"Isshh... pergi sana! Jangan dekati aku!" Usirku pada seseorang yang baru saja menduduki tepi ranjangku. Kudorong tubuh tinggi besarnya dengan seluruh tenaga yang aku miliki. Aku tidak peduli jika ada orang, yang menyebutku kasar. Lagipula, dia memang menjijikkan dan aku tidak suka sesuatu yang menjijikkan sepertinya.
Dia jatuh dari ranjangku yang hampir setinggi pinggang dewasa. Dia sedikit mengaduh karena punggungnya membentur lantai dingin dibawah sana. Setelah itu, dia segera bangun dan hendak kembali menaiki tempat tidurku. Tapi aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi, aku sudah sangat jijik, apalagi jika dia menyentuh setiap barang-barangku. Astaga. Jangan sampai!
Aku menghalangi orang itu menggunakan gagang sapu yang kuambil di belakang pintu kamarku, dengan cepat aku melompat ke atas ranjang dan mengacungkan ujungnya tepat di hadapan wajahnya. Aku memelototinya, dan mengancamnya.
"Berani kau naik ke tempat tidurku, akan kupukul kau sampai berdarah." Wajahnya berubah sedih. Aku tidak peduli. Tidak akan kubiarkan kamarku disentuh olehnya.
"J-Jackseunn-ie," Orang itu mencoba menyentuh lenganku, namun aku menghindarinya dengan cepat. Perasaan jijik itu kembali mendominasi hatiku. Aku tidak mau disentuh olehnya. Dengan cepat aku memukul keras tangannya yang hampir menggapai lenganku. Dia meringis kesakitan. Dia menggosok tangannya yang kupukul tadi. Aku tersenyum sinis, sambil berdiri diatas ranjang. Dia lalu menengadah. Aku tertawa dalam hati, wajahnya sekarang bahkan lebih aneh.
"H-hyung mau main sama Jackseunn-ie.." Apa yang dikatakannya tadi, aku tidak salah dengar kan? Yang benar saja. Dia pintar sekali untuk membuatku muak padanya. Apa dia tidak paham pada kata-kataku tadi untuk 'Tidak dekat-dekat denganku'?
Ya Tuhan. Dia sekarang benar-benar membuatku muak melihatnya.
"Kau tidak paham juga? Sudah ribuan kali aku mengatakan padamu, jika aku tidak ingin kau mendekatiku. Aku muak padamu." Aku berteriak padanya, sungguh, aku tidak punya banyak kesabaran jika harus berhadapan dengannya kapanpun.
Aku mendorong tubuhnya dengan ujung gagang sapu hingga dia berjalan mundur dan keluar dari kamarku. Dia menatapku dengan wajah sedihnya yang terlihat sangat bodoh dan aneh. Si idiot itu akhirnya kembali merengek padaku agar aku membiarkannya masuk dan bermain bersamanya. Ya Tuhan, aku harap dia pergi jauh, sejauh-jauh yang dia bisa. Aku sudah tidak tahan hidup satu atap dengannya. Dia mencoba memegang lenganku lagi. Uhh, tidak mau. Dia tidak boleh menyentuhku.
"Ewh, menjauhlah dariku! Kau bau dan aneh. Aku tidak suka padamu, idiot!!" Aku memakinya, aku benar-benar tidak ingin dia menyentuhku. Rasanya sangat menjijikkan jika harus disentuh olehnya. Aku tidak tahan lagi, si idiot ini sangat pemaksa dan membuatku sangat geram pada kelakuannya yang begitu menggangguku. Aku akan beri dia pelajaran.
Aku mengarahkan ujung gagang sapu padanya dan memukul daerah perut dan pinggangnya dengan kencang. Aku sadar, jika si idiot ini tidak punya keseimbangan yang baik, jadi dia terjatuh ketika pukulan pertamaku mengenai perutnya. Dia jatuh terduduk dan menghantam lantai keras dibawahnya. Si idiot itu menjerit nyaring, ketika tulang punggung hingga tulang duduknya dihantam rasa nyeri. Tubuhnya lalu menyandar miring pada pilar penahan anak tangga.
Cih, jatuh begitu saja sudah berteriak. Dasar, lemah. Ohh, aku lupa. Dia kan, idiot. Pasti idiot sepertinya sangat lemah dan merepotkan. Aku tetap berdiri nyaman di tempatku, tidak ada sedikitpun keinginanku untuk membantunya. Mood baikku sesaat lalu, hancur begitu saja karena si idiot itu. Dia benar-benar seekor hama pengganggu dalam hidupku yang bahagia ini. Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa orangtuaku yang terlihat sempurna tanpa cacat bisa melahirkan anak sepertinya yang cacat mental. Apa jangan-jangan, dia adalah pembawa kesialan. Dan Tuhan menunjukkan sebuah bukti melalui abnormalitas pada tubuhnya. Tuhan, tolong jaga aku dari kesialan yang dibawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Brother, I'm Sorry! [JackBum Vers.]
Teen FictionOneshot... Can't describe it. Just read. Mungkin cerita ini akan terasa sedikit tragis dan menyedihkan. Langsung baca aja. Tapi aku mohon jangan benci aku karena karakter yang dimainkan tokoh kesayangan kita ini sedikit berbeda dengan ekspektasi kal...