Part 1

27K 1.3K 198
                                    

Lily memasuki pelataran parkir apartemen elit pacar hangat terbarunya sambil berlari-lari kecil. Disebut pacar hangat terbaru karena mereka memang baru saja jadian dua minggu yang lalu. Jangan ditanya ini pacar ke berapa ya? Karena nggak bakalan bisa kehitung saking banyaknya.

Tapi kalau maksa pengen tahu juga, ya kira-kira seperti saat kita menghitung taburan bintang dilangit sih. Satu dihitung, eh satu lagi tetiba muncul. Seperti itulah jumlah mantan Lily. Definisi secara significant nya adalah tidak terhingga!

Berbalut crop top putih dengan tulisan dumb him dipadu dengan rok mini kulit ketat dua puluh centimeter diatas lututnya, penampilan spektakuler Lily sukses membuat para pria yang sedang duduk-duduk santai di lobby apartement menelan salivanya sendiri.

Sampai saat bayangan tubuh Lily menghilang di ujung lorong lobby menuju lift pun, kepala mereka masih saja setia terarah serempak pada Lily. Sosok seksinya memang menggoda jiwa raga.

Lily saat ini terburu-buru kembali lagi ke apartemen Tristan. Karena tadi siang ia  secara tidak sengaja meninggalkan ponselnya di sana. Hidup tanpa ponsel itu sama saja seperti nasi bungkus tanpa karet, awur-awuran, coegh!

Setelah lift berhenti diangka tujuh, Lily pun segera menekan password. Kebetulan angka apartement ini terdiri dari angka kombinasi tanggal lahirnya.

"Supaya saya selalu teringat padamu, Sayang."

Itulah alasan Tristan saat menggubah password apartemennya. Lily sih hanya tertawa aja. Laki-laki tanpa gombal itu mah ibarat nasi goreng nggak pake telur. Uang artinya kurang afdol, coeg.

Baru saja langkahnya tiba di ruang tamu, telinganya  mendengar desah-desah seperti orang tengah kepedasan dari arah kamar. Radar kepo tingkat akut Lily pun mulai bereaksi. Ada apakah gerangan di dalam sana?

Lily mendekati pintu kamar apartemen. Menempelkan sekilas telinganya di sana. Penasaran, sekonyong-konyong Lily membuka pintu kamar. Seketika tampak sepasang manusia sedang bermain smack down sambil piting-pitingan. Suara ah uh ah terdengar menggema di seantero kamar. Sepasang manusia itu adalah Tristan pacar terbarunya dan Diana sahabat terlamanya.

Melihat pintu kamar yang terbuka secara tiba-tiba, sepasang sosok yang sedang bergumul itu kaget bukan alang. Apalagi saat mereka sadar, bahwa sosok Lily lah yang tengah memergoki kecurangan mereka berdua.

Tristan membuka mulutnya sebelum menutupnya kembali. Ia bingung karena tidak tahu harus membela diri seperti apa. Dalam hati ia menyesal luar biasa, karena telah iseng mengikuti hasrat kelelakiannya. Diana tadi muncul tiba-tiba di kamarnya karena ingin mengambil ponsel sahabatnya, Lily.

Sementara Diana, keadaannya kurang lebih sama. Dia juga menyesal telah mengikuti hasrat liarnya untuk menggoda Tristan, yang memang sudah disukainya sejak mereka SMA. Satu hal yang ia lupakan. Tristan itu milik Lily. Sahabat luar biasa baiknya.

Lily itu walau berasal dari keluarga kaya, tetapi tidak ada jaim-jaimnya. Lily  berteman mau dengan orang-orang yang kurang beruntung seperti dirinya. Dulu di sekolah ia cupu dan miskin. Sehingga tidak ada yang sudi berteman dengannya. Sampai akhirnya si flawless Lily, begitu julukan Lily di sekolah, memilih berteman dengannya. Lily juga membantu perekonimian keluarganya.

"Udah, lo lo pada nggak usah ngejelasin apa-apa sama gue. Because the more you lie, the smaller you seem," ucap Lily santai.

"Sebenernya gue malah mau mengucapkan terima kasih pada kalian berdua. Karena dengan adanya kejadian ini, gue jadi nggak harus capek-capek mikirin cara buat mutusin lo, Tan. Karena jujur, gue juga udah bosen sama lo. Jadi lo nggak usah pasang muka sok merasa bersalah begitu di depan gue. Karena gue mah kagak ngapa-ngapa juga, Tan. Lain cerita kali kalo gue emang cinta beneran sama lo. Mungkin gue bakalan nangis guling-guling sambil goyang oplosan dimari," imbuh Lily lagi.

WILDFLOWER (Baca Cerita Lengkapnya Di Karyakarsa Innovel, KBMapp, GoodNovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang