Hari silih berganti di tengah medan perang sebelum liburan ini. Di tahun kedua ini, Tiara telah menuntaskan ujian akhir semesternya. Mungkin Dia akan mendapatkan nilai sempurna lagi seperti semester sebelumnya.
"Bagaimana kalau kita double date?" Anggi, sahabat Tiara, mengajaknya untuk refreshing ala anak remaja, tentunya kencan.
"Yah, gimana ya, paling Angga sibuk main game lagi. Nggak tega Aku buat ngajak Dia. Dia ngerjain soal UAS kemarin serius banget. Kasihan kalau sekarang Aku ganggu Dia." Tiara yang polos selalu mengatakan hal-hal positif.
Mungkin kencan bukan pilihan terbaik. Hari selasa besok, semua teman sekelas Tiara akan berkumpul untuk mengadakan pesta perayaan liburan. Meskipun kegiatan itu sebenarnya nggak penting-penting amat sih.
Mereka akan mengadakan acara nobar di sebuah cafe dan memasak masakan jepang bersama dengan seorang chef restoran muda bernama kanata Yamamoto. Dia adalah orang jepang yang telah pindah ke Indonesia sejak kecil.
Rapatpun diadakan untuk merencanakan semua kegiatan pada esok hari. Di hari senin ini, Mereka yang bertugas sebagai panitia acara berkumpul di rumah James, termasuk Angga dan Tiara.
"Tiara, bagaimana dengan fee untuk praktek memasak? Apakah sudah ditentukan anggaran maksimalnya berapa?" Hana bertanya kepada Tiara.
"Dengar, jangan tanya kepadaku mengenai biaya acara ini, aku di sini sebagai tim kreatif bukan bendahara."
Gilang yang tampak agak kesal menyinggung mengenai masalah uang iuran siswa, "hei, bukankah temanmu yang membawa uang itu, mengapa dia tidak datang?"
"Ini terlalu mendesak sebenarnya, kita sudah membooking cafe itu dan membayar dp-nya, tapi sepertinya persiapan kita kurang matang." Tiara agak khawatir dengan acara itu.
"Sebenarnya Aku agak curiga dengan Anggi, sepertinya ada yang tidak beres dengan uang iuran yang dibawanya."
Karena Liza mengatakan hal yang tidak-tidak tentang sahabat Tiara, Tiara kesal dan kemudian berpamitan untuk pulang. Dia tidak terima jika sahabatnya dicurigai seperti itu.
"Ayo Angga, kita pulang aja, Aku udah capek." Tiara menghela napas panjang.
Lagi-lagi Angga hanya terdiam sambil memandangi smartphone-nya. Dia sibuk bermain game untuk mengejar skor tertinggi. Tiara yang kesal kemudian meneriaki Angga.
Angga yang menjadi kesal hanya terdiam saat perjalanan pulang. Dia membonceng Tiara dengan ducati warna hitamnya. Kecepatannya yang cukup tinggi membuat Tiara kalang kabut.
"Pelan-pelan Ngga, lo pengen mati ya?" Tiara memukul bahu punggung Angga dengan keras.
Angga yang sedari tadi menghadap ke depan tidak terlalu konsentrasi dengan perjalanannya itu. Dia hanya mengingat game yang tadi dimainkannya. Meskipun Dia adalah panitia juga, tapi dia tadi hanya duduk di pojokan sambil bermain game.
"Awas, ada truk dari arah kiri." Tiara berteriak ketakutan.
Tapi Angga malah menaikkan kecepatannya untuk menghindari truk tadi. Saat dia melihat ke depan ada sepeda motor yang menyeberang dari arah kiri juga. Dia mengarahkan setirnya ke kiri dan jatuh ke sawah di pinggir jalan.
Semua orang berlarian ke sana karena mendengar suara yang amat keras. Mereka berpikir jika itu suara ledakan atau semacamnya.
"Ada sebuah sepeda motor terjebut ke sawah"
" iya, bukankah mereka masih remaja."
"Kau benar. Bagaimana Mereka bisa terjun ke sawah?" Semua orang kebingungan.Tiara yang setengah sadar terbangun dan bajunya penuh dengan lumpur. Dia terlempar beberapa meter dari ducati itu.
"Apa yang terjadi?" Tiara terus mengatakan berulang kali apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope
RomanceTiara adalah si gadis lugu yang mempunyai julukan super brain. Dia mempunyai target tinggi dalam belajar. Dia harus menjadi yang paling sempurna di kelasnya dengan nilai yang tidak main-main. Tuntutan orang tuanya yang begitu tinggi tidak membuat di...