Sequel : hari pelantikan Hokage

1.5K 80 8
                                    

Drap

Drap

Drap

"Kagami ! Jangan kabur !," teriak seorang wanita bersurai hitam legam panjang pada seorang anak kecil laki-laki bersurai hitam berumur sekitar 3 tahun. Yang sedang berlari menjauh darinya.

Uchiha Sarada namanya. Kini Sarada seorang kunoichi terkuat di Konoha ini, sudah menikah dan memiliki satu orang putra. Bernama, Kagami Uchiha. Dan adegan kejar-kejaran ini sudah menjadi hal lumrah bagi para penghuni mansion keluarga Uchiha itu. Sehingga, teriakan Sarada yang seperti itu wajar-wajar saja. Semua itu karena ulah putra tunggalnya itu.

Hup !

"Tertangkap kau !," jerit Sarada senang saat berhasil menangkap tubuh mungil sang putra. Kagami yang sedang berada di rangkulan sang ibu. Meronta-ronta minta di lepaskan.

"Amah ! Epas ! Epas !," ujarnya cadel. Sarada menggeleng.

"Tak boleh sayang. Mandi dulu ya ? Setelah itu baru main," ujar Sarada bijak pada anaknya itu. Kagami kecil  menggeleng kuat-kuat, tanda ia tak mau menuruti ucapan sang ibu.

"Ak ! Kaga mau ain ama apa !," bantah Kagami. Lagi-lagi Sarada tersenyum dan mengelus rambut hitam acak-acakan milik putra kesayangannya itu.
"Mandi dulu ya. Nanti papa gak mau loh main ama Kaga, kaga kan belum mandi," ujar Sarada lagi. Untungnya ia dalam mode sabar. Kalau tidak...kagami dalam bahaya.

Tap.

Tap.

Tap.

"Kenapa Hime, hm ? Kaga bandel lagi ?," suara itu mengalihkan antensi ibu dan anak itu. Terlihat seorang pemuda // ralat // pria bersurai putih kebiruan turun dari lantai atas. Menghampiri mereka berdua dengan senyum khas miliknya yang terpatri dengan indahnya. Sarada mengembungkan pipinya kesal. Ia lantas berdiri dan menggendong Kagami.

"Mou ! Kau darimana saja ? Kagami dari tadi terus rewel. Dia tak mau aku mandikan," adu Sarada pada pria itu. Pria a.k.a Mitsuki terkekeh dan mengambil Kagami dari gendongan Sarada.

"Jadi Kaga ya yang buat mama marah-marah pagi ini. Hemm..dasar anak nakal," ujar Mitsuki sambil menempelkan pucuk hidungnya pada hidung Kagami. Membuat anak kegelihan dan tertawa akibat ulah ayahnya itu. Sementara, Sarada yang melihat berdecak sebal.

"Ya begitu ! Teruslah bermain dengan Kaga dan melupakanku,"ujar Sarada iri. Ia lalu membalikkan badannya, memunggungi Mitsuki. Mitsuki terkekeh. Ia mengelus pucuk kepala Sarada lembut.

"Jadi...kau cemburu hm ?,"

Cup~

Mitsuki mencium lembut bibir ceri Sarada. Tepat di depan Kagami. Untungnya, Kagami masih belum mengerti hal seperti itu. Kalau sudah, mungkin ceritanya beda lagi. Hal itu membuat Sarada yang tak siap, terkejut. Dan kini membeku dengan wajah merah padam. Tak memperdulikan Sarada yang memerah akibat perbuatannya. Mitsuki mengajak Kagami keluar.

"Jangan terus begitu. Mandilah nanti Sakura kaa-san marah. Kagami biar aku yang urus. Ayo Kaga," ajak Mitsuki pada putra kecilnya.

"Mitsuki !!!!,"

~ 🌙 ~

Ceklek~

Pintu kamar mandi terbuka. Memperlihatkan tubuh indah Sarada yang kini sudah terbalut oleh handuk putih. Bukan hanya tubuhnya, rambutnya yang basah, juga sudah terbalut handuk dengan apik. Yah, walaupun kini ia telah memiliki seorang anak. Tubuhnya masih bagus seperti sebelum menikah. Memang ia sangat pandai menjaga tubuhnya itu.

Tadaima, Sarada [Oneshoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang