Me and Hyuga Family

1.1K 128 16
                                    


By Jeanly_lawliet

Untuk lovelySasuhina-san yang minta sequelnya 'Me and Uchiha Family'. Semoga tidak mengecewakan ya! 😊😊😊

Dan untuk reader yang berkenan membaca, happy reading and enjoy! 😊😊😊

Naruto © Masashi Kishimoto

.
..
...
..
.

Berkali-kali Sasuke menghela napas sehalus mungkin untuk menekan kesabarannya yang demi apapun sangat-sangat minim. Jika saja laki-laki bergaya rambut aneh itu tidak ingat dimana dan dengan siapa dia berhadapan, sudah semenjak satu jam yang lalu dia mengumpat dengan menyebut seluruh nama penghuni kebun binatang sana.

"Jadi, apa yang membawamu kemari?"

Sialan!
Sasuke yakin pak tua menyebalkan yang sialnya adalah calon mertuanya sendiri itu tidak tuli atau pikun. Sumpah demi apapun, pertanyaan itu telah Sasuke dengar dan jawab berkali-kali sejak satu jam yang lalu. Perasaan dongkol semakin menyumpal hati Sasuke, selain perlakuan calon-pasti-ayah mertuanya yang kelewat minta digunduli, kaki Sasuke yang bersimpuh layaknya perempuan-perempuan keraton sudah kesemutan hingga mati rasa.

"Aku kemari ingin meminta restu ayah untuk meminang Hinata."

Sasuke menjawab sesopan mungkin. Mantra 'sabar' yang digumamkannya di dalam hati lumayan ampuh juga.

"Hmmm."

Hiashi bergumam.
Laki-laki berumur yang masih sehat itu membatin betapa kurang ajarnya anak bau kencur yang berani memanggilnya 'ayah' dan meminta putri kecilnya. Memangnya Hiashi akan memberikannya dengan mudah?
Jangan harap!

Sasuke mengeram. Gumaman menyebalkan itu telah membuat telinga Sasuke panas. Firasatnya mengatakan jika Hiashi akan kembali mengulur waktu. Benar-benar orang tua menyebalkan!

Jelaga Sasuke mengerling ke arah samping kanan-kiri Hiashi. Tak jauh beda dengan raut menyebalkan ayah Hinata, dua saudara Hinata juga memasang wajah tak kalah menyebalkan. Di samping kiri duduk adik perempuan Hinata, Hanabi namanya. Gadis yang masih menginjak semester pertama di kelas dua SMP Konoha itu sedari tadi menatap Sasuke dengan senyuman mengerikan layaknya seorang psikopat. Dia jadi merinding sendiri, mungkin inilah yang kerap dirasakan Naruto saat menghadapi Orochimaru-sensei ketika laki-laki pirang itu mendapatkan hukuman.

Melirik sisi kanan Hiashi, Sasuke bersumpah akan menonjok wajah maskulin yang tersenyum remeh ke arahnya suatu saat nanti. Neji namanya, kakak Hinata yang menurut kabar sangat overprotective terhadap kelinci kecilnya. Sasuke merutuk, kenapa Hinata yang lemah lembut itu harus terlahir dalam keluarga abnormal seperti ini.

"Aku akan memberikan restuku setelah kau mampu melewati ujian dariku, Neji, juga Hanabi."

Putus Hiashi. Dengan angkuh memandang Sasuke remeh lengkap dengan seringaiannya. Jangan lupakan pula kedua tangan kanan Hiashi yang juga menyeringai ke arahnya.

"Bagaimana?"

"Hn. Aku akan melewatinya dengan mudah!"

.
..
...
..
.

Perempatan imajiner menghiasi dahi Sasuke, sedari tadi kepalanya berkedut-kedut tak menyenangkan, kedua mata jelaganya memicing tajam pada sosok mungil yang tengah berjalan di depannya.

"Sasuke-nii, aku haus. Belikan aku minum!"

Dengan seenak jidat, anak terakhir keluarga Hyuga itu menyuruhnya membelikan air minum, sedangkan si empunya dengan santai duduk di kursi yang telah tersedia di mall paling besar yang dimiliki oleh Konoha.

Me and Hyuga FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang