Penyelamat

1 1 0
                                    

Seperti biasanya gue berangkat sekolah selalu jalan kaki. Meskipun ada temen yang mau nebengin tapi gue lebih suka jalan kaki. Buat gue itu bisa menjadi salah satu ajang hiburan atau juga menghilangkan rasa stress.
Tapi nggak dengan orang lain, mereka nganggep gue jalan kaki sebagai upaya untuk diet atau apalah supaya bisa nurunin berat badan. Kadang gue mikir apa salahnya dengan orang berbadan melebihi normal? Toh mereka masih kategori manusia. Well, gue Zeina Pandiraga. Orang biasanya manggil gue Zee, gue cewek biasa dan juga banyak kekurangan. Yang jelas kekurangan gue gak bakal cukup kalo dilist disini.
Teettt.....tettt.....tettttt....!!!!! (bel manandakan masuk)

"Ehh Zee lo udah ngerjain tugasnya Pak Rachmad belum? Bagi dongg kalo udah". Rengek Risa
"Udahh, nihh lo kerjain bareng Mira sama Fania. Jangan sampe lo bertiga kena hukuman lagi."Seru Zee
"Wahhh Zeee... lo memang sahabatt terrrbaaikk!" Ucap ketiga sahabat Zee.

Di sekolah Zee memang hanya mempunyai tiga teman dekat, bisa dikatakan mereka adalah empat serangkai. Karena mereka memang sudah berteman sejak kecil, tidak heran mereka sangat akrab satu sama lain.

"Zee, lo nanti pulang sekolah masih part time lagi?" Celetuk Mira.
"Iyalahh, kenapa emang?"
"Gapapa sih Zee, tapi apa lo gak kesulitan buat bagi waktu? Atau apa lo ga ngrasa kalo lo seharusnya bisa seneng-seneng kayak anak lain dan menikmati masa SMA lo?
Zee terdiam, dia belum bisa menjawab pertanyaan dari Mira. Mungkin pertanyaan yang pertama bisa dia jawab. Sesulit apapun itu pasti bisa Zee lakuin. Tapi tentang memikirkan perasaanya sendiri? Pikirannya berkeliaran, dia hanya bisa tersenyum. Seolah menjelaskan bahwa perasaannya baik-baik saja.

Seketika pulang, Zee masih memikirkan perkataan Mira. Perkataan itu selalu berkecimuk di dalam pikiran Zee sampai dia tidak fokus saat menyebrang. Hampir saja ia tertabrak sepeda motor karna dia kira lampu sudah menunjukkan merah. Tetapi untung ada seorang laki-laki berjaket hitam yang menolongnya. Laki-laki itu menarik tubuh Zee dan membawanya berada dalam dekapannya. "Seorang gadis memang sering ceroboh." Ucap laki-laki itu lirih. Zee sontak kaget dan ingin segera berbalik untuk melihat wajah laki-laki itu. Tetapi laki-laki itu keburu pergi dan berjalan jauh meninggalkan Zee. Zee sontak kaget, ia hanya bisa melihat laki-laki itu dari belakang. Memandanginya dari balik punggungnya yang tegap, seolah pesona dan kharisma laki-laki itu benar-benar memancar walau hanya dari belakang.

Dia benar-benar penasaran siapa laki-laki itu, dia berharap bisa bertemu dengan pangeran penyelamatnya.
"Wahh gawat nihh, udah telat gue!" Zee panik karna ia terlambat kerja, segera ia memaksimalkan laju larinya dan berharap bahwa bosnya tidak memarahinya.

"Sudah berapa kali Zee kamu terlambat kayak gini? Mau ya kamu saya pecat?" Bentak bos Zee.
"Maaf pak saya tadi ada insiden, saya janji tidak akan terlambat lagi. Bener pak ini yang terakhir kalinya."Pinta Zee.
"Insiden-insiden apaan! Awas ya kamu terlambat lagi! Cepat sana Kerja!"

****

Setidaknya keapesan gue kali ini masih bisa tertolong dengan bayangan laki-laki tadi. Ya Tuhan pertemukan aku dengan dia lagi.
"Gue berharap suatu saat nanti kita bisa bertemu, entah itu kapan."

Dee&ZeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang