Part 7 - Imposibble

43 3 0
                                    


Author's POV

"Aku mau ke toilet dulu ya" Ujar Evelyn lalu berdiri, hendak melangkah keluar. Yoongi pun mengangguk menyetujui.

Jimin yang melihat itu, hanya bisa tersenyum tipis. Ia mendapatkan ide dan berusaha untuk mengambil kesempatan emasnya.

"Aduh, perutku mules. Aku ke toilet dulu ya" Jimin pun berlari meninggalkan para member yang keheranan dengan sikapnya.

"Perasaan tadi dia baik-baik saja" Sahut Taehyung.

Yoongi yang melihat itu hanya bisa terdiam lalu berpikir.

'Apa dia sengaja ke toilet untuk bertemu dengan Evelyn? Aah sial!' Batin Yoongi kesal.

Jimin memang ke toilet bukan untuk BAB atau BAK, melainkan untuk bertemu dengan Evelyn. Ia menunggu didepan pintu toilet wanita yang bertandakan W. Yang artinya Women. Sesekali, Ia celingak celinguk untuk mengantisipasi siapapun yang akan datang.

Setelah menunggu hampir 10 menit, akhirnya yang ditunggu-tunggu keluar.

"Omo!" Evelyn terperanjat kaget begitu mendapati Jimin yang tengah bersandar pada dinding didepan toilet wanita ini.

Jimin tersenyum.

"J-jimin sshi, a-apa yang kau lakukan disin-"

"Boleh aku meminta nomormu?"

Jimin ternyata telah menyiapkan handphonenya di tangannya. Ia memberikan handphonenya kepada Evelyn. Meminta nya untuk mengetik langsung.

Evelyn yang begitu kaget dengan keberadaan Jimin saat ini, juga karena Jimin yang begitu mendadak meminta nomor telponnya, hanya bisa mengambil handphone Jimin dari tangannya. Dengan tangan gemetaran. Tanpa basa-basi bertanya 'untuk apa' ia langsung mengetik nomor telponnya di handphone Jimin.

Handphone Jimin.

Evelyn sedang memegang handphone seorang Idol untuk pertama kali, yang mana adalah biasnya, idolanya.

Setelah selesai, Evelyn mengembalikan handphone Jimin.

Jimin tersenyum lebar, "Gomawoyo, cantik" Ujar Jimin sambil memandangi wajah Evelyn.

Jimin memuji Evelyn? Ia bilang, Evelyn cantik?

'Siapapun, tolong. Cubit aku sekarang juga. Katakan ini semua hanya mimpi' Batin Evelyn.

"Jangan katakan soal ini pada Yoongi hyung ya" Ujar Jimin.

"W-wae? Mengapa ia tidak boleh tahu?"

"Umm, aku hanya tidak ingin dia tahu. Itu saja" Balas Jimin.

Evelyn mengangguk pelan.

"Yasudah, aku akan masuk kedalam lagi. Mereka akan mencurigai kita jika kita tidak kembali" Jimin terkekeh, yang membuat matanya hampir hilang. Jimin membalikkan badannya, lalu berjalan mendahului Evelyn.

Evelyn yang masih diam terpaku didepan toilet, hanya bisa mematung melihat sosok Jimin yang baru saja berbicara dengannya.

Namun, baru beberapa menit Jimin melangkah. Ia membalikkan badannya lalu menatap kearah Evelyn. "Kau serius kan belum berpacaran dengan Yoongi hyung?"

Evelyn menggeleng.

"Bagus. Berarti aku masih punya kesempatan" Ujar Jimin tersenyum lebar lalu kembali berjalan untuk masuk kedalam.

Untuk kedua kalinya, Jimin membuat Evelyn membeku seperti ini.

He such an evil. A handsome evil.

**

22.00 KST

Aku dan Yoongi kini telah berada didalam mobil. Untuk pulang, tentu saja. Acara makan-makan dengan member BTS telah selesai.

Setelah bertemu Jimin tadi, ntah mengapa aku merasa sangat canggung berada di samping Yoongi.

Aku terus terngiang-ngiang dengan perkataan Jimin tadi.

'Bagus. Berarti aku masih punya kesempatan'

Kesempatan? Kesempatan apa maksudnya? Ah, lelaki itu membuat ku pusing saja.

"Evelyn-ah"

Aku yang sedang melamun menghadap jendela mobil, langsung menengok kearah Yoongi yang memanggilku.

"Apa aku punya salah denganmu?" Ucap Yoongi. Ia masih memandang lurus kejalanan didepannya.

Aku menggeleng. Tidak menjawab pertanyaannya.

Yoongi mendengus kesal, ia segera membanting stir mobilnya untuk menepi di pinggir jalan. Aku yang melihat aksi nya tersebut, tentu saja kaget setengah mati.

"Yaa! Michyeosseo!" Teriak ku cukup keras. (Hei // Apa kau gila)

Yoongi tampaknya cukup kesal dengan sikapku yang diam saja daritadi, "Bicaralah"

Aku menghela nafas, "Nae.. gwaenchana. Aku tidak kesal padamu"

"Lalu, mengapa kau diam saja daritadi?' Tanya Yoongi.

"Aku hanya... tidak ingin bicara"

Yoongi melenguh kasar, dan membuka seatbeltnya."Katakan padaku. Apa kau bertemu Jimin tadi di toilet?"

Oh, tidak. Yoongi tahu soal ini? Ia tahu aku bertemu Jimin tadi di toilet?

Aku meneguk ludahku kasar. Apakah aku harus jujur? Atau berbohong?

Tapi apa yang terjadi jika aku jujur? Apakah Yoongi akan marah padaku dan Jimin? Apakah ia akan menjauhiku atau bertengkar dengan Jimin?

Lalu aku teringat pesan Jimin tadi, 'Jangan katakan apapun soal ini pada Yoongi'

Otakku mencoba berpikir keras.

Namun, pilihanku jatuh pada..

"Tidak. Aku tidak bertemu dengannya."

Maafkan aku. Aku harus berbohong padamu.

"Kau yakin? Sikapmu menjadi aneh setelah kembali dari toilet..

..masalahnya, tadi Jimin juga ke toilet. Tak lama setelah kau"

Aku mendengarkan dengan seksama. Pura-pura polos seperti orang bodoh.

"Benarkah? Ia tadi juga ke toilet? Aku bahkan tidak tahu soal itu"

Yoongi mengacak-acak rambutnya. Ia bersandar pada jok mobil, "Kumohon, aku tidak ingin kau berbohong. Aku menyukaimu, Evelyn-ah. Sangat menyukaimu.."

Aku tertegun dengan ucapannya.

"Mianhae, aku telah menuduhmu. Tapi mengapa firasatku berkata, biasmu itu Jimin?"

Aku masih mendengarkan ucapannya.

"Dan aku takut, ia menyukaimu"

Aku menutup mataku. Menghela nafas pelan. Mencoba menenangkan pikiran.

Aku juga berharap seperti itu, Yoongi.

But i think, it's imposibble.

**

To Be Continued.

Maaf ya kalo pendek di part ini,

But once again, please Vote and Comment >_<

Thankyou for reading! xixi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang