Hello Two

77 10 0
                                    

“Kau mau kado apa?” Yuan menoleh pada sosok Wonwoo yang tengah sibuk menggeser geser layar ponselnya sendiri. Matanya terlihat fokus disana, mengabaikan Yuan yang menatapnya. “Entahlah,” gadis itu mengedikkan bahu dan mulai memainkan sedotan minumannya.

“Aku saja hampir lupa kalau mau ulang tahun” Mata elang lawan bicaranya langsung menatapnya, membuat gadis itu tersenyum miring.

”Hei, kenapa menatapku begitu?” Wonwoo mendesah, menurunkan ponselnya lalu menaruh kedua tangannya diatas meja sambil bertopang dagu.

“Beristilahatlah sebentar. Kau terlalu gila dengan pekerjaanmu.” Yuan terkekeh, tangannya meraih sedotan dan menyeruput ice lemond teanya yang masih dingin. Lalu gadis itu kembali dengan konservasinya. “Aku tau, ini sedang istirahat ditemani pacar tercinta.” Wonwoo berdecak.
Menggelikan sekali kalau dipanggil pacar

Melihat ekspresei Wonwoo yang tidak suka dipanggil—pacar. Membuat Yuan terkikik geli, menurutnya wajah datar itu akan sangat menggemaskan kalau direcokki perkataan manis yang keluar dari mulutnya.

“Sudah puas tertawanya?” Yuan refleks terdiam. Ah pria ini ... selalu saja membuatku tegang disaat yang tidak tepat.

“Iya puas, kau marah ya?” Wonwoo menggeleng lalu meraih ponselnya dan dia berdiri. “Ayo pergi.” Pria itu berjalan duluan keluar dari kafe, meninggalkan Yuan dibelakang yang mau saja membuntuti pacarnya sendiri. Jelas dia marah. Yuan tersenyum masam sambil melihat punggung lebar yang tertutup jaket denim itu.

Berharap cuaca yang cerah untuk hari ini, ternyata sia-sia saja. Diantara Wonwoo, Yuan, dan langitpun tidak ada yang siap menghadapi kondisi ini sekarang. Yuan sempat merutuk sendiri karena dia lupa mengecek ramalan cuaca pagi ini. Lagipula dia punya pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan seenaknya. Kondisi mereka sudah seperti kucing malang yang tercebur kedalam selokan, terlihat miris lagi saat mereka berteduh di salah satu toko kelontongan yang tengah tutup di hari minggu sore. Untungnya tidak ada yang menyalahkan dan disalahkan.

Mereka diam. Hanya gertakan suara hujan saja yang mengisi kedua indra masing-masing. Biasanya disaat seperti ini, ekspetasi seorang perempuan itu diberi sebuah jaket milik sang pria. Well, Yuan sih tidak terlalu berharap.

“Ada ide?” suara berat itu membuat Yuan menoleh disebelah kirinya. Mereka sama sama basah, kedinginan dan lucunya flu langsung menyerang mereka tanpa ampun.

“Mau diterjang? Karena kita sudah terlanjur basah juga.” Wonwoo mengangguk setuju, tangannya meraih milik Yuan. Hangat. Sukses membuat sang wanita memerah seperti tomat diantara rintikan hujan yang menyamari perasaan mereka.

Saat kedua langkah berat itu sudah memasuki gedung apartemen, hujan mulai mereda, itu cukup membuat kedua pasangan itu kesal. Saat sampai di pintu Yuan. Wonwoo berhenti, tidak ada niatan untuk masuk.

“Serius tidak mau?” si Jeon menggeleng. Dia tersenyum hangat sambil mengusap lembut rambut lepek Yuan. Mata gadis itu terlihat kecewa tetapi bibirnya begitu sialan; tersenyum tanpa beban. Benar-benar tidak sinkron.

“ Aku harus menemui Haeul,” mendengar nama itu Yuan menundukkan kepalanya. Kalau nama kramat itu sudah keluar sama saja tidak ada yang bisa menghentikan Wonwoo untuk menolak Haeul. Menyebalkan.
Pria itu berbalik bergegas melangkah pergi, tapi perkataan Yuan membuatnya berhenti sesaat, “Boleh aku minta hadiahku?”

“Apa?” Wonwoo berbalik menatap iris berkabut milik Yuan. “Tetaplah disini, setidaknya sampai besok.” satu tarikan nafas Wonwoo keluarkan. Mata elang itu secara ajaib bisa membuat Yuan melemah. “Tidak bisa, besok pemberkatan kami. Lebih baik kau istirahat Yuan, kau pucat.”

"Hmm, pulanglah. Jangan lupa temui aku besok," Jeon Wonwoo memang ajaib, gadis pembangkang yang workaholic seperti Yuan mau saja tunduk padanya.

Satu kecupan ringan pada kening berhasil membuat tubuh Yuan menghangat disertai dengan senyuman manis, "Tentu."


End


Akhirnya ... setelah berjuang dengan tugas dan ulangan setidaknya bisa ngetik untuk satu cerita amburadul kyk gini.

See ya!💙

-치치

Second;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang