Semi

65 2 0
                                    

Maret lalu,
Aku ingat kau lenyap dariku
Saat musim semi sedang indahnya
Saat bunga tengah bermekaran
Namun kau buat diriku layu

Suasana hati yang seharusnya cerah
Kau ubah menjadi mendung sepenuhnya

Tatapan kosong memancar dari bola mataku
Sinar dan warna yang masuk seolah adalah kelabu
Tak ada sedikitpun senyum tergurat di sudut bibirku

Andainya kau ada,
Kau pasti tahu. . .
Kepingan harapanku yang lebur
Kecewanya aku yang meluap
Amarah yang membubung
Bercampur satu dengan gelap aura

Kala itu,
Apa kau tahu?
Tetesan air mataku yang menderas
Ronta hatiku yang kesakitan
Tersayat
Luka

Tentu kau tidak akan tahu,
Yang kamu tahu hanya pergi dan berlalu
Meninggalkan jejak lara di relungku
Ribuan roll film abu kenangan masa lalu,
Di ingatanku

Apa kau tahu itu menyiksa?

Kemudian, waktu berganti
Putaran waktu detik demi detik
Hingga menjadi pergantian musim

Musim semi lagi. . .
Dengungku di dalam hati

Kuncup mulai mekar mewangi
Elok warna kupu menari
Warna musim semi,
Kita berjumpa lagi

Sayang. . .
Aku melihatmu
Selalu melihat ke arahmu
Walau berapa kali meter jarak mengukung

Sayang. . .
Apa kau juga melihatku selama itu?

Tanpa sadar, rasaku memintaku menunggu
Menunggu keajaiban kita
Menunggu kedatanganmu

Sayang. . .
Kaulah lelaki yang paling memahamiku
Walau di sela ketidak pekaan sifatmu
Tapi aku mencintaimu

Sayang. . .
Apa pentingnyakah suatu rayuan yang manis?
Kata romantis?
Aku tidak peduli

Kau memberikan apa yang tidak ada di diri orang lain
Kebahagiaan kita sendiri
Candaan yang selalu aku nanti
Hatiku merasa kau tidak akan pernah terganti
Dan memang tak akan ada pengganti. . .

BerubahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang