Kita tak pernah tahu kapan rindu bisa bertahta dalam kerajaan hati. Dan hati tak pernah bisa mengelak kepada siapa rindu itu tertuju, kepada sahabat, teman, ayah, ibu, adik, kakak dan siapapun. Tapi bukan rindu kepada mantan ya hehe.
Rindu itu ajaib, sungguh ajaib. Mengapa ajaib? Ya karena bisa saja masih ada ego yang terlampau tinggi untuk mengakuinya. Terkadang terlalu angkuh untuk menolak rindu, kendatipun menyiksa.
Tapi memang, tak semua rindu harus dituntaskan secara nyata. Ada rindu yang cukup disampaikan lewat doa bukan sekedar kata.
Rindu yang terhormat ialah ketika kita mampu dengan tanpa melukai diri maupun yang dirindu, mampu mengatasinya dalam doa saja.
Cukup dalam doa, bukankah rindu mampu menghunus dinding dinding ego, sekalipun lisan mengatakan tidak namun hati dan mata tak pandai berkata tidak.
Terkadang rindu tercipta karena jarak namun terkadang rindu yang sangat dalam ialah ketika yang dulunya saling akrab, sekarang seperti tak saling kenal, yang dulunya rajin menyapa dan sekarang bagai makhluk asing. Kawan, tolong jangan mencipta jarak sebab aku akan terlalu sibuk menimbun rindu.
Yah seperti itulah ajaibnya rindu.
Semakin tebal rindu terkadang semakin tebal ego untuk mengakuinya.
Wahai jiwa -jiwa yang rindu, selamat menikmati rindu.Berterima kasihlah pada Tuhan dan jarak, sebab dengan adanya jarak, Tuhan mengizinkan kita rindu.
Seperti Senja dan Bintang, kau tahu?Senja lebih memilih tak pernah bertemu bintang. Dengan begitu, bintang akan merindukan Senja.
Sederhana. Seperti itulah rindu.16 September 2018
Nina Arfiani Saud