Kehidupan seorang NOLEP

20 2 1
                                    

Waring: Setelah membaca ini, IQ anda dapat meningkat 500% :"v (lebay, abaikan)
CERITA INI BERLATAR BELAKANG DI AMERIKA, JADI BAHASA NYA NYESUAIN.

DONT LIKE DONT READ :*

.

Kehidupan Seorang NOLEP © Dhita:*

.

Ini adalah cerita yang membosankan tentang kehidupaku yang membosankan. Namun tenang saja, karena aku akan merubah kehidupan itu.

Semua berawal dari aku kecil-

Tidak. Salah. Sebuah cerita seharusnya dimulai dengan pengenalan tokoh!

Baiklah, kita ulangi sekali lagi.

Namaku Alfred F. Jones. DAN UNTUK ORANG INDONESIA, JONES ADALAH MARGA/NAMA KELUARGA. BUKAN SEBUTAN UNTUK ORANG YANG TIDAK MEMILIKI PASANGAN (walaupun aku juga tidak memiliki satu). Lahir dan tinggal di Helena, Montana, Amerika Serikat. Sekarang berusia 16 tahun dan sedang memasuki tahun pertama sekolah tinggi.

Nah, sekarang kita bisa mulai..

Semua berawal dari aku kecil, tentu saja. Mulai masuk sekolah dasar, berlanjut ke sekolah menengah dan selanjutnya ke sekolah tinggi. Setiap hari berjalan monoton. Sekolah, membantu pekerjaan orangtuaku, belajar dan beberapa game.

Teman? Tentu aku punya. Puluhan judul game dan 4000+ teman facebook.

Ya, ya. Kalian bisa memanggilku no life atau apa pun, terserahlah. Aku hanya.. umm.. hanya tidak mau merepotkan diriku.

Bukan karena aku tidak pandai bersosialisasi atau apapun, maksudku, aku memang tidak pandai bersosialisasi juga.. Tapi, hey! Tidak kah kau berpikir hubungan pertemanan itu merepotkan? Kau harus bisa mengerti tentang temanmu, mencoba membuatnya senang, pusing memikirkan topik percakapan. Dan apa yang kau dapatkan dari itu semua? Kurasa tidak ada.

Beberapa orang yang menyebut diri mereka teman hanya datang kepadaku saat mereka mendapat nilai F. Keuntungan menjadi murid terpintar? Tidak. Sebenarnya itu menyebalkan karena pada akhirnya akulah yang menyelesaikan semuanya.

Awalnya aku tidak ingin merubah kehidupanku yang tenang ini, sungguh. Ya, setidaknya sebelum orang menyebalkan itu datang.

"Alfie, apa kau melamun? Kemarilah, ini menyenangkan!" Nah, ini dia orang yang ku singgung tadi.

Dia seorang pria berusia beberapa tahun lebih tua dariku. Memiliki rambut pirang yang tertata dengan keren dan mata biru yang memancarkan semacam sihir yang membuatmu ingin berteman dengannya. Ngomong-ngomong, aku juga memiliki rambut pirang dan mata biru—hanya saja dengan kacamata besar— dan aku juga memiliki banyak kemiripan dengannya. Tapi jika di andaikan, aku bagaikan cerminannya dalam versi nerd dan payah.

"Alfred." aku mengoreksi. "Jangan memanggilku dengan panggilan aneh lagi, Williams."

"Aww ayolah Alfie, jangan memanggilku dengan nama itu. Cobalah memanggilku Allen. Williams adalah ayahku." dia kembali berceloteh.

Ini dia, Allen Williams. Pria yang tiba-tiba muncul dan merusak ketenangan liburan musim panasku di Kanada. Dia tiba-tiba datang berkunjung ke rumah musim panasku dan mengajakku (baca: memaksa) bermain. Dia mengaku sudah lama tinggal di Kanada, tapi dia tidak tahu apa-apa tentang bahasa perancis! Benar-benar pembohong yang buruk. Lagipula dia sangat American!

Dan disini lah kami. Berjalan memutar mengelilingi taman (tempat berkumpulnya orang-orang) yang jelas bukan merupakan tempatku.

"Hei, Alfred! Lihatlah, disana ada banyak anak anjing yang sedang bermain. Ayo kita kesana!" dia berseru bahagia sambil menarikku mendekat ke tempat yang dimaksudnya.

Random StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang