Terlewat

2 1 0
                                    

Dimalam yang bisu kuterbangun. Berat terasa dikepalaku, kucoba perlahan-lahan membuka kelopak mataku dengan sekuat tenaga, agar tak tertutup kembali, kupaksa tubuhku berajak dari singgasana yang nyaman dan empuk untuk berbaring melepas kelelahanku

Akupun tak ingin telena terlalu lama oleh kenyamanan itu, tiba-tiba terbesit dalam ingatku saat adzan isya berkumandang, tubuh masih terlentang disinggasana yang empuk, sambil asyik menikmati jari jemari sibuk membalas pesan-pesan yang tidak bisa aku abaikan, ini dunia keduaku yang dapat membawaku serasa dekat dengan orang yang jauh dari pandanganku, namun kelopak matakupun tertutup dengan sendirinya, sampai-sampai kewajiban terabaikan begitu saja

Sesak didada beginikah rasanya, jika hal yang fana mengalihkan hal yang kekal, sia-sia terlewat begitu saja, padahal semestinya kutinggalkan dunia keduaku, untuk dunia tujuan akhir hidupku, dilema masih menghantui ketaatanku pada-NYA

Sungguh tak mudah membiasakan diri menjalankan panggilan-NYA terutama jika berhadapan dengan beratnya mata, agar tak telena rayuan singgasana yang empuk menyamakan tubuh meredupkan mata yang tak sanggup terjaga diwaktu isya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TerlewatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang