1 | Prologue

268 13 10
                                    

JUNG HYERA POV

Bertemu, berpisah, lalu——kehilangan.

Skema kehidupan memang terlihat sesederhana itu. Namun, dinamika nya juga tidak bisa terbilang sesederhana ketika menonton serial drama 21 episode.

Aku pernah mengalami kejadian buruk yang tidak akan pernah aku mengerti kenapa itu semua harus terjadi padaku. Jika ku ingat ingat kembali. Kisah ini terlalu konyol untuk terjadi di kehidupan seseorang. Rasanya aku ingin tertawa saja sekarang, meskipun dulu hal ini tidak terasa lucu sama sekali.

Ketika sebelum semua itu terjadi dan mempelajari banyak sekali hal, aku adalah salah satu dari banyak nya orang di dunia ini yang juga akan membenci segala bentuk perpisahan. Dimana seseorang akan mengerahkan banyak sekali air mata ketika di penghujung malam, kemudian akan terbangun di pagi hari dengan sepasang mata bengkak dan basah. Perasaan sedih yang sulit di lekang waktu. Seperti permen karet basi yang tak sengaja terinjak sepatu atau yang berkerak di bawah meja makan. Aku tidak sedang mencobanya untuk terdengar lucu. Hanya saja, aku memang tidak pandai mencari perumpamaan. Maaf, aku memang payah.

Ya, sebelumnya aku tidak pernah mengerti jika berpisah ternyata bisa jadi sebuah titik terang. Namun, jika bicara soal berpisah dan kehilangan. Aku sebenarnya masih tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk menggambarkannya. Tapi secara kasat mata kehilangan seseorang yang kita cintai adalah hanya soal kengerian, seperti rasa sakit tanpa ujung. Mungkin juga bisa lebih buruk lagi dari itu. Perpisahan adalah tentang kehilangan. Kehilangan adalah tentang rasa sakit tanpa obat penawar. Rasanya seperti dikuliti tanpa anestesi. Fatal, bukan?

Tentu, itu mengerikan.

Ya, sebelumnya aku tidak pernah mengerti jika berpisah ternyata bisa jadi sebuah titik terang. Jadi, apa kau tahu? Peristiwa buruk dalam satu kehidupan bisa jadi adalah pelajaran hidup paling berharga yang bisa kita dapatkan. Ketika kau membenci sebuah perpisahan barangkali saja kau tidak tahu bahwa berpisah bisa menjadi harga mahal yang memang harus kau bayar demi kehidupan yang lebih baik dimasa depan. Seperti kenyataan kelewat getir yang pernah harus ku telan bulat bulat. Ketika fakta bahwa tidak semua perpisahan itu buruk seakan telah berhasil memukul telak mindset kuno didalam kepala. Well, meski menyakitkan bukan main. Ternyata itu cukup berguna juga untuk mengajariku banyak sekali hal penting. Aku tahu akan ada yang setuju dan tidak. Namun bagiku, setidaknya itulah yang aku yakini sampai saat ini. Ternyata berpisah dengan seseorang bukan hanya soal kesedihan dan kehilangan semata. Tapi, juga tentang keputusan paling tepat yang bisa saja memang harus di ambil. Berpisah bisa jadi langkah paling tepat ketika seseorang memang harus menyelamatkan diri. Kendati barangkali memang menyakitkan, tapi kau bisa bebas dari kungkungan suatu hubungan yang tak waras.  Berpisah memang butuh keberanian. Karna kau tau? Melepas itu juga sulit bukan main. Meski bertahanpun mungkin juga tak kalah menyakitkan seperti menyelami kolam air garam dengan luka menganga di atas dada. Hidup memang soal pilihan, bukan?

Tapi, bukan kah berpisah dengan seseorang yang telah merenggut habis kepercayaan mu adalah sesuatu hal yang tak perlu disesali? Setiap kehilangan memang butuh peratapan. Tapi kurasa perpisahan semacam itu tak harus menjadi sesuatu yang perlu disesali dikemudian hari. Lagipula menyesalinya tidak membuat kepercayaan mu kembali utuh lagi, bukan?

Buang buang waktu.

Senang atau tidak. Itu faktanya.

Sementara bagiku barangkali pertemuan malah bisa jadi hal yang paling mengerikan. Dimana aku tidak akan pernah tau petaka apa yang akan datang setelahnya. Menebak nebak juga rasanya akan sia sia saja. Itu hanya akan membuat ku jadi semakin terlihat bodoh. Sayangnya menghindari pertemuan itu sendiri juga mustahil.

Karena semua hanyalah permainan waktu. Waktu itu soal rahasia, misteri, dan terlampau sulit di mengerti. Waktu dapat mempertemukan, namun kemudian ia juga memisahkan. Cepat atau lambat. Lucu memang. Sayang, bertemu dan berpisah seakan sudah jadi sejoli yang kelewat—sempurna. Sebab mustahil memisahkan mereka. Dimana ada pertemuan bersiaplah menyongsong perpisahannya juga suatu saat nanti. Mustahil untuk dihindari apalagi dicegah. Ha, tentu saja. Jangan konyol. Ini kehidupan nyata, bukan sebuah serial drama dimana si gadis mencintai seorang goblin atau alien tampan dari planet lain yang bisa mengendalikan waktu, menunda hal buruk atau bahkan menunda kematian. Jadi berhenti berkhayal. Bangun. Kehidupan tidak akan selalu berbaik hati.

Tapi percaya atau tidak. Aku sedang tertawa sekarang. Barangkali, kau mungkin juga akan menertawakanku nanti.

Aku pernah mencintai seseorang. Oh, tentu saja, aku ini masih manusia biasa yang juga punya kisah cinta (meski tidak sebagus drama televisi yang sudah dikemas sedemikian rupa hingga menarik untuk pertontonkan dan punya rating tinggi) Tapi jujur saja daripada banyak menyesali bagaimana kami berpisah, aku justru menyesal setengah mati kenapa aku tidak memilih berhenti saja sejak awal. Kenapa aku tetap berjalan terlalu jauh meski sudah merasa banyak sekali hal janggal. Kenapa aku tidak—

Ah, sial. Sudahlah. Ini jadi mulai melantur, memuakkan dan terdengar semakin aneh.

Tapi bagaimana bisa hidupku menjadi lelucon semacam ini? Aku memang bukan gadis yang cukup baik, sebab dulu sewaktu masih kecil aku sering berpura pura sakit demi semangkuk sup jagung buatan Mama. Tapi sungguh, aku tak pernah mengharapkan ini semua terjadi pada ku. Bagaimana nasib anak cucuku nanti jika mengetahui aku pernah sebodoh ini?

Meski begitu, apa kalian tetap ingin membaca kisahku?

Namaku Jung Hyera.

Sebenarnya tidak ada yang menarik dariku. Aku hanyalah seonggok manusia dengan hobi menjilati eskrim atau manusia gabut dengan cita cita ingin menjadi pemilik kerang ajaib.

Meski begitu kurasa aku masih bisa menceritakan sedikit banyak fakta menarik pada kalian. Tentang bagaimana gadis sepertiku diperdaya rasa percayanya sendiri.

Kau ingin tau dimana bagian menariknya?

Aku kira dalam suatu hubungan. Hati seseorang hanya akan bisa patah dengan....perselingkuhan, tidak memahami satu sama lain, atau cemburu buta. Tapi aku benar benar tidak bisa menyangka bahwa hati seseorang bisa dipatahkan oleh dia yang bahkan tak nyata. Tidak pernah ada. Biar ku ulangi lagi karna mungkin kau bisa saja tak paham. Aku mencintai dan menaruh kepercayaan besar terhadap seseorang yang ternyata bahkan tidak nyata dan tidak pernah ada. Tidak pernah ada. Tolong garis bawahi itu jika perlu. Aku sangat paham jika kalian sekarang sednag bertanya tanya. Jangan khawatir, detail nya akan menyusul.

Aku tidak pernah mengatakan bahwa cinta bertepuk sebelah tangan itu tidak menyakitkan sama sekali. Atau aku juga tidak pernah mengatakan kalau putus cinta itu sakitnya tidak seberapa dengan apa yang ku alami. Tidak. Jadi, tolong jangan berpikir begitu. Tapi, kupikir hal tersebut jauh lebih masuk akal dibanding ketika kau berhubungan dengan seseorang yang bahkan tak pernah ada. Konyol? Memang. Jangan ditanya lagi. Bahkan aku juga belum bisa mengerti sampai sekarang. Bahkan setelah empat tahun lamanya.

Tapi—Tidak pernah ada bagaimana?

Kau tentu akan tau jawabannya, nanti. Ceritanya panjang. Jadi, persiapkan diri saja.

Dengan bodohnya aku menganggap air tajin adalah susu.

Jangan tertawa dulu, tahan itu untuk nanti. Aku tau aku bodoh. Tapi sekarang belum saat nya tertawa, ini masih terlalu awal untuk itu.

Dari semua kejadian buruk yang ku alami beberapa tahun silam, hal yang paling ku sesali adalah memberikan seluruh kepercayaanku pada seseorang tanpa sisa. Hingga pada titik yang paling gelap—aku sudah kehilangan diriku sendiri dengan kepercayaan yang sudah direnggut habis. Habis.

Kehilangan diri sendiri. Bukankah, itu sangat buruk?

Payah sekali.

Namun, meski aku pernah menemui kegagalanku, akan kah suatu saat nanti aku akan tetap menemukan seseorang yang benar benar tulus mencintaiku? Kalau kata orang kau pasti akan bertemu dengan seseorang yang jauh lebih baik. Ah, benarkah? Apa aku bisa? Apa itu juga akan berlaku untukku? Apa aku--pantas? Aku hanya sudah merasa terlalu gagal untuk diriku sendiri. Terkadang dipengujung malam, aku sering berfikir apakah aku akan benar benar mendapatkan kebahagian yang luar biasa seperti yang dikatakan orang orang setelah aku melewati ini semua? Bagaimana jika ternyata mereka salah? Bagaimana jika tidak demikian? Dan bagaimana aku akan mengahadapi rasa kecewa sekali lagi karena harapan yang hangus begitu saja?

Aku benar benar tidak tau.

Tapi, meski selama ini kisah cinta sejati hanya dapat aku temui dalam cerita dongeng seperti cinderela dan rapunsel atau semacamnya. Aku masih berharap nasib baik akan datang padaku.

Sebab semenjak hari itu, ada banyak sekali hal terasa tidak nyata dan semu.

Jika ternyata selama ini aku sedang tertidur dan semua kepahitan ini hanyalah mimpi. Kumohon seseorang tolong cari tubuhku dan bangunkan aku.[]

tbc.

•e n i g m a•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang