Jungkook menggeram, tangannya saling menangkup menahan emosi yang bisa saja meledak dalam hitungan detik.
Namjoon tiba-tiba berdiri dihadapannya, menyodorkan sebuah senjata api dengan angkuh.
"Jangan lemah, Jeon."
"Kau anggota andalanku selama ini, aku tahu kau tidak pernah mengecewakanku selama ini."
Dengan itu Namjoon pergi, dan Jungkook tahu bahwa ia harus segera mengikuti leader-nya itu keluar. Menghadapi kenyataan.
Ditanah gersang itu, beberapa orang terlibat pertarungan sengit.
Orang-orang dengan jas hitam.
Jungkook menatap kedepan, dimana berdiri pewaris Kim dikelilingi oleh orang-orang berbadan besar dan besenjata lengkap.
Ia nampak begitu cantik di tengah perang yang semrawut ini.
Wajah angkuh dan tatapan merendahkannya hilang, wajah itu sayu dan matanya sembab.
Kekasih Jungkook tetap cantik bahkan dalam keadaan sulit seperti ini.
Betapa miris ketika ternyata pria cantik itu yang akan menjadi target Jungkook, semua anggota geng mengetahui ini dan tidak seorangpun mencegahnya ketika Namjoon telah memberi perintah. Tak terkecuali Jungkook.
Jungkook tercengang ketika Taehyung justru memisahkan diri dari kumpulan orang yang membentenginya, berdiri di hadapapanya dengan wajah menahan tangis.
Dengan reflek Jungkook membidik pistolnya tepat kearah Taehyung.
Mereka bertatapan ditengah riuhnya teriakan dan tembakan, tatapan bermakna sama ketika keduanya saling berbagi udara panas diatas ranjang.
Jungkook berharap dapat memeluk tubuh ramping itu, melingkupinya dengan kasih sayang yang tidak pernah ia miliki sebelumnya, Jungkook sungguh mencintai Taehyung setengah mati.
Sayangnya, takdir begitu kejam.
¤¤¤
