Dimalam yang bisu kuterbangun. Berat terasa dikepalaku, kucoba perlahan-lahan membuka kelopak mataku dengan sekuat tenaga, agar tak tertutup kembali, kupaksa tubuhku berajak dari singgasana yang nyaman dan empuk untuk berbaring melepas kelelahanku
Akupun tak ingin telena terlalu lama oleh kenyamanan itu, tiba-tiba terbesit dalam ingatku saat adzan isya berkumandang, tubuh masih terlentang disinggasana yang empuk, sambil asyik menikmati jari jemari sibuk membalas pesan-pesan yang tidak bisa aku abaikan, ini dunia keduaku yang dapat membawaku serasa dekat dengan orang yang jauh dari pandanganku, namun kelopak matakupun tertutup dengan sendirinya, sampai-sampai kewajiban terabaikan begitu saja
Sesak didada beginikah rasanya, jika hal yang fana mengalihkan hal yang kekal, sia-sia terlewat begitu saja, padahal semestinya kutinggalkan dunia keduaku, untuk dunia tujuan akhir hidupku, dilema masih menghantui ketaatanku pada-NYA
Sungguh tak mudah membiasakan diri menjalankan panggilan-NYA terutama jika berhadapan dengan beratnya mata, agar tak telena rayuan singgasana yang empuk menyamakan tubuh meredupkan mata yang tak sanggup terjaga diwaktu isya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlewat
Short StoryKewajiban yang telwatkan karna berat menahan beban mata karna kelelahan