AYAH

24 1 0
                                    

Taukah siapa yang ku rindu?
Aku rindu bayang" hidupku
Ayah
Engkaulah tameng ku
Engkaulah pedang ku
Dulu kau berdiri gagah
Di segani bagaikan raja
Tapi mengapa engkau pergi
Saat anakmu ini belum tau apa"
Belum mengenal dunia luar yang kejam

Ayah
Tegas lantang nasihatmu
Berdengung dalam nuraniku
Kau panutanku
Teringat saat ku nakal
Kau tak pernah memarahiku
Kau hanya diam
Tp diammu bagaikan neraka dunia
Bagaikan belati dalam jiwa

Ayah
Ku titipkan doa padamu
Kutitipkan rindu yang menggebu
Kulukiskan nama dalam Jiwa
Kau yang dulu kuat
Sekarang kau telah pergi
Apakah aku terlalu nakal bagimu?
Apakah aku mengecewakanmu?
Iya,aku anakmu
Anak yang selalu jaga agar tetap dalam sangkar
Anak yang selalu kau awasi saat ingin terbang

Ayahku...
Kau amat di segani
Lukisan dalam lengan mu
Menggambar keperkasaanmu
Lukisan dalam dadamu
Menggambarkan tulusnya cintamu

Ya,aku tau sekarang ayah
Pergi mu adalah kuasa tuhan
Iklasku bersamamu
Tp tangis dan rinduku tetap disini
Tentang dirimu, ayah

Kau selalu mengajari ku
Ajari aku tentang jalan yang benar
Tp tak semua yang benar itu baik
Bagimu yang baik itu benar

Ayahku...
Taukah kau seberapa rinduku ini?
Taukahkau seberapa tangis ku ini?
Hujan sore itu adalah gambaran tangis anakmu ini
Anak yang telah mengecewakanmu

Semesta ini jadi saksi
Bahwa seorang panutan tlah pergi
Dengan diringi tangis hujan
Diringi bunga" yang indah di setiap jalanya
Dan terpayungi bagai raja

Anakmu yang dulu selalu mengadu
Mengadu padamu saat terjatuh
Mengeluh padamu saat bimbang
Sekarang sudah dapat berfikir
Bahwa tak selamanya matahari
Akan ada waktunya bulan bintang
Tak kan selamanya terang
Akan ada Waktunya kelam     

Selamat membaca sobat sekedar kata yang tak sempat terucap..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebatas Kata Yang Tak TerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang