.40 KST

Sedangkan pukul 08.00 KST Gadis itu sudah harus berada di kantornya. Artinya 20 menit lagi gadis itu akan terkena masalah jika belum sampai di tempat tujuannya tersebut.

Suasana di Korea cukup sejuk. Musim semi tampaknya telah menyambut Kota Seoul dengan baik. Jalanan yang gadis itu lewati ditumbuhi oleh bunga-bunga yang bermekaran. Bahkan ada beberapa pohon sakura yang dengan anggunnya memamerkan kelopak bunganya yang sungguh indah dipandang mata.

Matahari tidak terlalu bersinar. Cuaca cukup bersahabat, sepertinya.

Jalanan masih agak sepi, karena ini masih cukup pagi.

Gadis itu masih berlari dengan sekuat tenaga. Sesekali, ia berhenti sejenak untuk mengambil nafas sambil membungkuk dan memegang kedua lututnya.

07.45 KST

Gadis itu mengambil nafas panjang, Ia telah sampai di tempat tujuannya tersebut. Diamatinya sejenak gedung yang menjulang cukup tinggi itu. Kemudian, ia segera berlari lagi menuju kedalam gedung itu.

Dengan nafas yang masih tidak teratur, ia berlari menuju lift.

Bruk!

"Yaa!" (Hei)

Gadis itu terkejut ketika seorang pria menabraknya. Lebih tepatnya bertabrakan, karena gadis itu yang berlari kencang, sedangkan pria itu hanya berjalan dengan santai. "Gimana sih!" Ujarnya kesal sembari mengambil tas kerjanya yang terjatuh. Berkas-berkasnya berserakan. Ia terpaksa harus merapihkan berkas-berkasnya asal.

Pria itu tidak menjawab. Pun ia hanya menatap kosong kearah gadis itu. Segera, pria itu mengambil tas jinjing nya yang terjatuh juga. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Kalo jalan hati-hati dong! Udah tau orang lagi buru-buru!" Ucapnya masih dengan perasaan kesal tanpa melihat kearah pria tersebut. Ia hanya melihat sekilas sepatu Puma bercorak hitam putih dan jaket coklat yang pria itu kenakan.

"Kau yang salah" Ucap pria itu dingin dan datar.

Gadis itu berdiri dan menatap sinis pria tersebut.

"Gadis aneh" Pria itu tersenyum miring dibalik masker hitamnya.

"Mwo?! Berani-beraninya kau berkata begitu. Kau pikir kau siapa!" Gadis itu dengan lantangnya berteriak kepada pria itu. (Apa)

Pria itu tidak menggubris perkataan gadis itu. Ia membalikkan badannya dan berjalan dengan santainya meninggalkan gadis itu yang masih emosi.

"Awas kau ya jika kita bertemu lagi, aku akan mencabik-cabik bajumu!" Teriak gadis itu dengan lantangnya. Pria itu hanya bisa mengela nafasnya saat mendengar perkataan gadis itu.

"Tch. Pria aneh. Dia pikir dia siapa, berani sekali mengataiku gadis aneh!" Gadis itu menggerutu sepanjang jalan menuju ruangan kerjanya.

"Eh tapi, suaranya kok seperti aku kenal ya? Mirip suaranya...

...Yoongi" Gadis itu menggigit bibir bawahnya cemas.

"Ah, tidak tidak. Mana mungkin itu Yoongi" Gadis itu menggeleng-geleng kepalanya kasar, segera menepis prasangka aneh yang ada di pikirannya.

                                                                                   ***

Hello! Aku masih baru disini, so let's be friend.

Please Vote and Comment, yorobun >_<

Thankyou for reading.

xixi,

Umi.


Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang