Prolog

124 43 24
                                    

[357 kata]


Kubisikkan kerinduan
Angan membayang

Kubisikkan ketakutan
Racau melayang

Kau masuk bagai setan
Yang penuh rasa sayang

A. D.

ㄴㄱ·ㄴㄱ·ㄴㄱ

Berbicaralah pada angin, barangkali itu akan menghibur.

Seharian ini aku dikacaukan oleh banyak tugas, penindas, dan guru yang luar biasa pedas. Tunggu, apa aku baru saja berbicara dengan berima? Itu bagus! Aku harus menuliskannya! Sebentar, mana, ya, bolpenku tadi?

Ah, tidak. Jangan lagi.

Maaf, Kawan-kawan. Aku sedang stres. Dan itu membuat otakku kelewat nggak beres.

Omong-omong, aku Ashley. Ashley Dandelion. Bagus, kan, namaku? Hanya sebagai pengingat saja, semoga aku tidak kehilangan jati diri karena Ny. Stephanie memuntahkan seluruh cerita sejaraj di kelas, dua jam tanpa jeda dan ... wah, aku kehilangan kata-kata.

Pokoknya, aku sudah pulang sekolah sekarang. Aku sedang duduk di dalam bis antar-jemput khusus sekolahku. Keadaan di bis luar biasa ramai dengan gumaman dan obrolan yang terdengar tumpang-tindih di telingaku.

Aku memejamkan mata, mengimajinasikan sesuatu yang lebih indah.

Aku, berdiri di atas kursi duduk bisku sambil berkacak pinggang. Mataku berkilat-kilat, mungkin. Entahlah, aku sedang tak berkaca.

Intinya, aku kemudian berteriak dengan lantang sambil menutup mata dan telingaku rapat-rapat, "DIAAAM! TAK BISAKAH SEORANG SAJA MENYADARI KALAU AKU SEDANG SENEWEN!"

Hening. Semua orang diam tanpa terkecuali. Aku tersenyum timpang, sinis dan puas. Lalu aku turun dengan epik dari tempatku berdiri dan duduk lagi dengan elegan.

Aku mengembuskan napas. Mau bagaimanapun, itu cuma imajinasi. Sedetik setelahnya, kudapati diriku sendiri yang memilih diam tanpa mengalihkan pandangan dari pemandangan yang diteruskan lewat kaca jendela bis.

Aku mengembuskan napas lagi. Wah, indahnya dunia.

Tak usah mencari alasan. Tak usah mencari akar dari ketidakjelasan ini. Nggak perlu. Toh, aku bukanlah anak yang penting-penting amat untuk kaupedulikan lebih dari sedetik. Yah, seharusnya kausadari sendiri kalau sedari tadi tak ada yang duduk di sampingku atau barangkali menanyaiku mengapa aku begitu murung sejak hari pertama sekolah. Apa aku bilang padamu?

Makasih,karena aku sudah terlanjur bilang.

OKE, ASHLEY! Kau harus mulai menata pikiranmu, pikirku, hentikan kebiasaan melanturmu!

ㄴㄱ·ㄴㄱ·ㄴㄱ

N. b. Revisi entah yang ke berapa~

Btw, I'm coming back, guys!

Menekan bintang dan bercuap di sini dapat menyebabkan saya bahagia, guling-guling, baper dan jadi ngga caper dan laper

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Morgwinn: The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang