darling, just kiss me slow [JenKai]

2.3K 146 15
                                    

Disclaimer: seluruh tokoh milik keluarga dan agensi. Tidak mengambil keuntungan finansial apa pun dalam membuat fanfiksi ini. Dibuat hanya untuk senang-senang. Bahasa dibuat lebih ringan

Pairing: Jongin/Jennie

Selamat membaca...

.

[darling, just kiss me slow]

{Bibir Jennie bagaikan nikotin; si pembuat candu yang mematikan}

.

Pagi yang cerah, hari yang indah, sintar mentari yang menghangat—semuanya siap untuk bangkit dari alam mimpi.

Tidak, tidak untuk pasangan suami-istri yang satu ini. Sebut saja mereka Kim Jongin dan Kim Jennie—oh, atau panggil saja mereka Kai dan Jennie. Kalian pasti kenal mereka. Kalau sampai tidak kenal, itu keterlaluan! Bisa-bisanya tidak kenal pasutri yang satu ini. Mereka adalah pasangan paling cetar membahana badai halilintar. Anggota boygrup dan girlgrup terkenal di Korea Selatan, EXO dan Blackpink. Jennie mengerang hebat ketika kedua mata hendak dibuka—ah, tenggorokannya terasa kering. Tubuhnya didudukkan pada kepala ranjang—bersender sejenak. Kotoran di pelupuk mata masih berkumpul di sana.

Area kewanitaannya terasa ngilu (ah, tidak perlu dijelaskan lagi kan mereka habis berbuat apa semalam?). Jennie mengumpat dalam hati; sialan si Jongin, membuat daerah bawahnya sakit begini. Tapi apa boleh buat—toh semalam dia malah meminta lebih, ekhm.

Jennie menyingkap selimut tebal yang sedaritadi menyelimuti tubuhnya dan sang suami. Oh, lihatlah—banyak tanda merah keunguan di daerah leher dan dada. Membekas sekali seperti luka lebam habis ditinju. Jongin memang hebat dalam membuat seni lukis di tubuh Jennie. Harus diberi penghargaan. Masih dalam keadaan telanjang bulat, Jennie ingin mengambil celananya yang berserakan di atas lantai. Tapi sebuah tangan malah melingkar di bagian pinggangnya.

Tidak perlu ditanya lagi siapa pemiliknya.

"Sudah bangun?" Jennie bertanya, menatap sang suami yang wajahnya masih nampak kusut bagai pakaian belum disetrika tiga bulan.

Pria itu—Kim Jongin atau yang biasa dikenal dengan nama panggung Kai hanya menguap lebar. Masih asyik memeluk pinggang Jennie, "Kenapa bangun di pagi buta begini sayang..."

"Pagi buta your head. Ini sudah pukul sepuluh pagi." sahut Jennie. Jongin hanya menaruh kepalanya pada bahu Jennie.

Enggan bangun. Ya, Jongin enggan bangun. Ia ingin menikmati pagi hari dalam pelukan Jennie. Lagi pula, hari ini mereka libur. Untuk apa beraktivitas? Tapi, kalau harus melakukan aktivitas ranjang di pagi hari sih tidak masalah, Jongin ikhlas lahir dan batin, hehehe.

"Bangunlah, kepalamu berat!" Jennie berusaha melepas pelukan sang suami. Ia harus beres-beres rumah dan memasak sebelum teman-temannya datang untuk berkunjung (katanya, mereka berniat akan mampir ke kediaman Jongin dan Jennie).

Tapi Jongin adalah orang yang keras kepala. Ia malah mengeratkan pelukannya pada Jennie. Menghisap lembut leher putih sang istri seduktif. Jennie mengerang. Sial, erangannya terdengar begitu menggairahkan. Jongin membanting paksa tubuh Jennie ke atas ranjang. Dilumat dalam bibir merah sang istri. Begitu menggairahkan dan menggoda. Ah, bibir Jennie bagaikan nikotin; si pembuat candu yang mematikan.

Boleh dikatakan; Jongin sudah dibuat candu oleh bibir Jennie.

Jennie hanya bisa memukul dada bidang Jongin—oh Tuhan dia kehabisan pasokan oksigen sekarang. Sial, Jongin selalu melakukan serangan dadakan seperti ini. Tapi perlahan, Jongin melepas tautan bibir mereka—dan menyisakan jembatan saliva di antara kedua bibir, "Relaks, sayang. Relaks."

"Sialan, kamu menyerangku dengan dadakan! Bagaimana bisa relaks?!"

Jongin terkekeh. Istrinya jika sedang marah-marah begini terlihat menggemaskan. Bibirnya yang mengkilap dan merah begitu bersinar di dalam mata Jongin. Astaga, benar-benar membuat candu sekali. Perlahan, Jongin kembali mendekatkan wajahnya pada Jennie yang terbaring lemah di atas ranjang.

Telapak tangan Jennie menutup bibir Jongin.

"Pelan-pelan saja ya. Nanti bibirku berdarah." ucap Jennie lembut.

Jongin tersenyum. Ah, ia lemah dengan yang manis-manis macam Jennie. Dikecupnya lembut bibir sang istri yang digadang-gadang sebagai si pembuat candu. Manis, lembut, lembab. Ah, bibir wanita manapun akan kalah telak dengan bibir Jennie. Jongin berani bertaruh. Perlahan tapi pasti, Jennie suka ketika Jongin mengecupnya lembut ketimbang kasar. Lebih terasa rasa cintanya—yang katanya melebihi langit dan bumi luasnya.

Tapi yang pasti, Jennie suka apa pun yang dilakukan Jongin padanya.

.

end

Tangerang, 25 Agustus 2018 - 19:815 PM

edited

Cirebon, 03 September 2018 - 16:36 PM

🎉 Kamu telah selesai membaca darling, just kiss me slow [Jenkai; Jongin/Jennie] ✔ 🎉
darling, just kiss me slow [Jenkai; Jongin/Jennie] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang