PROLOGUE

76 8 5
                                    

"Jaga dia, hikh.. Jaga putra kita, aku tidak bisa membesarkannya hikh.. "

"Tidak. Ku mohon jangan tinggalkan aku, aku tidak bisa hidup tanpamu, anak kita membutuhkanmu"

Sepasang suami istri menangis di pinggir pantai yang gelap, hanya sinar rembulan yang menerangi malam perpisahan mereka.

Sang istri terlihat mengucapkan ucapan selamat tinggal kepada suaminya, menitipkan anaknya yang masih terlihat merah kepada sang suami.
Sang suami yang tidak rela istrinya pergi meninggalkan dirinya dan anaknya.

Mereka terlihat saling mencintai, terbukti dalam tangis mereka berdua.

"Daniel, kita tidak bisa hidup bersama lagi, kau akan menderita, begitupun dengan anak kita. Pergilah dan rawat anak kita, pergilah sebelum orang-orang datang menemukan mu" ucap wanita cantik yang setatusnya sebagai istri dari pemuda di hadapannya.

Tiap kata yang ia ucapkan untuk suaminya di barengi dengan deraian air mata yang begutu deras membuat sang empu tidak sanggup membendungnya.

Begitupun dengan suaminya, air mata mengalir deras di pipinya sambil menggendong bayi mungil yang masih merah di tangannya.

Pemuda itu tidak sanggup mengucapkan satu katapun dia hanya menangis tersedu-sedu begitu terpukul mengetahui akan berpisah dengan istri tercintanya.

Sebenarnya dia tidak tau apa salahnya sehingga harus berpisah dengan istrinya. Dia hanya ingin hidup bersama dengan anak istrinya begitupun dengan istrinya. Mereka saling mencintai tidak ada pihak lain yang di buat rugi dengan cinta mereka.

Tapi kenapa ? Kenapa mereka begitu membenci cinta mereka.

"Selamat tinggal My Guardian, jaga diri baik-baik" wanita itu mencium mesra suaminya tanda perpisahan.

Bisa mereka rasakan deraian air mata di antara mereka berdua hadir menghias ciuman perpisahan mereka.

"apa kita akan bertemu lagi?" tanya pemuda tampan dengan suara serak khas orang menangis.

"Suatu saat pasti kita akan bertemu lagi" jawab sang istri
"pergilah sejauh mungkin, carilan tempat di mana orang-orang tidak mengetahui tentang masa lalumu dan hiduplah dengan baik bersama anak kita, aku akan mengalihkan perhatian orang-orang dengan kemampuanku"

Pemuda itu mulai berjalan mundur menjauhi istrinya air mata selalu menghias wajahnya, bayi mungil yang sedari tadi di gengongnya tiba-tiba menangis, mungkin anaknya juga merasa sedih akan berpisah dengan ibunya.

Wanita itu menatap punggung sang suami yang semakin menjauh dari pandangannya, setelah memastikan suaminya sudah pergi ia terjatuh dan menangis meraung-raung sungguh ia pun tidak rela berpisah dengan anak dan suaminya.

"hiduplah dengan bahagia"

Beberapa warga datang membawa bermacam macam senjata tajam di tangannya sambil terus berteriak untuk menyerang seorang wanita di hadapan mereka. Sang wanita terlihat melangkah mundur dan bersiap menerima segala macam serangan yang akan di tujukan padanya

"Hey, wanita siluman jangan pikir kami takut terhadap mu!" teriak seorang pria tua yang membawa sebuah jaring besar

"Benar, kita sama sekali tidak takut dengan mu. Kau sudah membuat desa kita terus-terusan mendapat malapetaka!" Teriak pria tua lainnya

........

12th June 2018, Busan

"Hwan kenapa belum tidur?" Tanya seorang laki-laki berusia 28 tahun kepada anak berusia 4 tahun yang terlihat masih terjaga di tempat tidurnya

"Dad, aku gak bisa tidur, takut mimpi buruk lagi"

"Son, Daddy will tell you a fairy tale. The story of a handsome young man who falls in love with selkies"

"Selkies?"

"Mahluk mitologi Irlandia, seperti manusia anjing laut tapi mereka sangat cantik dan tampan"

"Dahulu kala ada seorang pemuda tampan yang..... "

SELKIES |KDNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang