"Arrgghh!!"Kintan membantingkan tubuhnya ke atas kasur,merenggangkan seluruh badannya setelah sekolah. Bukan hanya lelah, tapi ia juga merasa harus ada yang diubah lagi dari hidupnya.
ya, gue harus bilang ke Papa. Kalo Papa pasti ngizinin gue pindah-Batin Kintan, dan ia langsung menghampiri Papanya yang ada diruang keluarga.
"Papa..". Kintan duduk disebelah Papa nya
"Apa Nak?"
"Kintan pindah sekolah ya?".Pintanya manja.
"No.. No..No. kamu ga boleh pindah sekolah". Suara Linda terdengar dari balik pintu kamar, "Ga ada pindah-pindah sekolah, udah di permata aja. Bagus gitu sekolahnya, guru-gurunya baik. Ada yang salah?".
"Tapi ma.. "
"Ga ada tapi-tapi an. Kalo mau pindah, pindah aja. Cari duit sendiri,ga usah minta Papa Mama".
Reno-Papa Linda hanya diam saja, merasa semua ucapannya sudah diwakili oleh sang istri.
"Pa.. Kintan mau pindah, huhuhu".
Acting mode on
"Huu.. Pengen pindah.. Mama Papa jahat! Huuu".
ih kok ga di respon -batin Kintan, sambil melirik kedua orang tuanya.
"Udah actingnya?". Tanya Papa nya, sambil mengusap rambut anak manjanya.
"Ihh. Kintan kan ga acting".Kintan mengerucutkan bibirnya.
"Udah, mending kamu tidur. Siap-siap besok sekolah. Sana ke kamar".Perintah Mamanya
Dengan berat hati, Kintan melangkahkan kakinya menuju kamar.
"gagal..".gumamnya
Jam sudah menunjukkan pukul 20.00, sebenarnya Kintan sudah pulang sekolah sejak pukul 17.00.Tapi,ia mampir ke rumah sakit untuk menjenguk kaka sepupunya.
Dalam hitungan menit, Kintan sudah tertidur dengan seragam yang masih melekat ditubuhnya.
Dan Kintan tampak nyenyak dalam tidurnya.~~~~
"Dian, ke kantin yuk!".Ajak Kintan.
"Let's go babe!".
Ini hari pertama Kintan ke kantin,kemarin iya masih malu-malu dan hanya berdiam dikelas walaupun sudah dipaksa oleh Dian. Dan Kintan pun, sudah merasa nyaman dekat dengan Dian.
"Stop Kintan".Tangan Kintan ditarik kebelakang oleh Dian.
"Lah, kenapa?".Kintan melirik ke arah yang ditunjukkan oleh Dian.
Mampus -batin Kintan.
"Eh.." Kintan tersadar untuk kedua kalinya.
"Napa lo?". Dian heran melihat wajah Kintan yang gugup.
"Gak, gue cuma laper aja. Yuk ah ke kantin". Kintan berjalan mendahului Dian.
Mati aja deh gue sekarang- batin Kintan
Akhirnya, dua gadis ini memilih meja paling ujung, tapi bukan di pojok. Karena sudah menjadi sebuah ketetapan hampir semua sekolah, meja pojok ditakdirkan untuk anak-anak berandal.
Tapi ganteng juga -batin Kintan
"Eh, ada loh Kakel ganteng banget, pujaan hati gue. Tapi punya orang". Ucap Dian sambil memilih menu makanan.
"Curhat lo?".Tanya Kintan cuek
"Bentar... bentar,Mbak uci aku pesen satu nasi goreng sama lemon tea".Teriak Dian pada mbak uci-penjaga kantin.
"Sama Mbak".Disusul Kintan.
"Kin.. Itu, tu... My bebep tercintah".Dian mengembangkan senyumnya.
"Bucin lo. Paling selera lo rendahan".Ejek Kintan
"Liat dulu bego". Dian menoyor kepala Kintan.
"Mana?"
Nyesel gue balik ke indo -batin Kintan
"Iya ganteng,gue puji deh. Eh, tapi emang siapa yang punyanya?".Tanya Kintan penasaran
"Tuh, kak Lisya".
Jijik banget sih,pake pegangan tangan segala. Geli gue -batin Kintan kesal
"Emang mereka beneran pacaran?".Tanya Kintan lagi.
"Sesuai gosip yang beredar sih gitu,kok lo jadi kepo gini sih.naksir juga ya lo?"
"JIBANG!".
Tiba-tiba terdengar derap langkah seseorang dari belakang Kintan,
"Kalem dong, jangan ngegas gitu".Ucap seorang cowok.
Suara khas itu..
"Hai Kintana Senja Elfeera". Kintan berbalik, Dian malah sumringah."Gue duduk sini ya?".
Gue ga ngizinin pun, lo pasti maksa- kintan kesal
"Apa kabar Tan?". Tanya Rafael dengan senyum khas nya yang tak ia tinggalkan, menjadikan wajahnya kian tampan. Sempurna.
"Apa sih lo? Pergi sana.jijik gue deket lo". Jawab Kintan sinis.
"Kabar Kintan baik kok kak.Kaka ga nanya kabar aku?".Tanya Dian asal ceplos.
"Gue cuma pengen nanya sama Kintan,Ga sama lo. Lo mau makan bareng gue ga disana". Ajak Rafael dengan senyum nakalnya,sambil menunjuk ke meja pojok. Menurut gadis-gadis lain, itu senyum memikat, tapi bagi Kintan itu senyum terlaknat.
"Ogah".Jawab Kintan singkat.
"Kok gitu sih, yaudah gue makan disini ya?".
"Dian, pergi aja yuk".ajak Kintan
Saat Kintan beranjak pergi, tangan Kintan ditahan oleh Rafael.
"Ya udah, gue yang pergi. Makan yang banyak ya, jangan lupa sebelum makan harus... Inget gue, biar makannya tambah enak,haha".Rafael melangkah pergi.
Lama-lama lo juga yang gue makan -batin Kintan sangat kesal
Kintan yakin, tatapan Dian menyatakan bahwa ia ingin tahu segalanya, setelah apa yang barusan terjadi.
"Pasti lo kepo kenapa Rafael bisa kenal gue. Gue percaya sama lo, lo jangan ember.Janji oke,dia itu....."
****
HELAWW!!
Apa kabar??
Chapter baru, semangat baru^^
Vomment-nya ya gaes:*
Gudbay:))
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRINCE
Teen Fiction"Ini real life, bukan wattpad.Jadi jangan ngarep apa-apa deh lo" -Fabian Rafasha Vantino "lu pikir gue mau sama lo?!" -Kintana Senja Elfeera "Ga maksud ngerebut, tapi apa daya kalo dia nya dah kepincut" ...