Lonely

6 1 0
                                    

Byun Baekhyun, remaja SMA dengan segudang keindahan. Di sekolah tak ada yang tak mengenal dia, pangeran berhati malaikat. Terlahir dari keluarga kaya raya yang merupakan salah satu penyumbang terbesar bagi sekolah dan jangan lupakan fakta ia merupakan keturunan salah satu bangsawan yang terkemuka kala kerajaan negrinya berjaya.

Meski begitu Baekhyun tak lantas menjadi arogan yang penuh kuasa, sebaliknya ia ramah dan periang, suka berceloteh dan membuat lelucon yang membuat suasana selalu dalam kecerian, berteman dengan siapa saja tanpa memandang status. Betapa orang-orang sangat menyukai kepribadiannya.

Orang-orang sangat berharap mempunyai kehidupan seperti Baekhyun. Mereka memuja kehidupan Baekhyun yang begitu indah. Tanpa tahu kehidupannya tak seindah yang mereka pikir, tanpa tahu ia malah mengharapkan kehidupan yang berbeda dari yang ia jalani sekarang. Bukan karena ia membenci setengah mati hidupnya. Tidak, ia tak seangkuh itu dengan tak mensyukuri hidupnya. Ini hanya harapan kecil seperti orang lain yg juga ingin kehidupannya lebih baik. Hanya itu.

"Eomma, Appa.. hari ini kalian akan pulang lebih awal kan?." Tanya Baekhyun dengan nada kecerian seperti biasa, cengiran diwajahnya yang sedikit belepotan coklat sehabis mencomot roti samakin membuatnya terlihat manis. Ah dia benci kata manis diandingkan bersama namanya, karena menurutnya ia ganteng. Meski setiap kali ia menyeruakan pendapatnya sambil cemberut orang-orang tertawa dan mengatakan ia semakin manis. Sungguh terlalu!.

"Hmmm.. mungkin Baek-ah." Ujar sang Papa sambil mengecek Arlojinya, tandanya sudah siap pergi ke kantor.

"Eomma...?." Desaknya lagi setelah menunggu beberapa menit sang mama tak merespon pertanyaan.

"Ah, akan Eomma usahakan oke..." kembali sang Mama mengetik sesuatu di ponselnya sambil sesekali mengunyah roti sebagai sarapannya.

"Janji oke?." Baekhyun memandang mama dan Papanya bergantian meminta persetujuan mereka dengan mata berbinar.

"Oke..." janji pun telah dibuat.

"Nah, saatnya berangkat. ayo sayang, kita harus bergegas... akan ada rapat pagi ini yang memerlukan kehadiranku. Dan Baek-ah jangan berbuat onar disekolah!."

"Siap Bos." Hormatnya sambil terkekeh.

Orang tuanya telah pergi, sekarang ia hanya sendiri dimeja makan. Senyuman yang biasa bertengger di wajahnya pun perlahan memudar bersama kesunyian ini.

"Semoga mereka tak berbohong lagi." Gumamnya sambil menghela nafas dengan sedikit kasar, kemudian beranjak dari ruang makan untuk pergi menunaikan tugas sebagai pelajar SMA.


...........


Malam semakin larut, tersisa suara denting jam yang menjulang tinggi di ujung ruangan. Namum hal itu tak serta merta membuat Baekhyun beranjak dari kursinya. Ia menatap dan minuman yang ada di hadapannya, kemudian melirik kearah pintu berharap akan ada yang akan datang.

"Aku berharap mereka benar-benar pulang malam ini." Ia tahu ini adalah pengharapan yang sia-sia. Tapi hey siapapun boleh terus berharap bukan? Terlebih pada hari seistimewa ini, penghujung tahun yang bersamaan dengan hari kelahirannya. Toh orang tuanya telah berjanji untuk pulang. Mereka akan menepati janji bukan (?).

Tak ada satupun makanan yang tersentuh diatas meja, tidak pula dengan makanannya. Masih ada dua jam tersisa hingga jam berdenting-denting tanda tengah malam, juga sebagai akhir merayakan ulang tahun dan tahun baru bersama keluarganya. Bukan karena ia tak punya acara, tapi ia menginginkan keluarganya berkumpul pada hari seperti ini meski hanya sekali.

"Baekhyun-si sebaiknya anda makan terlebih dahulu saja, mungkin tuan dan nyonya akan pulang terlambat." Pelayan itu menatapnya iba.

"Tak apa aku ingin tetap menunggu, sebaiknya bibi istirahat lebih dahulu." Mencoba tersenyum, meski Baekhyun tahu ini sudah terlalu untung pulang terlambat. Paham tuan mudanya ingin sendiri, sang pelayan pun undur diri.


............


Waktu telah menunjukan tengah malam, itu artinya ia harus menyerah seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia melihat kembali hidangan diatas meja dengan tidak berselera, memakannya sedikit hanya untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya. Kemudian beranjak menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

Seperti harapan tahun-tahun sebelumnya ia berharap tahun berikutnya ia tidak sendiri lagi, Mama dan Papanya tak lagi melupakan arti 1 Januari serta tak mengingkari janji. Ia tetap mengharapkan hal itu meski keyakinannya makin terkikis tiap tahunnya.

Tak apa, ia telah melewati hari ini. Ia bisa melakukannya meski sendiri. Tak apa, ia sudah biasa. Saatnya memejamkan mata menanti hari esok dengan senyum seperti biasa. 'Jangan terlalu bersedih Baekhyun, kamu sudah biasa menghadapi ini' ujarnya dalam hati. Tak lama kemudian ia terlelap tanpa menyadari ada suara kecil dari HP nya yang tergeletak diatas meja dekat kasurnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sayang maaf kan Eomma dan Appa hari ini tak bisa pulang, Ada acara yang harus kami hadiri malam ini, tak usah menunggu kami pulang. Nah selamat tidur dan mimpi indah Baek-ah.

From : Eomma

~END~


--------------------------------------------------------------------------

P.S. Tanggal ultah Baek sengaja diubah biar bisa menyesuaikan alur ceritanya hehe.

Ini Fanfic pertama saya disini maaf kalo kurang berasa feelnya, semoga suka dan ditunggu kritik beserta sarannya


LonelyWhere stories live. Discover now