Accidental

668 78 4
                                    

Part II

T E E


"Cantik,, cantiikk...." seorang wanita paruh baya memanggil dengan nada lembut berasal dari dapur dirumah megah salah satu perumahan thailand yang bergengsi.

Dengan jawaban yang sedikit malas-malasan, aku menanggapi panggilan itu yang seharusnya tidak diperuntukkan bagi seorang pria sejati sepertiku.

"What Mom?"

"Sini sayang, cepatlah turun. Mama mau minta tolong."

Perasaan ku jadi tidak enak. Ada kata "Minta Tolong" sudah pasti mama akan menyuruhku sesuatu dan itu malesin banget karena cuaca thailand saat ini sangat tidak mendukung, panas ceria.

Aku menuruni tangga dengan bibir manyun, mata panda ala ala, disertai bahasa tubuh yang menolak kata ''Minta Tolong"

"Sini cepat duduk disini, sekalian makanin buah ini, mama beli buah semangka nih, dingin lagi."

Aku duduk tepat disamping mama yang sedang sibuk berdiri mengupas buah semangka itu

"Bisa gak, mama tidak memanggilku cantik? aku ini pria tahu!" ucapku memungut satu potongan semangka besar diatas piring putih diatas meja makan tempat dimana kami berbincang.

Mama malah tersenyum menggoda, "Lagian anak mama cantiknya gak ketulungan."

"Apa sih ma, gak lucu tahu, apa kata dunia pria dibilang cantik, bisa turun nih harga pasaran."

"Salah sendiri, dulu kan waktu mama mengandung maunya anak perempuan, kenapa yang keluar jadi kamu, yee.."

''Ampun deh maaa, alasan gak mutu deh! Tee itu tampan bukan cantik, titik!'' kataku menghabiskan buah semangka.

"Iya deh cancik, mama gak panggik cantik lagi tapi cancik, kamu memang cancik,, cancik,, cancik,," mama sambil berdendang lagu cancik yang kekinian membuatku menaikkan alisku.

'Mama tadi panggil aku, memang mau minta bantuan apa?"

"Oh iya hampir lupa, hari ini papamu ada pertemuan bersama koleganya, kamu ikut ya?''

"Buat?"

"Yah mendukung pekerjaan papamu lah, apalagi?"

"Kan Tee juga gak kenal dengan mereka, repot amat?"

"Gak bisa nolak, titik oke cancik?"

"Kan Tee mau bobo seharian mamaaa.... ini hari libur waktunya Tee berhibernasi."

"Sekarang kamu mandi, kita berangkat siang, tuh uangnya," kata mama menunjuk ke arah beberapa senti didepan mejaku, "Sekarang siap-siap, dandan yang cancik belikan kue di toko langganan mama, kamu nanti di antar pak kim supir, ke tempat kediaman teman kolega papamu naik gojek aja ya, soalnya mama mau ke salon habis ini.''

"Waduh, aku kan tidak tahu letak rumah temannya papa ma."

"Gak usah alasan, jaman sudah canggih, nanti mama kirim location lewat aplikasi, hayuk cepat siap-siap cancik nanti kehabisan," kata mama menaruh pisau dan buah semangka yang telah di potong rapih diatas meja makan.

Dia mendekatiku sambil lalu, sebelum melewati tempat dudukku, dia mencubit pipi tembamku, "Ingat ya sayang anakku, kue tiramisu, okay?" tanda ibu jari dari mama.

Aku menunduk dan mengiyakan kemauan wanita satu-satunya di rumah ini.

mari kita bersiap Tee, malang sekali nasib kau ini.. hibernasi ala panda, gagal, hicks.

TAE TEE (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang