Bath Room Insiden & Missing Piece

67 0 0
                                    

Kali ini, aku ingin menceritakan sebuah kisah yang berpusat pada seorang laki-laki berdarah campuran. Eh tunggu dulu, ini bukan darah campuran seperti Proffesor Severus Snape di serial Harry Potter, yang dimaksud darah campuran disini adalah campuran dari darah Asia Tenggara dan darah Canada.

Jika kalian berpikir bahwa cerita ini akan miskin pria tampan, kalian salah.

Cerita ini tidak hanya berisi si laki-laki berdarah campuran, ada banyak tokoh di dalamnya. Hanya saja, aku ingin mengingatkan dari awal, bahwa dalam setiap cerita pasti memiliki pemeran utama yang menjadi pusat cerita.

Kali ini aku memilih si laki-laki berdarah campuran itu sebagai pemeran utama. Semoga saja dengan keberadaan dia, cerita ini menjadi semakin menarik.

Penasaran dengan kisahnya?
Baiklah, aku akan mulai bercerita semampuku.

Suatu hari, di sebuah kos-kosan elit.
Hiduplah dua puluh tiga laki-laki dari beragam usia, ada yang sudah berkepala dua dan bekerja, ada yang masih kuliah dan ada juga yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.

Mereka semua hidup rukun, ya walaupun tidak serukun seperti di film-film brother goals tetapi solidaritas dan kerukunan mereka bisa dikatakan lumayan lah.

Kalian tahu kan, hidup tidak akan berwarna tanpa konflik, seperti ketika kalian membaca cerita saja, jika tidak ada konflik, rasanya hambar. Begitu pula kehidupan mereka, tanpa konflik suasana kos-kosan akan terasa hambar.

Namun sampai sekarang, konflik-konflik yang mereka alami masih dalam kategori kecil sih, belum sebesar seperti perselingkuhan apalagi pembunuhan. Bagaimana dengan pencurian?

Ada sih, hanya pencurian kecil, seperti Haechan yang mengambil charger handphone Jeno atau telur Mark yang selalu hilang di kulkas, sampai sekarang misteri hilangnya telur Mark masih belum terpecahkan.

Bukan karena misterinya terlalu rumit, hanya saja si pencurinya tidak mau mengaku, padahal Mark tidak akan marah jika ada yang mencuri telur-telur kesayangannya.

Ya, paling-paling minta ganti rugi lah. Harga telur tidak murah asal kalian tahu. Iya, tidak murah jika semua telur yang hilang ditotalkan.

Sampai suatu ketika, di liburan tahun baru mereka para penghuni kos memutuskan untuk tidak pulang kampung.

Mereka ingin mencoba berlibur ke luar pulau Jawa agar hubungan sesama penghuni kos semakin erat. Nana, mahasiswa Ilmu Komunikasi yang berasal dari kota Tasik itu mengajak mereka untuk berlibur ke pulau Lombok.

Lumayan lah cukup banyak wisata alam disana.

Mereka pun berangkat dari Bandara Adisucipto di Yogyakarta. Perjalanan dari kota Yogyakarta menuju Lombok tidaklah lama, hanya sekitar satu setengah jam saja. Singkat bukan?

🏖️🏖️🏖️


"Satu... Mas Taeil.."

"Dua... Johnny..."

Di depan gerbang sebuah hotel bernuansa tradisional sekitar pantai, terlihat seorang pria berumur sekitar dua puluh lima tahun sedang menghitung anggota kelompoknya.

Jemarinya sibuk menunjuk mereka yang sudah masuk ke hitungannya, wajahnya benar-benar terlihat serius.

Hingga kemudian, pria tampan dengan kedua mata tajamnya itu mengerutkan dahi lebarnya. Merasa ada yang tidak beres, pria itu kembali menghitung anggotanya.

"Sembilan Lucas... Sepuluh... Mar---"

"tunggu dulu... dimana Mark?" pria itu bertanya pada dirinya sendiri. Keadaan sedang ramai saat itu, membuat yang lain tidak mendengar suara si pria bermata tajam.

ESCAPADE [23+1] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang