Cowok Psikopat

0 1 1
                                    

"Eh lu tau ga Mir, kemaren gue ketemu cowok. Dan dia nylametin gue gitu.''
"Serius? Dimana? Emang lo kenapa?"
"Iya serius. Gue kemaren hampir ketabrak motor gitu. Terus dia nylametin gue."
"Akhirnya lo kenal spesies bernama cowok."
"Ngaco!!"

Zee masih tidak bisa berpaling dari kejadian kemaren. Bisa dibilang dia sangat terbawa perasaan dengan perlakuan cowok penyelamat tersebut. Bahkan bayangannya, harum tubuhnya masih melekat dipikiran Zee.

"Andai gue ketemu lo, bener bener gue bakal ngejar lo!" Ucap Zee serius.

Saat Zee pergi ke perpustakaan, ia memang sengaja pergi sendiri. Ia enggan mengajak ketiga sahabatnya itu, memang Zee ke perpustakaan pasti dia membutuhkan waktu yang lama.
Matanya tertuju pada seorang laki-laki ditaman, laki-laki bermata sayu itu begitu pandai dalam memainkan biolanya. Zee terhanyut, terhanyut dalam alunan lagu yang laki-laki itu mainkan.
Seolah membangkitkan semua kenangan-kenangan dimasa lalunya, memutar ulang semua rasa yang pernah ia alami. Sampai akhirnya satu tetes air mata jatuh mengenai pipinya yang merona.

"Apasih gue! Cengeng banget, denger lagu kayak gitu aja nangis! Fokus Zeina Pandiraga!"Zee menegaskan perkataan itu kepada dirinya

Sesampainya dikelas, Zee melihat anak-anak cewek termasuk ketiga sahabatnya itu menggosip ria tentang anak baru kelas IPA  2. Anak baru, siapa itu?
"Hei kalian ngomongin apa sih? Seneng amat."
"Anak baru IPA 2 Zee, tau gak lo? Yang ganteng itu lo.'' Jawab Fania bersemangat.
Memang anak cewek kelas Zee paling excited jika membahas laki-laki, apalagi kalo dia cakep, tajir dan juga keren.
"Belum, emangnya dia kenapa? Artis? Serius amat kalian gosipnya."
"Ihh kamu Zee. Bukan!! Tapi dia itu ganteng banget, keren, jago main musik lagi."
"Oohh."

Zee memang tidak pernah tertarik dengan bahasan-bahasan mengenai laki-laki. Yang dia tahu adalah laki-laki selalu mencari wanita yang sempurna. Sedangkan menurut Zee, ia jauh dari kata sempurna. Zee hanya diam kemudian duduk dibangkunya dan memandangi jendela kelasnya, terlintaslah bayangan sosok laki-laki penyelamatnya. Laki-laki yang mampu membuat Zee terpesona.

"Kantin yuk!" Ajak Risa kepada teman-temannya.
"Wahh siaap!"

"Eh gue aja ya yang pesen sekalian mau bayar hutang nih sama Bu Ros (Ibu kantin paling baik hati, langganan Zee, sekaligus langganan hutang Zee jika ia tidak punya duwit)."
"HAHAHAHA...OKEE!!"

"Bu pesen seperti biasa ya 4 porsi. Oiya ini sama uang yang kemaren, maaf ya bu telat bayarnya."
"Iya neng Zee tidak apa-apa. Sama ibu mah santai saja. Yaudah nanti ibu antar ya, ditempat biasa kan?"
Sudah menjadi kebiasaan bahwa Zee dan teman-temannya memang selalu makan ditempat paling pojok deket kolam. Entah, bagi mereka hal itu sudah menjadi nyaman. Setidaknya mereka bias bercanda dan tertawa lepas disana, atau menggosip tentang teman satu sekolahnya, bahkan guru dan karyawan sekolah pun sudah menjadi korbannya. Disinilah semua keluh kesah canda tawa mereka lakukan, seolah tempat ini menjadi tempat keramat yang akan mengenang semua kisah persahabatan empat serangkai ini.

"Eh lu kalo jalan liat dong, liat gak ada orang jalan?" Tatapan dingin itu menuju kearah Zee.
"Iyaa maaf kan gak sengaja. Namanya juga kantin, banyak orang, berdesakan itu kan wajar!"
"Iya wajar! Tapi yang gak wajar tuh gadis yang jalan terus matanya gak difungsikan kaya lu!"
"Lo kasar banget sihh! Marah-marah ga jelas, dasar psikopat!''
"Gue gak kasar ataupun marah ya! Gue cuma bilang doang! Dah sana minggir!
"HAAHH??!!!!"

"Baru liat gue ada orang yang psikopat kayak dia. Aneh bener sih tuh cowok!!" Gerutu Zee.
"Apaan sih Zee lo dateng terus marah-marah gak jelas?"
"Itu lo ada anak cowok yang songong, psikopat!! Ihh tau deh bete gue!"Zee berbicara dengan nada kesal.
"Hah anak cowok mana? Kelas apa?"
"Tau deh." (Segera Zee menyusuri keberadaan cowok itu. Pandangannya berputar disetiap sudut kantin, dan ternyata cowok itu berada tepat diujung tempat dia duduk)
"Nah naah tu cowok tuhh!!" Seru Zee sambil menunjuk cowok tersebut.
"Yaelah Zee, dia mah Defano Dirgantara. Zee lo gak tau? Dia tuh cowok yang kita rumpiin tadi. Lihat deh dia ganteng, keren, senyumnya manis, pinter lagi. Oh iyaa dia jago musik jugaa! Mantap gak tuh!"Seru Risa.

Zee tidak habis pikir kenapa teman-temannya justru tergila-gila sama anak cowok itu. Padahal menurutnya dia benar-benar orang aneh, orang yang dingin dan yang terpenting dia bukan cowok ganteng seperti yang teman-temannya bilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dee&ZeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang