1. To Be One

1.4K 159 19
                                    

"Apa yang telah kau berikan padaku selama ini?" kata Bae Joo Hyun.

"Kau tak ingat, aku sudah memberikan segalanya untukmu. Sekarang kau menuntut lagi? " Jawab Ong Myungsoo.

"Aku telah menyesal sudah menikah denganmu" kata Joo Hyun.

"Sekarang semua penyesalanmu kau lampiaskan padaku. Dulu saat aku masih sehat kau tidak seperti ini. Ada apa sebenarnya denganmu? " kata Myungsoo.

" Dasar tua bangka, diam kau aku sangat menyesal telah menikahimu. Ku harap kau mati sekarang juga" kata Joo Hyun.

"Dasar perempuan lancang tak yau terima kasih" bentak Myungsoo pada istrinya.

Plaak sebuah tamparan mendarat pada pipi Joo Hyun.

"Sialan kau, brani-braninya kau menamparku" kata Joo Hyun marah.

Ia berlari ke dapur dan mengambil sebuah belati tajam.

"Hi turunkan balati itu! " teriak Myungsoo.

" Kenapa kau takut aku membunuhmu? " kata Joo Hyun dengan seringaian tajam pada bibirnya.

Ia kemudian mulai mendekati Myungsoo. Sambil medodorkan belati itu Myungsoo.

Myongsoo yang duduk di kursi roda, ia mencoba menghidari istrinya.

Ia memuratar roda korsi roda itu, tapi sayang tak ada pegerakan ia tetap berada pada tempat itu.

Joo Hyun semakin mendekat.

Satu langkah

Dua langkah

Dan

Creettt.....

Lantai dibasahi oleh noda darah. Myongsoo mengeram kesakitan.

Belati itu mendarat pada dada kanan Myongsoo. Darah keluar mengalir keluar dari sana.

"Tteganya kau lakukan ini padaku! " kata Myongsoo dengan tersengal sengal.

Wanita itu diam mendengar kata kata yang keluar dari mulut suaminya itu.

" Ini adalah pilihanku" kata Joo Hyun kemudian.

***

Jihoon berjalan pulang. Terdengar suara lerutnya yang sedang kelaparan. Ia mempercepat langkah kakinya.

Hanya tinggal beberapa meter untuk sampai di rumah. Dan cuaca panas membuatnya sangat lelah dan haus.

Ia kemudian menghampiri pohon yang berada pada tepi jalan. Sambih berteduh ia mengipas ngipaskan dirinya dengan tangannya.

Setelah matahari mulai sedikir redup ia membali melanjutkan perjalanan nya menuju rumah.

Sampai di depan rumah, terdengar suara teriakan dari dalam.

Jihoon menintip dari jendela rumah. Tiba-tiba matanya melotot melihat apa yang terjadi.

Matanya seketika berair, malah sangat deras. Tangan dan tubuhnya mulai gemetar.

Dia melihat ayahnya yang di bacok oleh ibu kandungnya sendiri.

Ia duduk sambil merangkul kakinya. Takut dengan keadaan. Tapi Kakaknya Seongwoo datang menghampirinya.

"Hoon kau mengapa menangis ?" Tanya Seongwoo.

Jihoon masih tersengal sengal, lalu mencoba untuk diam.

"Ayaah, Ibu!" Katanya sambil menangis lagi. Mendengar itu Seongwoo langsung membuka pintu rumah.

Alangkah terkejutnya ia melihat ceceran darah sudah menggenangi lantai rumah. Sang ayah tengah duduk sambil memejamkan matanya dengan luka di dada kanannya.

BlackCat [Ongniel] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang