#1 Embun yang lenyap

9 0 0
                                    

Aku tak lebih dari setetes embun.
"Ira, ayo!"

Meskipun kata orang, embun itu menyejukkan.

"Hei bangun!"

Namun akan ada masa nya embun itu lenyap oleh sinar Mentari.

"Ira! Kumohon!"

Dan semua menghilang.

***

14 Juni, 2018.

"Tuliskan biodata kalian, dan silahkan nanti maju satu persatu untuk memperkenalkan diri" Suara tegas itu keluar dari bibir seorang wanita paruh baya yang tengah berdiri didepan kelas. Bu Mira. Kerap kami panggil 'Bu Bidadari' karena wajah teduh nan perilaku bersahajanya. Meski baru tiga hari masuk sekolah, kami bak sudah mengenal beliau sejak lama. Termasuk aku.

Namun bukan berarti kami sebagai murid yang mengidolakannya bisa menyepelekan pelajaran. Tak ada kata bercanda saat ini.

Sebagai guru Bahasa Indonesia, ia bisa menilai dengan detail Setiap perlakuan kami. Saat belajar tentunya. Aku takut.

"Khaira, silahkan" semua mata tertuju padaku. Dengan kaki gemetar aku melangkah kedepan kelas dan meletak secarik kertas berisi biodata untuk aku serahkan padanya. Ia tersenyum.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" aku memulai.

"Perkenalkan nama saya Khaira Syiffa Nurhasanah. Saya tinggal dijalan Barat Jaya no. 6. Sebelumnya saya bersekolah di SMP N 11. Tanggal lahir saya 9 Maret 2002, dan usia sekarang 15 tahun. Untuk cita cita, saya..." aku menggantung kalimat.

"Saya ingin menjadi relawan" aku tertunduk. Bu mira tampak mengernyitkan dahinya.

"Relawan apa Khaira?"

"PMI" kujawab singkat. Ia tersenyum dan bertepuk tangan kecil. Wajahnya yang tadi menghadap kearahku, mulai beralih memandang wajah teman sekelasku.

"Ada yang ingin ditanyakan?" ada beberapa siswa yang mengangkat tangan. Dengan sabar Bu Mira mempersilahkan mereka bertanya satu persatu. Ada yang bertanya mengenai keluarga ku, pekerjaan ayah dan ibu, hobi, dan terakhir adalah pertanyaan yang sedikit mengejutkan untuk ku.

"Untuk apa kau ingin menjadi relawan? Memangnya relawan itu dibayar? atau apa manfaatnya untukmu?" itu pertanyaan Rey. Aku mengelus poni ku yang mulai sedikit kusut.
"Terima kasih, tapi aku tidak butuh uang. Sekalipun aku dibayar, itu bonus." Rey sedikit menyipitkan mata. Tak terkecuali Bu Mira.

"Yang kedua, mengobati orang adalah hobiku" Bu Mira sedikit tersenyum.

"Dan yang terakhir, aku ingin bermanfaat untuk orang lain"

Bersambung.

Sejujurnya aku gak tau genre, maksud, dan tujuan cerita yg akan aku publish kedepan. Tapi aku harap ini sebagian dari cerita inspiratif yang dilumuri beberapa kalimat puitis dan cocok dijadiin quotes kehidupan hehe.
Keep stay! ILY ♡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Leave the leafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang