Bye, 3001, Hello, 3001

10.4K 1K 250
                                    


30 Januari 2018.

Ruang rias kini menjadi salah satu saksi, Jeon Jungkook kembali menangis untuk kesekian kalinya. Semua perkataannya itu memang tidak sama sekali mencerminkan perasaan dirinya.

Dari kata demi kata, Jungkook dapat menipu; menipu banyak orang juga dirinya sendiri. Berkata bahwa dia sangat baik-baik saja, padahal tidak begitu kenyataannya.

Sedikit sulit untuk meriasnya, karena riasannya harus berulang kali terhapus oleh buliran air matanya yang jatuh terus-menerus tanpa henti.

"Maaf, tuan Jungkook?" teguran ke lima kali, sampai yang meriasnya saja jengkel sendiri.

Yang ditegur segera menghapus air matanya. Berdiri dari tempat duduknya, pergi untuk mengambil tisu. Dan berkata, "Sebentar ya, aku cuci muka dulu gak apa kan?"

"Hm.. jangan lebih dari lima menit ya, tuan. Karena pernikahan akan segera berlangsung sebentar lagi, bukan?"

"B-baik. Gak lama kok."

Segera saja kakinya berjalan cepat, pergi ke luar ruang rias. Menundukkan kepala sepanjang jalan. Air matanya menetes deras ke lantai; seperti ia sedang membuat jejak saja.

Sampai pada toilet di lantai gedung tersebut. Toiletnya begitu sepi. Tentu saja. Di lantai tiga ini hanya ada dua ruangan yang terpakai.

Ruangannya.

Dan Taehyung.

Ia melihat pantulan dirinya di cermin besar. Begitu rapuh, hampir tak mampu melihat keadaannya sendiri.

Skenario hidupnya begitu lucu, ia ingin tertawa bersamaan dengan air mata, apa itu wajar?

Ini menyakitkan tapi juga pantas untuk ditertawakan. Ia ingin melakukan keduanya.

Mendongakkan kepala ke langit, memandang satu titik tergelap dari antara cahaya-cahaya lampu. Tertawa kecil bersama satu tetes air mata yang lagi-lagi mengalir di pipinya. "Itu aku.."

Dari banyaknya orang yang berbahagia untuk hari ini; termasuk orang tuanya. Ada dirinya sendiri yang satu-satunya berbanding terbalik.

Grep

"Kamu semakin kurus aja? Kemarin kamu pulang gak makan ya?"

Begitu terkejut Jungkook kala suara berat dengan kekhasannya itu menggema satu ruang toilet ini. Belum lagi satu lengan yang melingkar di pinggangnya.

Membuatnya buang muka tak berani menatap ke arah si pemilik suara. "K-kok kamu ke sini? Emang kamu udah selesai riasan?"

Jemarinya bermain di ujung tuxedo yang digunakan Jungkook. Menarik napas sebanyak mungkin untuk menjawab satu pertanyaan. "Aku tadi liat kamu lewatin ruang riasku. Jadi aku ikut aja deh, untuk liat kamu.."

Tubuhnya terasa kaku sekali, kekehannya pun terasa hambar. "Kamu pasti belum selesai dirias deh.. mending kamu balik sana, tamu kamu kan banyak banget, Tae. Mereka nungguin loh."

Dengan perlahan Jungkook menyingkirkan tangan yang melingkar di pinggangnya. Kepala yang tadinya menunduk kini memberanikan diri untuk menatap cermin di depan. Melihat kedua manusia yang mungkin sama hancurnya.

Tapi ia tersenyum. Begitu bodoh. "Liat kita di depan, tampan sekali ya? Akhirnya aku bisa liat langsung tuxedo ini melekat di badanmu." Kedua tangannya menumpu pada pinggiran westafel panjang yang berderet.

Tes/tes

Keduanya meneteskan air mata bersamaan. Bibir yang bergetar dengan pandangan kosong ke depan. Hancur sudah, hati yang memiliki perasaan sama itu tidak bisa menyatu dan harus berpisah beberapa waktu lagiㅡbertemu hati baru yang meminta untuk diisi.

Sad WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang