Waktu Itu

2 0 0
                                    

Aku tidak tau apakah ini hanya sekedar obsesi belaka atau aku memang sudah mengenal cinta untuk kesekian kalinya.

Pagi ini aku bangun tanpa gairah, serasa hidupku seperti air hambar dan mengalir begitu saja. Pagi ini cuaca sangat tidak mendukung, udara yang dingin dan langit yang mendung. Seolah alam juga ikut merasakan apa yang aku rasakan. Aku berangkat sekolah tanpa semangat, lesu dan bosan, padahal tadi aku sarapan cukup banyak. Aku bersekolah di salah satu sekolah swasta di Yogyakarta, teman-teman memanggilku dengan sebutan Rere. Rere Anjani, anak kelas 10 IPA 2. Aku memiliki tubuh yang biasa saja dengan rambut panjang, kulit putih dan tinggi semampai. Banyak dari temanku bilang kalo aku itu cantik namun sayang aku itu galak. Yah, up too you lah ya hak-hak mereka ingin menilaiku seperti apa, tapi aku senang menjadi diriku sendiri, tanpa gimmick-gimickan gak jelas cuma buat popularitas.

Setibanya disekolah, aku langsung menuju kelasku yang berada di ujung lorong utama. Di kelas ternyata sudah ada beberapa temanku dan Tika sahabatku semenjak SMP.

Di sekolah ini pun aku berkenalan dengan banyak sekali teman baru, ada yang namanya Indah, Christo, Deo, dan masih banyak lagi. Mereka semua baik kepadaku tentunya.

Akupun langsung menuju kursi favoritku di kelas ini, yaitu dipojokan dekat jendela dan Tika pun menyapaku

"Pagi Re,"

"Ya,pagi juga." Karena moodku sedang tidak enak, aku disapa Tika hanya menjawab dengan cuek saja.

Tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi, semua anak-anak masuk berebutan. Itu hal yang lucu buatku, saat dimana bel masuk berbunyi semua siswa berlari menuju kelas dan berebutan masuk. Setelah mereka semua masuk tak lama kemudian guru mata pelajaran pertama datang, namun semua siswa kelasku bertanya-tanya mengapa ia masuk kelas bersama siswa kelas 12 IPA1. Ya, si kakak kelas dan si kakak OSIS. Dia bernama Yonatan. Daniel Yonatan. Dia memang tidak tampan seperti laki-laki lain, tapi karisma dan tajamnya tatapan matanya mampu meluluhkan hati termasuk aku salah satunya. Bukan soal materi yang dia punya lalu itu yang membuatku terpikat, tapi memang ada suatu hal tersendiri di balik matanya. Binar matanya, sorot tajam tatapannya sungguh meleleh aku dibuatnya dan senyum manisnya itu. Seketika itu juga lamunanku tersadar karena seseorang menepuk pundakku.

"Re, ngelamun aja lo, awas nanti kesambet lho".

Dan akupun cuma cengingisan mendengar Tika mengejekku.

Ternyata, si kakak Yonatan datang ke kelasku hanya untuk mengumumkan bahwa minggu depan akan diadakan POS atau Pekan Olahraga Sekolah. Yahh, ternyata dia hanya keperluan itu saja tanpa sedikitpun ia melirikku. Pikirku terlalu percaya diri akan hal itu, membuatku semakin sadar bahwa aku bukan siapa-siapa.

Setiap hari aku berpapasan dengannya ditempat yang sama dan diwaktu yang sama yaitu saat istirahat tiba. Entah kenapa mata ini selalu mencari dimana pemilik tatapan itu, kaki yang selalu melangkah menuju sang pemilik senyum manis itu. Aku seperti diguna-guna tanpa mantra, dan di jerat tanpa tali. Begitulah orang yang sedang dimabuk asmara, layaknya anak muda jaman sekarang. Namun sebagai cewek aku berusaha untuk terlihat biasa saja jika bertemu dengannya. Tapi, siapa sangka jantung ini berdetak tak menentu ketika mata ini melihat segaris senyumnya, derap langkahnya dan tentunya indah matanya. Waktu terasa lebih cepat seribu kali, bumi terasa tiada gravitasi. Aku melayang dibuatnya walau kami tidak pernah bertegur sapa, apakah ini yang dinamakan cinta? Seakan semua tidak dapat dijelaskan dengan logika maupun rumus-rumus yang telah tercipta.

Memang jika sudah bicara soal cinta, kita tidak akan bisa menjelaskan hanya dengan kata, menggambarkan dengan garis horizontal maupun vertikal. Semua hanya semu, tak terlihat dengan jelas namun gelombangnya sangat kuat. Hanya bias dirasakan oleh orang yang bersangkutan, karena ini menyangkut hati yang tak dapat bicara lewat kata dunia namun lewat kata yang tak mampu bersuara.

Hari pun sudah menunjukkan pukul 12.00 tepat pelajaran Fisika, panas yang begitu terik menyengat walau di dalam kelas terdapat AC, cuaca berubah drastis dari cuaca pagi tadi. Seakan di kelas aku merasa sesak tak bias bergerak bebas karena panasnya kota ini. Hiruk pikuk jalanan, suara kendaraan beradu semakin membuatku jenuh.

"Hee, lu kenapa Re?" Tanya Indah dengan nada sedikit tertawa. Mungkin dia heran melihatku kepanasan.

" Lo gak lihat gue kipas-kipas itu kenapa? balasku ketus.

" Yee gitu aja sewot lu" jawab Indah sambil menggodaku.

" Aduh..aduhh kepanasan ya dek, sini-sini mas kipasin." goda Deo yang tiba-tiba nyelonong aja entah dari mana.

Sontak teman-teman disebelahku tertawa karena geli mendengar perkataan Deo tadi. Sampai-sampai Pak Eko guru Fisika kami pun menoleh kebelakang dan semua langsung terdiam. Kini aku yang tertawa karena melihat tingkah lucu mereka yang langsung diam ketika Pak Eko melirik mereka.

" Hahahahaha..., emang enak." godaku kepada mereka.

" Gak apa-apa kok yang penting bisa godain kamu" goda Frans yang duduk dibelakangku.

" Ihh tauk ahh" kataku sebal. Mereka pun tertawa.

Pelajaran siang ini cukup melelahkan dan membosankan karena Fisika di jam terakhir pada hari Senin dan materinya pun tidak mudah dimengerti. Semua tenaga sudah terkuras di pagi hari, mulai dari Kimia, Matematika wajib, Biologi dan di jam terakhir ini Fisika. Mata pelajaran yang paling berat dalam satu Minggu. Kebanyakan dari teman-temanku sibuk sendiri namun juga ada yang sibuk memperhatikan Pak Eko mengajarkan tentang banyaknya rumus. Tentunya yang memperhatikan adalah mereka anak - anak yang paling rajin dikelas.

Waktu terasa begitu lama hingga akhirnya waktu yang ditunggu tiba, bel sekolah berbunyi.

"Tett..tett..tett.." bunyi bel sekolah tiga kali menandakan jam pelajaran telah usai dan bersiap untuk pulang. Semua anak bersorak gembira, dan tentunya termasuk aku.

Semua berhamburan keluar, bergegas menuju gerbang sekolah untuk segera pulang. Namun tidak denganku, aku masih santai duduk di kelas sembari merapikan buku dan alat tulisku di meja.

" Heyy, ayo pulang malah duduk santai aja lo" sapa Arden si ketua kelas. Yaa dia lumayan tampan, hitam manis lebih tepatnya sih. Dia juga orangnya humoris, ramah dan tidak pilih - pilih kalo berteman.

" Iya - iya ini juga lagi beres-beres meja kok" jawabku.

Akupun pulang dengan berjalan kaki karena rumahku tidak jauh dari sekolah. Aku berjalan sambil menikmati udara siang menjelang sore. Semilir angin diselingi polusi kendaraan namun udara tetap terasa sejuk identic dengan kota yogya yang penuh cerita. Teringat masa di mana aku penuh luka, penuh rasa sesal yang tiada henti. Waktu itu, waktu ku mulai percaya cinta, percaya akan sebuah cerita dongeng akan menjadi nyata. Namun siapa sangka bukan seperti dongeng yang memiliki kisah akhir yang bahagia namun malah seperti kisah cerita rakyat yang berakhir dengan penuh sesal dan luka walaupun tidak semua berakhir dengan itu.

Lamunanku tersadar ketika tiba - tiba sebuah sepeda motor berhenti disampingku dan menyapaku.

" Hey, mau gue anter?", sapa seorang cowok yang suaranya lumayan familiar di telingaku. Dan siapa sangka ternyata cowok itu adalah kak Yonatan si kakak kelas yang aku kagumi.

" Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam?", gumamku dalam hati. Jantungku makin menderu ketika mata ini beradu. Lagi - lagi sorot mata itu melemahkanku.

" Hey, kok diem sih. Ayo mau nggak nih?", tanyanya lagi membuyarkan pandanganku terpana olehnya.

" Oh terimakasih Kak tawarannya tapi rumahku udah deket kok. Maaf." jawabku setengah gugup.

" Gak papa, sekalian biar gue tau rumah lo". Sontak membuatku kaget dengan ucapannya.

" Gak deh kak, makasih"

" Ya udah kalo gitu, gue duluan ya",

" Tapi seriusan ni gak mau gue anter?", tanyanya lagi meyakinkan.

" Seriusan kak, makasih".

" Oh ya nama lo siapa?" pertanyaan itu membuatku seoalah mau pingsan.

" Kenalin gue Daniel Yonatan anak 12 IPA 1", dia sembari mengulurkan tangannya.

" Namaku Rere Anjani anak kelas 10 IPA 2", akupun menjabat tangannya yang hangat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 06, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Adakah Masa Untuk di Kenang??Where stories live. Discover now