Naruto (c) Masashi Kishimoto
------------------------"Tangkap dia!"
Laki-laki itu mendecih. Lagi-lagi beberapa orang prajurit istana mengejarnya. Tak salah lagi. Kali ini pasti wanita gila itu lagi yang menjadi dalangnya.
Yap, Haruno Sakura.
Seorang Panglima Perang Konoha yang entah kemasukan setan apa begitu tergila-gila padanya. Entah kesalahan apa yang dilakukannya hingga ia bisa terus berakhir dengan wanita itu.
"Tch."
Rasanya jika pangkatnya lebih tinggi dia pasti akan membuat wanita itu bersujud di kakinyaーmemohon maaf karena telah membuatnya dalam situasi begini sejak sebulan belakangan.
Salahkan posisinya yang hanya sebagai rakyat biasaーSi Pembuat pedang.
"Kau tidak bisa lari lagi."
Sial! Kenapa pula ia begitu bodoh hingga berlari ke jalan buntu seperti ini? Ini pasti karena Haruno Sakura. Lagi-lagi karena dia. Karena wanita itu telah mengubah hari tenangnya menjadi hari penuh keletihan. Harus berlari dan bersembunyi dari kejaran para prajurit kerajaan seolah-olah seorang kriminal.
Lihatlah, seluruh pelosok Konoha kini melihatnya dengan aneh karena berjalan diiringi dengan tubuh terikat oleh para prajurit kerajaan. Wanita gila itu benar-benar sudah merusak reputasinya. Sigh!
Sasukeーnamanyaーhanya bisa menatap tajam wanita yang kini sedang duduk dengan angkuh di depannya. Sebelah tangan menopang dagu.
"Hmm ... lihat Tuan, kali ini kau juga berhasil tertangkap para prajuritku."
Seandainya tatapan matanya bisa melubangi tubuh wanita merah muda di depannya, Sasuke pasti akan sangat bersyukur.
"Betapa lemahnya pria sepertimu," sambungnya kemudian. "Bawa dia ke hadapanku," titahnya.
Dua orang prajurit langsung membangunkan Sasukeーsedikit kasar karena pria itu memberontak dengan kerasーdan menjatuhkannya tepat di bawah kaki Sakura.
"Kalian boleh pergi."
Dan pergilah keenam prajurit tersebut tanpa diperintah dua kali.
"Sasuke, Sasuke ... kenapa kau sebegitunya menghindariku?"
"Apa perlu kujawab itu, dasar kau wanita gila," onyx menatap tajam emerald di depannya.
"Wanita gila?" Sakura bertanya retoris. "Sayang, bukan seperti itu seharusnya kau memanggilku. Panggil aku Sakura."
Sasuke mengabaikannya dan berusaha lepas dari jerat tali yang membelenggu kedua lengannya.
"Akan sakit jika kau bergerak seperti itu," manik sewarna daun itu melirik pergelangan tangan Sasuke yang memerah. "Bagaimana jika kau menerima penawaranku. Akan kulepaskan talinya jika kau setuju."
Menyetujui Sakura sama artinya seperti membuat perjanjian dengan iblis. Tidak akan menguntungkan baginya.
"Tch. Jangan harap," ketusnya. Sasuke makin berusaha melepaskan talinya, namun sia-sia. Tangannya semakin memerah dan perih akibat terus bergesekkan dengan permukaan tali yang kasar.
Suatu hal yang tak diduganya, Sakura berlutut di depannya. Tangan ramping itu melingkar di sekeliling tubuhnya. Bibirnya menangkap bibir Sasuke. Melumatnya pelan.
"Mulutmu itu sama tajamnya seperti tatapanmu," ujarnya seusai pagutan. Tali yang mengikat Sasuke telah lepas dan hanya menyisakan dirinya yang mematung di bawah tatapan Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jar of Hearts ✔
FanfictionSebagai Panglima Perang Kerajaan Konoha, Sakura dituntut untuk mendedikasikan diri pada Raja dan Negerinya. Tak pernah terbayangkan suatu hari akan menikah. Di medan perang, kematian bisa datang kapan saja. Setidaknya hingga ia bertemu Sasuke. Sasuk...