Aku setiap seminggu sekali berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman. Dari menara masjid raya Baiturrahman, masjid yang besar di kota ini, aku bisa melihat berbagai pemandangan indah.
Di dalam perkarangan masjid aku bisa melihat beberapa pohon kurma yang baru tumbuh tidak begitu rimbun dan besar, sekitar tiga meter. Dan ada tiga pot bunga besar di sekitar tangga masjid.
Dan di sekitar masjid ada beberapa rambu-rambu di persimpangan jalan. Dan berjejeran toko-toko yang menjual pakaian yang bergelantungan, toko emas yang banyak pembelinya, warung nasi serta pertokoan lainnya. Karena banyak toko bahkan penjual kaki lima sekitaran masjid, jalannya menjadi sempit dan terkadang sudah di lewati mobil .
Di seberang jalan sebelah kanan ada beberapa toko yang menjual berbagai macam asesoris khas Aceh, dan di sampingnya ada toko jam serta dua toko buku.
Suasana yang begitu indah dan terasa tak pernah sepi, karena hiruk pikuk kendaraan yang lalu lalang membuatku suka kesini. Disini, kita bisa melihat orang yang berbondong-bondong menuju ke masjid. Suasana yang begitu menyejukkan hati ketika datangnya waktu shalat ashar.
Anak-anak TPA berlarian menuju masjid, mereka memakai baju seragam warna cream, terlihat rona kebahagiaan di wajah mereka. Di antara mereka berlomba siapa duluan sampai dan segera meraih tangan para ustadz dan ustadzah untuk segera mereka salam satu persatu.
Ada anak yang terjatuh di tangga Masjid sebab ia berlari tanpa melihat tangga yang baru di pel.
Suasana di sekitar masjid pun terlihat beda dari biasanya sebelum adzan berkumandang. Jika sudah dengar suara adzan, banyak toko yang di tutup. Penjaga tokonya menyelesaikan kewajiban dulu, bersimpuh di hadapan Ilahi Rabbi.
"Abi, ayo kita melangkah masuk ke dalam masjid, biar tidak telat ikut berjamaah," ucapku pada belahan jiwa.
"Silahkan ummi duluan, Abi mau mengambil wudhu dulu sebelah utara masjid, sebab sebelah barat masjid tempat ambil wudhunya berdesakan sekali," ucap suamiku.
"Iya baiklah Abi," aku melangkah kan kaki masuk ke dalam masjid, suasana di dalamnya begitu bisa membuat hati terasa nyaman.
Di shaf bagian depan kaum adam sudah pada siap untuk shalat dan barisan sudah pada rapi, dan agar bisa khusus dalam shalat ada tirai pambatas yang ditarik antara shaf kaum Adam dan hawa. Di shaf belakang berdiri kaum hawa yang sudah siap juga untuk shalat.
Suasana yang tertib, dan rapi ketika hendak shalat menjadi moment terindah bagi setiap orang.
Aku dan suami pun sering kesini, walaupun terkadang hanya sekedar duduk saja di lantai marmer masjid, tapi sudah bisa membuat hati tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERKUNJUNG KE MASJID
Short Storymenceritakan tentang keindahan sekitar Masjid Raya Baiturrahman