Kau Nyata

13.1K 825 31
                                    

Gadis itu menolehkan wajahnya ketika ia sadar jika ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya. Mata bulannya menatap bingung pria yang berdiri di depan pintu.

Pria berambut dark blue dengan mata onyx nya yang membulat.

"Kau....??!" Seru pria itu keras. Membuat gadis itu memiringkan kepalanya tanpa membuka mulutnya.

*

Sasuke Benar benar tidak percaya dengan penglihatannya sekarang. Apakah benar yang menatap nya adalah gadis itu?

Gadis manis yang dulu ia sakiti?

Gadis yang membuat amarahnya selalu memuncak  hanya karena ia menolaknya dulu?

Namun semua ini terasa sangat ganjil. Bukankah dia sudah di kabar kan meninggal?

Jika begitu, lalu siapa yang menatap wajahnya dengan bingung sekarang?

Pria itu mengerjapkan kedua  matanya, memastikan bahwa penglihatan pria itu tidak salah.  Setiap kali ia mengerjapkan kedua matanya,  gadis itu tetap ada berada di depannya.

Menatapnya dengan mata besar peraknya yang di penuhi tanda tanya.

Akhirnya dengan pelan kaki besar pria itu berjalan mendekat tanpa memutuskan kontak matanya pada gadis itu.

Hinata tampaknya tidak menyukai kehadiran pria itu di dalam kamarnya. Terlihat, ketika alisnya mengerut tidak suka dan menjauh ke sudut tepat di sudut jendela besar.

Sasuke sendiri tidak mengacuhkan reaksi gadis itu. Ia terus mendekat hingga berada di samping ranjang besar itu. Menatap dalam dalam seluruh wajah penuh serpihan roti dan cokelat itu.

Ia mengangkat tangan kokohnya dan bergerak mendekati sisi wajah itu.

Hinata mengerjapkan kedua matanya dan mulai mendesis seakan memperingatkan agar pria itu tidak menyentuhnya.

Hangat.

Sentuhan kulit lembut itu begitu hangat di permukaan telapak tangannya yang kasar.

Hinata mencebik kesal.

"Menhauh..!" Teriaknya, menepis tangan besar itu agar menyingkir dari sisi wajahnya.

Sasuke tidak menyukai respon gadis itu pada dirinya. Ia menatap tajam gadis itu. Namun, sama sekali tidak berefek padanya.

Sasuke mengerutkan keningnya dengan bingung melihat reaksi gadis itu yang berbeda, tidak seperti dulu.

Kemana gadis pemalu dan penakut itu?

Ia tidak memusingkan semua itu, baginya yang terpenting adalah gadis itu masih hidup. Tepat di hadapannya dengan tubuh utuh tanpa lecet. Pria itu menatap setiap jengkal gadis itu, mulai dari bawah hingga ke ujung rambutnya.

Rambut indigo nya semakin panjang dengan Wajah yang tampak semakin bulat, perut ramping, dengan sepasang bulu mata yang begitu lentik dan lebat. Hidung mancungnya yang mungil hingga pada bibir mungil pink menggoda dan juga sepasang payudara besarnya yang semakin menantang.

Pria itu bisa merasakan gairahnya yang begitu memuncak, melihat perubahan tubuh gadis itu yang semakin menggoda.

Ia meneguk saliva nya dengan kasar dan tampak meringis ketika miliknya tersentak bangun.

Brengsek!

Gadis itu dengan mudahnya membuat tubuhnya begitu panas seperti ini.

Pria itu menahan hasrat nya  dengan mati matian. Ia tidak ingin menyerang gadis ini sekarang, setidaknya belum.

[7] BROKEN HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang