Warning: sedikit perbedaan dari WY1, mature content, mpreg.
Menjadi orang jahat memang lebih mudah dibandingkan menjadi orang baik. Chanyeol percaya itu, ia bahkan sudah membuktikannya sendiri. Ia sudah lelah berjalan kesana-kemari untuk melamar pekerjaan, tetapi tidak ada satu pun yang menerimanya. Mulai dari bengkel, restoran, minimarket, bahkan tempat les Bahasa Inggris. Dulu sekali ia memang menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris, dan ia cukup menguasainya.
Chanyeol duduk di kursi taman. Ini sudah gelap, dan udara semakin dingin. Chanyeol merapatkan tangannya, mencoba mencari kehangatan dari tubuhnya sendiri.
"Hah."
Chanyeol menghembuskan nafasnya kasar. Kenapa tidak ada satupun tempat kerja yang menerimanya? Apakah karena penampilannya yang terkesan liar? Apakah karena ia seorang perampok? Apakah karena ia gay? Ah, Chanyeol hanya melebih-lebihkan situasi. Sekarang ini memang tidak mudah mendapatkan pekerjaan, ya, pasti begitu!
Chanyeol memejamkan matanya. Ia harus mendapatkan pekerjaan dengan cepat. Ia membuka dompetnya, terselip sedikit uang disana, tetapi ia enggan memakainya. Uang itu untuk Sehun, batinnya. Ah, hanya menyebutkan nama Sehun saja sudah membuatnya semangat kembali. Memang Sehunlah alasan sebenarnya ia memutuskan untuk berhenti merampok dan mencari pekerjaan.
—FLASHBACK ON—
Chanyeol berjalan terhuyung, tadi ia minum berbotol-botol soju bersama beberapa temannya. Ia masuk ke dalam rumahnya dengan susah payah, tetapi ia akhirnya berhasil. Sehun menunggunya di sofa yang terlihat usang, setengah tidur setengah sadar, jam di dinding memang sudah menunjukkan pukul dua pagi.
"Hyung, akhirnya kau pulang." Sapa Sehun sambil tersenyum. Ia merangkul pundak Chanyeol, lalu menuntun Hyungnya itu untuk berbaring diatas ranjang.
"Hunnie, kau cantik sekali malam ini." Bisik Chanyeol sambil menyentuh pipi Sehun.
Sehun menundukkan kepalanya, walaupun sudah tidak terhitung berapa banyak Chanyeol memujinya, ia tetap merasa malu.
"Sayang, kemarilah, duduk di pangkuan Hyung." Perintah Chanyeol.
Sehun menatap wajah memerah Chanyeol dengan ragu, sebelum akhirnya ia mendudukkan bokongnya diatas pangkuan Chanyeol. Chanyeol mengelus kedua sisi pinggang Sehun, naik ke punggungnya, lalu turun ke pinggulnya. Sehun menggigit bibirnya, menahan desahan. Pinggul merupakan salah satu titik sensitifnya.
"Kenapa, sayang? Jika kau ingin mendesah, kau bisa melakukannya. Hyung sedang menggodamu." Kata Chanyeol dengan seringainya. Ia mulai mengulang apa yang tadi dilakukannya, kali ini dengan tempo yang lebih pelan.
"Hnghh, Hyunghh," Erang Sehun sambil meremas pundak Chanyeol. Chanyeol mendekatkan bibirnya ke leher sang submissive, lalu ia mengecup dan menggigit pelan beberapa titik sensitif Sehun disana. Sehun hanya bisa mendesah dan mengerang, sambil meremas pundak sang dominant.
Chanyeol melepaskan kaos yang dikenakan Sehun, lalu kemudian sibuk dengan nipple merah mudanya. Meremas, memelintir, menghisap. Sehun masih setia meneriakkan nama Chanyeol dan meremas pundaknya.
Dengan terburu-buru Chanyeol melepaskan sisa pakaian Sehun dan pakaiannya. Kejantanannya sudah menegang sempurna. Begitu juga dengan hole Sehun yang sudah berkedut. Chanyeol mengangkat sedikit pinggul Sehun, lalu memasukkan penisnya kedalam hole Sehun dengan mudahnya.
"Ahh, Hyung!" Jerit Sehun. Tidak seperti biasa, Chanyeol tidak mempersiapkannya dahulu. Ini terasa sangat sakit.
"Tenanglah, Hunnie. Hyung akan membuatmu merasa seperti di atas awan setelah ini." Bisik Chanyeol sambil menggerakkan pinggul Sehun naik-turun.